f i r s t

6.3K 474 51
                                    

24:00 KST

Cafe itu mulai terlihat lenggang. Menghilangkan suasana hiruk pikuk para pelanggannya. Beberapa orang yang tadinya sibuk menatap layar laptop, membuat presentasi untuk esok, kini sudah pulang untuk pergi tidur. Waktu yang pas untuk menyudahi segala urusan dunia di hari yang panjang ini. Menyiapkan kejutan baru di hari esok.

Berbeda dengan ketujuh remaja SMA yang kini sibuk menatap layar ponsel mereka masing-masing. Mereka tetap setia mmendudukin meja paling pojok sejak 9 malam tadi. Di meja itu, hanya tersisa gelas-gelas sisa minuman, stacko yang sudah berantakan, dan asbak tanpa isi.

Ya, mereka tidak merokok.

Meski begitu, mereka merupakan 'buronan' dari guru BK di sekolah mereka. Dikenal dengan 'Jinhyuk team', mengingat Jinhyuk sebagai ketua dari team ini. Mereka juga dikenal karena kebangsatan yang mereka perbuat. Jinhyuk dan Midam menjadi yang tertua di team itu. Jinhyuk merekrut beberapa orang yang sekiranya cocok bergabung dengannya. Yunseong, Junho, dan Dongbin menjadi member termuda di team.

Untuk menjadi bangsat, memang tidak perlu memandang umur.

"Eh bro, ada hot news."

Ucapan Yuvin membuat mereka semua mengalihkan padangannya dari ponsel, kecuali Junho dan Yunseong. Yang satu sibuk membalas berbagai macam pesan, dan satunya lagi sibuk menggeser-geser galerinya.

"Penting ga? Gausah bilang kalo isinya cuman sampah." Balas Midam.

"Weits, sans dulu. Ini Dongpyo yang bilang ke gue." Jawab Yuvin sambil terkekeh.
"Gak penting sih buat lo, soalnya bukan tentang kelas 12 sama 11."

Hangyul mengangkat tangannya untuk mendorong kepala Yuvin dengan cukup kencang. "Terus ngapain lo bilang, Kamir. Midam eneg iya dah."

"Ya kan di sini ada anak kelas 10, Lee Hangyul. Goblog bener sih yaampun."

"Kenapa emang bang?" Tanah Dongbin.

"Katanya anak kelas lo mau ada anak baru."

Junho langsung menatap Yuvin. "Beneran, kak? Cewek atau cowok?"

"Nah yang gini nih. Napa Jun? Mau lo incer?" Tanya Jinhyuk lalu tertawa. Membuat Hangyul ikut tertawa.

"Gak gitu, siapa tau bisa join ke team bangsat." Balas Junho bohong.

"Anak barunya cewek. Ngeles mulu ye Si Junet." Ujar Yuvin.
"Cewek lo tuh dah banyak, bagi-bagi gih ke Yunseong. Kasian gue liat dia mendep gak ada yang demen. Takut belok."

Yunseong hanya menatap Yuvin sekilas, tidak menyahut apa-apa.

"Iya, Yun. Kali-kali kek lo cari cewek." Tambah Hangyul.

"Gak minat."

"Wih, sok-sokan gak minat lo, tuh keburu si Jinhyuk bangkotan, kasian dia mau liat lo gandeng orang." Semprot Hangyul.

Yunseong mematikan ponselnya lalu menaruhnya di atas meja. Dia memegang tangan Junho yang duduk di sampingnya lalu menggenggamnya. Dia angkat tangan mereka ke atas, menunjukkannya pada Jinhyuk.

"Nih."

Junho langsung melepas tangannya. Nafasnya memburu. "Bener, dia belok."

"Goblog." Balas Yunseong singkat.

"Gak nyangka gue, seorang Hwang Yunseong belok." Komentar Dongbin lalu tertawa, memukul pundak Midam yang sedang minum. Midam akhirnya tersedak.

"Bodoh." Umpat Midam pelan.

"Gini dah, kita buat perjanjian buat ananda Hwang Yun-"

"Gak gak, gak mau ada perjanjian cem tai." Yunseong memotong ucapan Hangyul.

ᴀ ғ ᴛ ᴇ ʀ ; ʜᴡᴀɴɢ ʏᴜɴsᴇᴏɴɢ [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang