Jisung berjalan dengan kepala celingak celinguk menuju lapangan sekolah. Sekolah mulai sepi karena sudah waktunya pulang. Dan Jisung tidak datang di sekolah tadi pagi tapi sekarang datang untuk latihan futsal. Sekarang dia mulai waswas karena mungkin saja Pak Ali masih ada dan apabila dia mendapatinya sekarang. Habislah dia. Tapi untungnya dia sampai ke lapangan dengan aman.
Hyunjin menghampirinnya. "Tegang amat muka lu."
Jisung berhenti celingak celinguk. "Takut kedapatan Pak Ali gue," dia mengusap dadanya.
Hyunjin tersenyum miring. "Kak Mina sampai cariin lo. Dia kira lo lagi sakit."
Mata Jisung membesar. "Beneran?" senyum lebar terpajang di wajahnya.
Hyunjin mengangguk. Dia menatap belakang Jisung. Dagunya pun dia arahkan ke belakang Jisung. "Panjang umur."
Jisung berbalik. Dia mendapati Mina yang sedang melipat lengan di pinggir lapangan. Wajahnya tidak marah, melainkan datar. Seperti sedang mengkhayal. Jisung berlari ke arahnya.
"Myo!" panggilnya. Mina baru menyadari ada Jisung setelah 5 detik Jisung memanggilnya.
"Hah?" kini matanya menatap Jisung, bukan lapangan. "Kenapa ga datang sekolah?"
Jisung menaikkan kedua bahu. "Sakit."
"Sakit apa?"
Jisung menaikkan alis sebelah. "Kalo khawatir kenapa ga nelfon aja?"
"Sakit apa?"
Jisung tertawa. "Sakit malas. Hehehe.."
Awalnya suasana hening. Jisung sempat khawatir mengira bahwa Mina marah. Tapi beberapa detik setelahnya Mina tertawa kecil. Jisung menjadi lega.
Jisung menatap Mina. "Kenapa belum pulang?"
Mina tersenyum balik menatap Jisung. Mereka sempat tatap tatapan selama beberapa detik. "Mau pergi les, jadi nunggunya di UKS aja. Terus aku denger kalo futsal latihan hari ini, siapatau kamu datang. Jadi aku ke lapangan... dan beneran ada!" dia memajukan kedua lengannya dengan lebar seperti menunjuk keberadaan Jisung.
Jisung menyengir. "Mau kuantar?"
Mina mengangguk. "Boleh."
Jisung berpamitan sebentar ke pelatihnya lalu berjalan bersama Mina menuju parkiran sekolah. Mina melipat lengan selama perjalanan menuju parkiran dan terus menatap jalanan.
"Mikirin apa?" tanya Jisung.
"Hm?" Mina sedikit terkejut dan mengalihkan perhatiannya ke Jisung. "Ngga kok." jawabnya dengan mengerutkan dahi.
Jisung menunjukkan wajah yang seperti tidak percaya.
Mina menggeleng. "Beneran nggak. Motor kamu udah kembali?"
Raut wajah Jisung berubah dari datar menjadi senang kembali. "Aku mohon tuh dari pagi sampe aku pergi latihan! Aku ikutin bunda ku terus. Sampai sampai disuruh motong wortel lah, masak nasi lah, cuci piring lah. Hahaha.. tapi berbuah hasil sih," Jisung menggaruk belakang kepala.
Mina tertawa. "Kasian banget bunda mu. Diikutin mulu. Kalo aku mungkin, bakal aku marahin habis habisan."
"Yeeuu... jangan dong."
Tanpa sadar, mereka sudah sampai di motor Jisung. Jisung mengambil satu helm. "Helm nya cuman satu. Ga bakal ngira sih, kalo kamu masih ada.." katanya dengan bingung. "Kamu aja yang pakai ya?"
Mina memiringkan mulut. "Kamu aja deh. Nanti beliin aku helm yang baru ya? Warna.. eum... ungu aja deh."
Jisung mengangguk ngangguk sambil memasukkan helmnya di kepala. "Siap bu bos."
Jisung naik lebih dahulu diatas motor dan menghidupkan mesinnya. Saat Jisung mengisyaratkan Mina untuk naik, Mina pun naik dengan duduk menghadap ke samping kiri. Motor Jisung pun berjalan keluar sekolah menuju tempat les Mina yang lumayan jauh dari sini.
Di perjalanan cukup hening karena Jisung lumayan fokus melihat jalanan. Tiba tiba Jisung merasakan pelukan dari belakangnya. Dia juga merasakan kepala Mina bersandar di belakang nya. Mata Jisung terbelalak.
"Astaghfirullah.." gumam Jisung. Dia bisa merasakan bahu Mina naik satu kali. Tanda bahwa Mina sempat tertawa.
"Sorry.. kaget ya?"
Jisung hanya tersenyum miring menjawabnya. Dari spion dia bisa melihat wajah Mina yang lagi lagi mengkhayal.
Jisung menautkan alis. "Kenapa Myo?"
"Kenapa apa?"
"Mikirin apa maksudnya?"
Mina menggeleng. Dia melepas pelukannya. Selama Jisung menanyakan pertanyaan yang tidak penting, akhirnya mereka sampai di tempat les Mina. Mina pun turun.
"Nanti pulang jam berapa?" tanya Jisung sebelum Mina berbalik.
Mina menggeleng. "Kakak ku yang jemput kayaknya."
Jisung mengangguk. "Kalo ada apa apa, telfon ya?" tangan Jisung membentuk telefon dan dia letakkan di samping telinga. Mina menjawabnya dengan anggukan.
Jisung pun membalikkan motornya. Meninggalkan Mina yang masih berdiri menatap motor Jisung pergi dengan senyuman.
***
yak! udah selesai!
wise 1 sudah selesai guys :) namanya juga fanfict yang pendek, jadinya 8 part aja. happy ending bukan? Jisung berhasil dapetin Mina.
Awalnya aku mau selesaiin sampai sini aja, karena menurutku ini adalah ending yang sudah cukup bagus. Tapi... sebuah cerita terlintas lagi di benakku. hehe.
Rencananya aku bakal bikin wise 2!!
Di wise 2, cerita nya berlanjut mungkin sampai si Mina kuliah. Wkwkk. Dan mungkin masukin cerita mengenai Mina yang sempat menderita cemas berlebihan. How about that?
Anddd.. last nih!
Haruskah aku bikin part khusus qna? Apakah ada dari kalian yang mau nanya sesuatu ke Mina ataupun Jisung ataupun karakter lainnya?Kalo mau, boleh komen disini. Mungkin kalo lebih dari 10 aku bakal jawab, kalo kurang.. sorry banget itu bakal krik :(
Gitu aja hehe.
Love, mdy.