Deux

492 62 4
                                    

Deux >> Two.

Ashley mengacak-ngacak rambut coklatnya yang terurai panjang tak beraturan, wajahnya yang berbentuk oval terlihat tertekuk sambil memandangi setumpuk kertas-kertas berwarna putih tersebut, sudah seminggu ini pekerjaannya terbengkalai tak terurus.

Ashley mengambil handphone yang ia letakkan tak jauh dari tempat ia duduk, Ashley mencari nomer Harry. Siapa tahu setelah menelfon Harry, fikirannya yang kacau bisa kembali jernih, walaupun sebenarnya Ashley sendiri tidak yakin.

Nada tunggu pertama tidak diangkat, kedua sama saja. Sampai pada nada tunggu keempat terdengar bunyi klik, baru saja Ashley hendak menyapa Harry dengan panggilan sayang dan ungkapan rindu yang sudah ia siapkan, mulutnya tiba-tiba saja kelu.

"Oh yeah, mhmm faster babe, oh good. I'm coming ah, uh goddes! fuck dammit!"

-

"Ayolah Niall, semangat sedikit kau tidak lelah memasang tampang seperti ikan ini?" aku melirik Zayn yang mengambil seekor ikan dengan mata tertutup serta mulutnya terbuka lebar, apakah sejelek ini wajahku? That's why Ashley won't gimme a chance to get a personal with her? oh fuck.

"Hey, Zack!" aku menepuk pundak Zayn yang menoleh sambil menaikkan kedua alisnya dengan tampang sok keren, "aku ingin bertanya, kenapa kau lebih memilih bekerja denganku ketimbang bekerja bersama Ayahmu?"

Aku memandang Zayn yang kini tengah terdiam, hey kalian tahu? sebenarnya Zayn ini adalah putra dari seorang pengusaha kaya. Entah apa yang membuatnya ingin berteman dengan aku yang notabene orang yang tidak mampu- oh okay fine, aku miskin- bahkan sangat miskin. Kalian puas?

"Aku tidak tahu," Zayn mengendikkan bahu dengan tampang acuh, "Dad selalu mengekangku dengan berbagai keinginan anehnya. I just wanted to be free, chased my goddamn dream without forced from anyone, but my dad won't let me chased my fucking dream, so here I am with you, Jerk."

Seaindanya Zayn tidak mengahajar wajahku sampai babak belur, pasti aku sudah memeluknya sampai kami berdua dikira penyuka sesama jenis. Ternyata jadi orang kaya itu tidak begitu enak juga, mendapat paksaan dari sana dan sini, tapi hey! jadi orang miskin juga susah, buktinya tiap pagi aku harus mengantri mengambil air di sumur, hell yeah.

"Sudahlah," Zayn menendang bokongku dengan lututnya, Fuck- it hurts. "Lebih baik kita memasang wajah setampan mungkin, siapa tau satu- atau dua pengunjung akan datang dan membeli semua ikan-ikan ini. Go Niall! Go Zayn!"

Selain bodoh, Zayn ini ternyata dungu.

-

"You're Jerk! stay away from me!" Ashley berteriak kepada Harry yang memandangnya dengan kedua alis terangkat tinggi, "I'm enough with you Harry fucking Styles! Fuck off!"

"Hey-hey calm down Ash," Harry berjalan mendekat kepada Ashley yang hanya bisa duduk di pinggiran tempat tidurnya, "ini semua tidak seperti yang kau kira, kau salah paham. Its not me, I swear on my life."

"Don't you fucking dare to touch me asshole," Ashley menyentakkan tangan Harry yang tengah melingkar di punggung Ashley, "it hurts Harry, you cheating on me. You liar to my dad. You dissapointed me Harry. I hate you"

"It wasn't me Ashley," bisik Harry lembut di telinga Ashley, "percaya padaku, aku tidak mungkin berselingkuh darimu. I mean look, pria bodoh mana yang mau meninggalkan wanita seperti dirimu, kau sempurna di mataku Ash."

Dan sekali lagi, Ashley Anderson termakan rayuan dari seorang Harry Styles.

-

Alright. Semuanya. Attention.

Haha enggak boong kok :* so here is chapter two. Gimana? biasa aja ya? maafkan aku. Kenapa jadi banyak Harry-nya ya? duh, pesona Styles memang susah ya :(. Leave vote and comment? hehe

Hug and Kisses,

Zx

Rude; on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang