Part 4🌸

25.4K 824 52
                                    

cerita ini telah direvisi, semoga kalian suka. jangan lupa vote, comment , follow and share.               happy reading

***

Jam sudah menunjukkan Pukul setengah sebelas malam. Tapi Stella belum pulang juga semenjak pergi sekolah tadi pagi.

Gavin terpaksa menunggu  sedari tadi, bagaimana pun, Stella telah menjadi tanggung nya sekarang.

Gavin tak habis pikir, segitu bad nya kah Stella, sampai hampir tengah malam belum juga pulang, gadis liar.

Gavin sebenarnya ada janji malam ini dengan teman-teman nya, tapi karena Stella belum pulang juga, dengan terpaksa ia tidak ikut ngumpul.

Apartemen yang luas ini terasa sunyi dengan kehadiran Gavin seorang diri,  terlalu lelah menunggu, mata Gavin hampir saja tertutup, hingga derap langkah kaki seseorang terdengar.

"Bagus, hari ketiga setelah menikah kamu pulang hampir jam sebelas malam,  bagaimana dengan hari-hari selanjutnya, nggak usah pulang aja sekalian" ucap Gavin sambil menatap tajam Stella.

"Jangan lupa Gavin, ini hidup gue, pilihan gue, terserah gue mau pulang jam berapa, bahkan nggak pulang sekalipun, bukan urusan Lo!" Jawab Stella tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Kamu udah jadi istri kalau kamu lupa, jangan kayak orang lajang!!"

"Istri terpaksa lebih tepatnya!!"

"Apapun itu, Lo udah punya tanggung jawab, dan seharusnya Lo bertanggung jawab"

"Peduli amat tentang tanggung jawab"

Stella melewati Gavin menuju kamar, tanpa ada kata maaf terucap dari bibir manisnya.

Gavin geleng geleng kepala melihat tingkah Stella, apakah orang tuanya tahu sikap Stella sebenarnya, sampai menjodohkannya dengan gadis seperti ini, sangat jauh dari kriteria Gavin.

Gavin tidak mau pusing dengan sikap Stella, yang penting ia telah pulang dengan selamat sampai rumah.

***

Pagi harinya, suasana terasa canggung.  Duduk dimeja yang sama, tapi terlihat jelas aura permusuhan diwajah keduanya.

Tidak ada yang mau mengalah, keegoisan masing-masing masih dipertahankan.

Tidak seperti yang lain, ketika istri melayani suaminya, mereka melayani diri sendiri.

Jengah dengan sikap Stella yang tidak juga meminta maaf, Gavin memutuskan untuk pergi,  kata maaf mungkin tidak ada di kamus Stella, pikir Gavin.

Melihat Gavin pergi tanpa berkata apa-apa, membuka Stella bingung dengan dirinya sendiri, kenapa dia merasa dadanya sesak ketika dia di diammin sama Gavin.

Jangan berharap Stella berangkat bareng sama Gavin, lalu diturunkannya di persimpangan dekat sekolah, itu tidak akan terjadi, Gavin punya mobilnya sendiri, Stella pun begitu.

***

"WhatsApp bro!! Pagi pagi udah mendung aja nih" sapa sang sahabat Zion abdi Mahardika.

 KETOS MY HUSBAND (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang