12. tragedi

260 24 0
                                    


**

Baberque party malam ini cukup seru walaupun hanya bersebelas. Mereka, Jinyoung yang sedang memperhatikan Woojin, Guanlin, dan Samuel yang tengah unjuk bakat dengan menari.
Dan juga, Daehwi, Jaehwan, dan Jihoon yang sedang bermain monopoli.
Serta, Daniel, Sungwoon, Jisung, dan Minhyun yang sedang membakar daging.

"Kapan Seongwu pulang, Niel?" Tanya Minhyun.

"Seminggu lagi mungkin, "jawab Daniel dengan masih memfokuskan dirinya untuk memotong daging yang tengah di panggangnya.

"Kiyowo." Sungwoon mendekati Jinyoung yang sedang bermain ayunan sendiri. Ia duduk di ayunan yang berada di samping Jinyoung.

"Jinyoungie, kenapa tidak bergabung dengan yang lain? Apa kau sakit?" Tanyanya.

Jinyoung menatapnya sembari mengerjabkan kedua mata bulatnya imut.

"Jinyoungie kan selalu sakit hyung."

Sungwoon menghela nafas pelan. Kemudian tersenyum tipis.

"Kau benar Jinyoungie. Tapi, hyung akan segera menemukan seseorang yang memiliki darah langka, mu itu. Kau tenang saja, hyung akan berusaha semampu hyung."

"Sungwoon hyung. Hyung tidak perlu melakukan semua itu untuk Youngie. Jinyoungie tidak apa-apa."

Sungwoon mengusak surai hitam Jinyoung dengan gemas.
"Hyung menyayangimu Jinyoungie."

"Youngie juga menyayangi Sungwoon hyung."

"Benarkah?"

Jinyoung mengangguk antusias.

"Kalau begitu, ayo, kita bergabung dengan Daehwi yang sedang bermain monopoli!"

"Hyung duluan saja. Youngie akan menyusul setelah melihat Woojin hyung menari." Jinyoung masih memfokuskan matanya untuk menonton Woojin.
Sungwoon yang mengerti pun, langsung melenggang pergi.

"Jinyoungie, kau jelek sekali." Jinyoung menoleh ke sumber suara. Dilihatnya Samuel yang tengah menjulurkan lidahnya ke arahnya. Sembari berteriak.

"Hyung itu sehat, kah?" Gumamnya.

"Jinyoungie jelek, wle.."

Dengan tidak terima, Jinyoung berlari menghampiri Samuel.
"Maksud Muel hyung apa? Youngie ini tampan, ya!" Ucapnya sembari berkacak pinggang. Terlihat menggemaskan sekali.

Samuel yang bersembunyi di belakang tubuh Woojin, tak memperdulikan ucapan Jinyoung dan langsung berlari menjauh.
Jinyoung pun mengejarnya.

"Jinyoungie, jangan berlari." Dan ucapan Woojin hanya dihiraukan oleh sang empu.

"Muel hyung, berhentilah!" Jinyoung mendekati Samuel yang berjalan mundur.

Jinyoung membelalakan matanya. Melihat kolam yang tepat di belakang kaki Samuel.
"Hyung hentikan! Nanti hyung terja...

Byurr...

"Muel hyung," teriaknya.

"Tolong.. tolong.." Samuel berusaha menyelamatkan dirinya dari kolam itu.

"Jinyoungie, apa yang telah kau lakukan." Setelah membentak Jinyoung, Woojin langsung menyelamatkan Samuel yang pingsan itu.

"Samuel, bangunlah!"

"Apa yang terjadi?" Sungwoon datang dengan raut khawatir.

"Daniel-ah, bisakah kau membawa adikku ke dalam?"

Tanpa menjawab, Daniel segera menggendong Samuel. Dan di ikuti oleh semuanya. Kecuali Minhyung yang mematikan api dan Woojin yang menatapnya tajam.

"Awas saja jika terjadi apa-apa dengan Samuel. Aku tidak akan menganggap mu adikku." Setelahnya, Woojin benar-benar pergi. Meninggalkan Jinyoung yang menunduk ketakutan itu.

"Youngie tidak melakukan apapun hyung. Samuel hyung hanya terpleset. Lalu, dimanakah letak kesalahanku?" Jinyoung mengepalkan kedua tangannya yang bergetar takut.
Dan tiba-tiba, tanga besar menggenggam kedua tangannya.

Jinyoung yang semula menunduk, kini mendongak. Dilihatnya Minhyun yang tersenyum hangat ke arahnya.
"Hyung mempercayaimu Jinyoungie. Ayo, hyung antarkan pulang."

"Youngie tidak ingin pulang hyung. Youngie akan menunggu hyungdeul untuk pulang bersama."

"Youngie,mengertilah! Tubuhmu juga harus istirahat. Jadi, ayo hyung gendong. Hyung akan menemanimu sampai kau tidur, Jinyoungie."

"Terima masih Minhyun hyung. Tapi hyung, bisakah hyung memasakanku bubur?"

"Tentu. Kalau begitu, ayo, hyung gendong." Minhyun berjongkok. Dengan senang hati, Jinyoung menaiki punggung Minhyun.

**
"Bubur buatan hyung sangat enak. Terimakasih telah memasakkan ku Minhyun hyung." Minhyun tersenyum kecil. Sementara Jinyoung, segera menghabiskan bubur buatan Minhyun.

"Habis ini, kau mandi dulu ya Jinyoungie."

"Tidak mau hyung."

"Kenapa? Kau harus mandi!" Cerca Minhyun.

"Badanku muncul ruam hyung, karena Youngie lama di luar tadi. Dan apabila Youngie mandi, itu sangat menyakitkan hyung," ucap Jinyoung dengan menunduk. Minhyun mendekatinya, lalu memeluknya.

"Hyung akan memandikanku dengan hati-hati.
Setelah itu, hyung akan mengobatimu."

"Tidak hyung. Youngie tidak ingin merepotkanmu."

"Kau sama sekali tidak merepotkan. Jadi, ayo! Hyung gendong sampai keatas."

"Kalau begitu, Youngie tidak bisa menolaknya. Dan, ayo hyung! Gendong Youngie!"

Minhyun mencubit bibi Jinyoung pelan.
"Gemasnya," ucapnya.

FIGHT FOR YOU❌WANNA ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang