s i x t h

1.9K 284 29
                                    

"WOI! BU BOA GAK MASHOOK!"

Seruan Wonjin dari ambang pintu menyita perhatian mereka semua. Sampai Daehwi memberhentikan kegiatan ghibahnya.

Di sini Wonjin ibarat Mail, gaes. Yang demen nongsky depan pintu buat mastiin ada guru apa kagak.

Lagian mereka mirip juga :3

Mirip gak si? Ya okelah engga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mirip gak si? Ya okelah engga.

Kelas yang awalnya heboh dengan teriakan suka cita langsung terhenti ketika bibir licin Daehwi bersabda.

"Halah jangan sok seneng dulu lo pada, gua yakin Bu Boa pasti nyimpen siasat biar kita gak gak pada nongsky di kantin."

"Yaelah paling pilihan ganda doang, easy pizi lah." -Somi.

"Nah iya tuh, apalagi sekarang jaman udah canggih brader, ada brainly." -Guanlin.

"Gue setuju. Lagian paling soalnya juga ada di brainly. Ya kali gak skuy." -Seonho.

Wonjin hanya menahan tawanya. Gak tahu merekanya yang rada bodoh atau emang mereka udah berpositif thinkiny duluan.

Wonjin berdeham. "Gini kawan-kawanku. Lo kira tugasnya PG hah? Nih tugasnya tuh, lo disuruh bikin penelitian masalah sosial. Perkelompok–"

"ANJER TUGAS MACEM APA ITU."

"GOBLOG IDUP GUE AJA UDAH MASALAH. MASIH NGURUSIN MASALAH SOSIAL."

"WOI BANGSAT LAH GUE MINGGAT AJA."

"CONGOR LO BISA DIKUNCI DULU GAK?!"

Semua langsung kicep. Wonjin tersenyum, ternyata highnotenya berfaedah juga.

"Nah perkelompok aja, kalo berlima keramean, tar orang-orang cem Samuel cuman numpang nama doang."

"Bangsul." -Kim Samuel sixteen.

"Jadi, kata gue mending berdua-dua ya sama temen sebangku."

"WU WHAT?!"

Soojin berteriak dengan memukul mejanya. Membuat semua pasang mata kini menatapnya.

Termasuk Yungseong yang sedang sibuk dengan PUBG-nya.

"Lo kenapa Soojin? Mau protes?" Tanya Wonjin tepat sasaran.

Soojin mengangguk patah-patah. "Khusus gua, gak bisa diganti?"

Ajukan dari Soojin membuat kelas 10 Ips 2 kaget.

"U woh, ada apa ini nih?" Tiba-tiba Daehwi datang mendekati meja Soojin dan Yunseong.

"Bacot lo dewi." Ara mengusir kedatangan Daehwi ke area pojokan kelas.

"Hey diam hey." -Daehwi.

Wonjin berdehem. "Emang kenapa lo mau ganti?"

Soojin diam. Ia ingin menjawab, tapi kenapa sangat sulit? Ia lirik ke samping kanannya. Dimana Yunseong sama sekali gak peduli dengan aksinya.

Tapi kenapa sangat susah?

Sebenernya dia takut.

Takut Yunseong akan sakit hati, tentunya.

Tapi, apa orang macam dia punya hati?

Lo bodoh, Soojin.

"Nah kan lo cuman bisa diem? Lo gak punya alesan yang relevan kenapa lo mau pindah kelompok." Ujar Wonjin.

"Yunseong.. yunseong juga mau pindah kelompok kok!"

Wonjin beralih menatap Yunseong.

"Yun? Lo mau pindah gak? Apa lo keberatan sekelompok sama Soojin?"

Yunseong terdiam. Dia menatap Soojin yang berdiri sambil menatapnya. Kepalanya mengangguk-angguk kecil. Mengisyaratkan agar dia menjawab iya.

Tidak hanya Soojin yang menatapnya. Namun juga Ara yang sedari tadi memutar tempat duduknya ke arah belakang.

Lalu ia beralih menatap Wonjin di muka kelas. "Enggak, gue gak keberatan."

"Apa?" Tanya Soojin.

"Nah kan, Yunseong aja setuju masa elo enggak, Jin." -Wonjin.

"Tapi–tapi." Ucapan Soojin terputus, ia menatap Yunseong. Sebenarnya sedari tadi dia masih agak kesal dengan ucapan Yunseong tadi pagi. Ia kira, Yunseong sangat benci padanya. Tapi kenapa dia jawab yang berbeda dengan dirinya?

"Tapi apa, Kim?"

"Gak kenapa-kenapa." Yunseong yang membalas. Ia menatap Soojin sekilas lalu menatap Wonjin lagi.

"Kita kan temen." Ucapnya pelan.

Apa-apaan? Gumam Soojin dalam hati.

Sementara Ara, langsung kembali memutar tempat duduknya.

Sementara Ara, langsung kembali memutar tempat duduknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tbc
•••

Sori gua baru bisa up hari ini, sebenernya gua bingung mau lanjut apa kagak. Hue TT

Next or No¿

Jangan lupa vomment

ᴀ ғ ᴛ ᴇ ʀ ; ʜᴡᴀɴɢ ʏᴜɴsᴇᴏɴɢ [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang