seven

96 10 0
                                    

Entah hanya perasaanku saja atau wajah dan aura dari seorang Harry Styles sangat mengerikan, maksudku, coba lihat, rambut gimbalnya terlihat riap-riapan tidak jelas, mengerikan? sangat. Aku bahkan tidak bisa membedakan yang mana Harry yang mana singa hutan.

Aku sendiri masih dalam kesedihan, entah aku sendiri juga tidak tahu apa yang sedihkan. Apakah kalian bingung? aku juga bingung dengan segala sesuatu di dunia ini, kenapa namaku Niall Horan, kata Ibu dulu, Ayah memberi nama Niall Horan agar aku menjadi pria tampan yang kaya raya. Jangankan tampan, bahkan, setan sekalipun enggan menatapku. Huft.

"maaf." aku menoleh kaget, menatap sepasang mata biru yang memancarkan aura kesedihan yang teramat sangat, sial, kenapa dia cantik sekali walaupun wajahnya penuh dengan ingus yang belepotan, oh, sepertinya aku benar-benar jatuh cinta padanya, ah.

"a-ah tidak mengapa, Ash-Ashley." mau kau menabrakku dengan gerobak penuh sampah aku tidak akan marah, yah tergantung, sampahnya bau apa tidak, ngehe. Ashley– pun tersenyum padaku, yang ya Tuhan, dapat mencairkan kebekuaan hatiku yang telah lama membeku karena sendiri. Oh, Ashley.

"terimakasih, Niall." holy cricket! she knows my name. Ashley fucking Anderson knows my name! okay, Niall calm down, kau harus tampak berwibawa di hadapannya, masa, sudah miskin tidak punya wibawa, apalagi yang mau kau banggakan? "it's okay, Ashley. b–but how do you know my name?"

Wajah Ashley yang semula sekeruh air sungai mendadak berubah menjadi cerah. Memang, arti nama yang di berikan Ayah tidak sia-sia, aku ini tampan, berwibawa, pintar (meskipun sedikit– sedikit sekali), wangi (kadang wangi ikan), dan mempunyai suara seindah Johnny Depp— eh tunggu, bukannya Johnny Depp itu pemain film? ah memang apa perduliku? orang tampan 'kan bebas.

"well," Ashley mengangkat bahunya dengan senyuman seindah pelangi yang menghiasi hariku di kala hujan berhenti, sungguh indah, walaupin lipstick yang di pakai oleh Ashley tidak rata (kapan-kapan aku akan mengajarinya, dulu aku pernah berkerja di salon) itu tidak menghalangiku untuk melumat habis bibir Ashley. Jesus! apa yang baru saja kuucapkan? "Pembantu rumah tanggaku berlangganan ikan di tempat Ibumu menjual ikan, Niall. Maura Horan, right? dia selalu bercerita tentang anak lelakinya yang gemar membantunya menjual ikan di pasar,

dan yah, Zayn sering mengantar pesanan ikan ke rumahku mengatas namakan namamu, jadi wajar 'kan jika aku tahu namamu?"

Bisakah seseorang menyihirku menjadi lumba-lumba sekarang?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rude; on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang