Bel pulang yang sudah didamba dambakan oleh Hyunjin dan Jisung akhirnya berbunyi. Jisung menepuk meja sekali dan berdiri saking senangnya.
"Woah."
Hyunjin berdiri lalu menggandengkan tasnya ke punggung. Tak lupa mengambil tas sepatu nya yang mengalihkan perhatian Jisung daritadi.
"Jin, itu sepatu apaan?" Jisung bertanya sembari mengenakan tasnya.
"Oh ini? Futsal. Bentar sore ada pertandingan, jadi gue latihan dikit," jawabnya sambil mengangkat tas sepatunya.
"Disini ada ekskul futsal juga? Gue mau ikutlah, gue harus lapor dimana?"
Hyunjin mengangguk. "Di ketua ekskul futsal kayaknya. Ikut gue ajalah, kebetulan gue juga mau ke kelas dia."
Jisung mengangguk. "Woi Minho! Lama bener keluarnya. Ngapain sih didalam?"
Minho akhirnya keluar kelas dengan cengiran. "Tugas dari Pak Sanusi belum kealar tadi. Lo berdua udah selesai belum?"
Mereka bertiga melanjutkan langkah.
Hyunjin mengangguk. "Sisa setengah doang."
Jisung menggeleng. "Satu katapun belum selesai."
Minho menggeleng dan berdecak. "Hasan... Hasan... Masih baik lo keterima disini. Kerjain tugas sekolah lo dengan baik lah," Minho mengeluarkan satu buku berwarna biru dan menawarkannya ke Jisung.
"Kerjain nih, besok dikumpul."
Jisung mendecak tapi tetap mengambil buku itu. "Iyadah."
Hyunjin tiba tiba berhenti. Membuat Minho dan Jisung berhenti juga. "Yuk masuk San."
Jisung dan Hyunjin memasuki kelas tersebut yang kebetulan setengah penghuni nya masih terisi. Satu orang yang duduk di bangku ketiga dari depan mengalihkan perhatian Jisung. Lebih tepatnya Jisung terkejut melihat nya.
Jisung mendekat ke Hyunjin. "Bro, kok ada Kak Mina sih?"
"Ya iyalah, toh ini kelas dia," Hyunjin berjalan sampai ke bangku paling belakang.
"Halo kak," Hyunjin menunduk sedikit.
Yang disapa hanya mengangguk. "Kenapa lo kesini?"
"Ini kak, temen saya baru masuk kesini. Mau ikut ekskul futsal," Hyunjin menunjuk Jisung yang daritadi hanya menatap bangku ketiga. Yang ditatap cuman bercerita dengan teman sebangkunya. Seperti tidak melihat Jisung.
"Ohya? Namamu siapa?"
Jisung tidak menjawab.
"Oi anak baru," barulah Jisung berbalik.
"Nama saya Jisung kak."
"Nama gue udah tau belum?"
Jisung menggeleng. "Kan baru masuk."
"Nama gue Bam," Bam berdiri. "Besok ada latihan sepulang sekolah, kalian berdua datang. Lo Hyunjin, ikut gue. Kita latihan bentar dulu."
Hyunjin mengangguk dan mengikuti Bam. Meninggalkan Jisung sendiri. Jisung menggaruk belakang lehernya. Bingung mau melakukan apa.
Akhirnya dia berjalan ke arah bangku ketiga. Membingungkan penghuninya.
"Halo kak," Jisung tersenyum canggung menatap Mina.
Mina hanya memasang wajah polosnya. Seperti tidak mengenal siapa orang yang ada didepannya ini.
"Boleh bicara di luar ga kak?" tanya Jisung.
Mina hanya mengangguk. Mengikuti Jisung sampai keluar kelasnya.
Mina hanya menampakkan wajah bingung daritadi. "Hm.. Kamu siapa ya?" Mina tertawa canggung.
Jisung menaikkan kedua alisnya. Terkejut tentu saja. Padahal baru bertemu pas istirahat tadi. Masa sudah lupa aja? Setidak penting itukah seorang Jisung?
"Saya.. Jisung kak," Jisung memperkenalkan dirinya untuk kedua kalinya.
Mina tampak berpikir. "Ah.. Yang dikantin tadi ya?"
Jisung mengangguk. "Saya mau ganti uang kakak yang tadi saya pinjam."
Mina tersenyum miring. "Lucu banget. Hahaha..."
Jisung kebingungan dengan hal yang tiba tiba dari Mina ini.
Saat ketawanya selesai, Mina kembali tenang. "Lucu aja gitu, kamu panggil saya kakak segala padahal ga salah. Kamu adek kelas ya?"
Jisung ikut tersenyum. Lucu melihat Mina yang sangat cantik. "Iya."
"Yaudah mana uangnya?" Mina menyodorkan telapak tangannya.
Jisung mengambil uang 5 ribu dari kantong celananya. Lalu memberikannya kepada Mina.
"Banyak banget," Mina masih memandang uang 5 ribu tersebut dengan senyum yang seperti menahan tawa.
"Gapapa, ambil aja," Jisung menjawab dengan cengiran.
"Oh, oke adik," kata Mina dengan tawa lalu masuk kedalam kelas.
Jisung ikut tertawa. Malahan menggeleng melihat tingkah laku Mina.
***
"Break time!" teriak Doojon yang kebetulan menjadi pelatih hari ini. "Atur lagi posisi di tim kalian! Yang tadi ga bagus banget."
Jisung melap keringat di dahinya. Berjalan ke pinggir lapangan dan meminum sebotol air putih yang besar sampai habis dengan cepat saking hausnya. Ditatapnya Hyunjin yang tidak jauh dari posisinya. Hyunjin saat ini menjadi tim lawannya.
Jisung berbicara tanpa suara. "Awas lu." yang dibalas hanya peletan lidah dari Hyunjin.
Jisung berbaring sambil menatap langit sore. Nafasnya tidak karuan akibat lelah. Setelah nafasnya sedikit normal, dihampirinya Seungmin yang tak jauh dari posisinya.
"Gimana pembagiannya?" Jisung berkacak pinggang.
"Lo jadi anchor aja. Badan lo terlalu kurus buat jadi pivot. Gimana?"
Jisung mengangguk. "Gue minta ya."
Setelah dijawab anggukan dari Seungmin, diambilnya sebotol air putih dan diminumnya. Jisung menatap sekitar. Tatapannya berhenti di tiang bendera. Mina dan satu orang temannya yang ada dibawah tiang bendera tentu mengalihkan perhatian Jisung.
Dengan cepat Jisung berlari ke Hyunjin. "Jin, liat sana. Kak Mina belum pulang. Kok bisa?"
Kedua bahu Hyunjin naik. "Mana gue tau."
Jisung mendecak. Suara peluit dari Doojon membuat semua yang ada dipinggir lapangan kembali ke tengah. Pertandingan kembali dimulai dan diisi dengan beberapa teriakan. Rata rata daro siswa yang belum pulang. Ikut merasakan keseruan dari pertandingan sengit sore ini yang dimenangkan oleh tim Jisung.
Jisung lompat lompat kepinggir lapangan saking senangnya. Rasa lelahnya terlupakan. Padahal tidak memenangkan piala saja sudah sesenang ini. Pertandingan tadi juga otomatis menutup latihan hari ini.
Jisung dan Hyunjin berjalan ke arah parkiran motor. Hyunjin menaiki motornya lebih dulu dan pergi juga lebih dulu. Sedangkan Jisung masih merapikan barang barang dibawah joknya.
"Kakak lo mana emangnya?" suara Bam yang semakin mendekat membuat Jisung berbalik ke belakang. Jisung disambut dengan pemandangan Mina dan Bam yang berjalan berdampingan ke arah parkir motor.
"Ada pertandingan," jawab Mina yang daritadi hanya menunduk.
Bam hanya mengangguk. Bam berhenti saat menemukan motornya dan menyalakannya. Mina naik di jok belakang. Mereka berdua tidak menyadari keberadaan Jisung karena posisi motor yang berjauhan.
Jisung tersenyum miring. "Udah punya pacar ternyata."
***
Heyo~
Gimana part 2 nya?
Aku mau nanya, ada yang tau kenapa nama Jisung dipanggilnya jadi Hasan ga? Hihi :3
Aku juga senang banget sama kalian yang sudah baca part 1 dan memberikan vote. Aku menjadi semangat :3
Aku harap kalian suka sama cerita ini dan berikan vote nya ya!!