6

125 17 2
                                    

Jennie mengangkat alis lalu membungkuk, "ah.. salam kenal nama saya Jennie Kim, biasa di panggil Jennie"

Yoongi tersenyum, ntah mengapa merasa lucu dengan kelakuan Jennie. Padahal Jennie cuman beri salam.

"Ah, baiklah. Salam kenal juga Jennie"

Jennie kembali menegak, kini tersenyum lebar ternyata pemuda itu orang yang ramah.

"Kalau begitu saya akan pulang. Kamu juga, jangan pulang larut malam. Kamu wanita"

"Pfftt.." Jennie menahan tawa, merasa geli Yoongi terlalu formal bicara dengannya.

Yoongi mengangkat sebelah alisnya, merasa bingung kenapa Jennie menahan  tawa.

"Kamu... gak usah formal banget gitu. Jennie jadi geli" kata Jennie berusaha sekuat tenaga menahan tawanya.

"Eooh ? Begitukah ?" Tanya Yoongi polos membuat Jennie mengangguk lalu melangkah maju mendekati Yoongi.

"Umur kamu berapa ?"

Yoongi bergumam, "18 tahun, kenapa ?"

Jennie mendelik kecil, tersentak lalu kembali membungkuk membuat Yoongi mengangkat alis bingung.

"Maaf kakak, ternyata kakak lebih tua dari Jennie"

Yoongi terkekeh melihat  itu. Jennie menegakkan badan kembali menatap Yoongi yang terkekeh itu.

"Gak   apa kali, menurut saya kita terlihat seumuran" kata Yoongi membuat Jennie  melongo tak mengerti, "ahh lupakan lupakan" lanjut Yoongi canggung sambil mengibaskan tangan.

Jennie tersenyum, kemudian melirik kaki Yoongi, "kak Yoongi habis dari mana ? Kok nyeker ?"

Yoongi mendelik, tersentak baru sadar dia tak pakai alas kaki, "o-ooh ini tadi ketinggalan kayaknya di rumah" jawab Yoongi lalu meringis.

Jennie mengangkat alis, kemudian meledakkan tawa membuat Yoongi lagi-lagi bingung.

"Kok bisa sih kak ? Ya ampuuuun" kata Jennie sambil tertawa lalu menggeleng kecil bingung dengan kelakuan pemuda yang baru bertemu dengannya ini.

Yoongi memperhatikan itu. Ntah mengapa  rasanya beban di pundaknya perlahan-lahan hilang. Melihat gadis itu tertawa rasanya seperti angin hangat yang berhembus, kemudian perlahan menghilangkan beban dingin dalam dirinya.

Jennie menghembuskan nafas menghentikan tawanya, membuat Yoongi langsung mengerjap tersadar.

"Kakak ikut Jennie yuk" ajak Jennie tiba-tiba maju meraih tangan Yoongi dan menggandengnya berjalan.

Yoongi mengerjap bingung tapi sama sekali tak menolak dan risih gadis itu menggandengnya tiba-tiba. Padahal mereka baru bertemu beberapa menit yang lalu.

"Jennie beliin sandal buat kakak" kata Jennie lalu menoleh dan tersenyum ke arah Yoongi, "ucapan terimakasih karena kakak udah minjemin mantelnya buat Jennie" lanjut Jennie lalu kembali menoleh ke depan.

Yoongi hanya diam disana. Ia merasa aneh, tak pernah merasakan euphoria seperti ini. Padahal sebelumnya ia pernah bersama dengan Wendy. Tapi, ini beda.

Tidak canggung dan lebih nyaman.

Yoongi tersentak sendiri, mengerjap tersadar dengan apa yang barusan ia fikirkan.

"Ah.. saya fikir tidak perlu seperti itu Jennie" kata Yoongi berhenti membuat Jennie ikut berhenti.

Jennie mengangkat alis, menoleh bingung  ke arah Yoongi, "kenapa ?"

"Ya tidak perlu, lebih baik kamu pulang. Ini sudah malam"

Jennie mengerjap, "eoh.. baiklah. Jennie harap kita dapat bertemu  kembali besok" kata Jennie mengangguk lalu tersenyum.

Hope and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang