Ekstrakulikuler Teramanjing

0 0 0
                                    

Ekstrakulikuler adalah sebuah kegiatan diluar Pembelajaran yang diikuti oleh beberapa siswa dengan satu buah tujuan. Didalam kegiatan ini siswa diharapkan dapat mengasah ketrampilannya dan juga mempererat silaturahmi.

Hari ini hari selasa, Ferry yang telah selesai dari sekolahnya berjalan santai melalui lorong. Siswa siswi nampak melewatinya dari arah yang berlawanan, masing masing dari mereka membawa tas mereka di punggungnya. Ferry melewati mereka dengah hati hati dan berharap untuk tidak mencari masalah dengan mereka. Karena ini adalah area kelas 12, mereka adalah sang penguasa sekolah.

Ferry tiba di depan sebuah ruangan yang cukup sepi. Di depan pintu tersebut ada 3 pasang sepatu yang sudah tiba sebelumnya. Di atas pintu tertulis 'ekstra teater' Ferry melihatnya secara seksama karena tulisan tersebut hampir hilang.

"apa benar ini tempatnya" batin Ferry.

Ferry menjadi ragu untuk masuk keruangan tersebut, tetapi bagaimanapun Ferry telah memilihnya.

~~~

Pada saat MPLS hari terakhir Ferry dan seluruh teman dikelasnya mendapat selembar kertas. Dengan tulisan EKSTRAKULIKULER terpampang di bagian atas dengan jelas. Didalamnya terdapat berbagai pilihan kegiatan ekstrakulikuler. Diantaranya ada pramuka, PMR, musik, KIR dan lain sebagainya.

Sebenar Ferry tidak meminati kegiatan ini, tetapi setiap siswa wajib mengisi minimal satu ekskul. Ferry pun memilih acak dan memutuskan untuk mengikuti ekskul teater.

Sementara Ferry mendengar bahwa Ando mengikuti Karate, Nina mengikuti PMR, Faiz mengikuti KIR, dan Didin mengikuti Sastra.

~~~

Ferry melepas sepatunya dan hanya mengenakan kaos kaki di kakinya. Dia membuka pintunya perlahan.

"permisi" ucap Ferry pelan.

Pintu terbuka secara perlahan dan memperlihatkan 3 siswa yang tengah duduk dilantai mengitari sebuah meja dengan kaki pendek. 1 laki laki tampan dan 2 perempuan yang satu berkacamata yang satu mengepang rambut. Mereka bertiga menengok kearah Ferry yang baru saja tiba. Ketiganya merespon dengan ekspresi bisasa.

Ferry sebenarnya mengharap sambutan yang layak untuk anggota baru. Tetapi pikiran tersebut segera ia buang, karena dia memang tidak tertarik mengikuti Ekskul. Namun bagaimanapun juga situasi ini sangat aneh. Mereka bertiga segera mengalihkan pandangan Dari Ferry dan kembali ke keadaan semula.

"eh, apaan nih. Gua dicuek in"

Ferry memasuki ruangan tersebut dan kembali menutup pintunya. Didalam ruangan tersebut sangat terang seperti seluruh sinar matahari dapat memasukinya. Ruangan tersebut terlihat sangat damai, rapi dan bersih. Diujung ruangan terdapat cendela yang mengarah langsung keluar area sekolah, memperlihatkan pemandangan kota yang terik. Terdapat berbagai properti teater yang tertata di rak kayu disamping 3 siswa tersebut. Disisi lain terdapat lemari piala yang masih sepi. Didalamnya hanya ada 1 buah piala.

Ferry mendekati mereka dan mencoba untuk bergabung. Suasana dalam ruangan menjadi canggung saat Ferry ikut duduk. Dia duduk menghadap kearah 3 siswa itu.

"apa ini, apakah mereka pendiam atau semacamnya"

Ferry melihat ketiga siswa ini sepertinya tidak senang dengan kehadiran Ferry. Mereka sama sekali tidak mempedulikan kehadiran Ferry.

Ferry ingin memulai pembicaraan tetapi dia merasa sangat gugup dan malu. Bagaimanapun, Dia merasa sangat malu dan tidak bisa dijelaskan. Rasa malu itu muncul tiba tiba tanpa ada alasannya. Dia berfikir jika berbicara akan menimbulkan kecanggungan dan tidak tau akan meneruskan pembicaraan seperti apa. Namun kini belum apa apa suasananya sudah tidak cocok, apa yang harus Ferry lakukan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 Tolol Lebih dari TololTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang