t h i r t e e n t h

1.5K 251 35
                                    

Yunseong melempar tasnya asal-asalan. Ia lempar tubuhnya ke kasur dengan kasar. Bahkan kunci motornya juga ia lempar, untung jatuh tepat di atas mejanya. Wajah flatnya berubah jadi mengkerut, bahkan mata bundarnya seketika menyipit, sinis.

Laki-laki itu memang terlihat seram ketika capek. Apalagi lapar. Rese deh pokoknya.

Suara rigtone dari ponsel Yunseong menyeruak suasana hening tadi. Membuat pemiliknya langsung bangkit, untuk mengambil ponselnya dari dalam tas.

Naman Cha Junho menjadi display di layarnya.

"Apaan?"

"Lo kemana?"

"Ada apaan?"

"Lo lupa sekarang bang Wei mau traktir?"

Yunseong mengenyeritkan dahinya. Sejak kapan Wei ultah?

"Gue capek."

"Bang katanya dia capek." Junho berucap pada seseorang di sampingnya.
"Abis ngapain lo?"

Yunseong diam sebentar. Haruskah dirinya jujur?

"Gue ngerjain tugas bareng Soojin."

"Katanya abis naena sama Soojin."

"JUNHO TOLOL!"

Ia bisa mendengar suara gaduhan dari seberang sana, juga suara mereka yang tertawa.

"HAI YUNSEONG!"

"Apalo."

"Wagila gercep juga ya lo." Yuvin lalu tertawa.

"Apasi bego. Mau aja dikibulin sama Junho."

"Gimana caranya kok lo bisa sih? Kapan? Dimana? Sama siapa–"

"Ngaco lo pada!"

Ucapan mereka berakhir.

Sekali lagi, dia lempar kembali tubuhnya ke kasur. Ponselnya ikut terbanting ke bawah. Entah kenapa hari ini dia sungguh capek.

Amat capek.

"Lo gak bisa buka hati buat dia?"

Ucapan Dongbin tadi siang terlintas begitu saja di pikirannya.

Dia mendengus. Permintaan bodoh macam apa itu? Dongbin sama sekali tidak paham tentang keduanya.

*flashback on

Percaya atau tidak, Yunseong pernah menyukai sosok Choi Ara. Bagaimana tidak? Parasnya yang sempurna, juga baik dan banyak teman, bagaimana tidak bisa membuat hati Yunseong luluh lantah kala mendengarnya dia tertawa.

Tidak hanya itu, bahkan dengan melihat Ara tersenyum sambil menggendong tas pinknya bergambar My Little Pony, lalu berlari pelan menuju tempat duduknya.

Dia, yang ia benci, pernah menempati ruang yang paling spesial dalam hatinya.

Namanya juga masa bocah, dia tidak paham tentang cinta. Yang ia pahami hanya 'aku suka dia'. Tepat sebulan hingga ia yakin dengan rasa 'suka'nya, Yunseong kecil bercerita pada teman sebangkunya.

Dan tidak disangka pula kejadian ini akan terjadi tanpa direncanakan.

"ARA, YUNSEONG SUKA SAMA KAMU!"

Di kelas 4 SD, Ara mengetahui bahwa Yunseong suka padanya.

Dengan tatapan 'jijik' dan sedikit 'weird', Ara membalas.

"Aku gak suka dia. Dia gak ganteng, dia jelek. Aku gak mau sama anak buangan."

Omongan anak kecil memang tidak bisa difilter, cukup mendengar apa saja, langsung mereka tiru. Bahkan untuk anak di kelas 4 SD. Mereka tidak begitu paham.

ᴀ ғ ᴛ ᴇ ʀ ; ʜᴡᴀɴɢ ʏᴜɴsᴇᴏɴɢ [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang