9

132 13 6
                                    

Taehyung kini hanya diam. Bersandar santai di ranjang rumah sakitnya dengan pikirannya yang kosong.

Tidak kosong sih..

Pikirannya kini hanya tertuju pada satu hal.

Apa benar sejak semalam yang ada untuknya hanya si Jimin ?

Taehyung kini mendecak, membenarkan posisi hendak mengambil ponsel nya di nakas.

Jimin yang sedari tadi hanya melihat itu ingin berdiri, hendak membantu Taehyung namun dengan cepat pemuda di ranjang itu menatapnya sinis.

"Lo, tetap disitu dan jangan bantu gue" ucapnya membuat Jimin langsung diam.

Jimin merotasikan bola matanya, "kenapa sih Tae ? Lo masih gak percaya kalau gue yang sejak semalam disini nungguin lo ?"

"Iya lah" jawab Taehyung cepat membuat Jimin tersentak, "gue gak akan pernah percaya kalau lo datang kesini bukan karena panggilan seseorang" ucap Taehyung tak percaya.

Jimin mendecih, "terus lo fikir gue datang kesini karena insting gue gitu ? Ya mana bisa" kata Jimin membuat Tae melirik, "setiap ada orang kecelakaan, pasti ada orang-orang disekitar yang ikut nolong dan langsung menghubungi anggota keluarga atau orang terdekat yang ada di kontak hape lo"

Taehyung mendelik kecil. Benar juga kata Jimin, pasti akan ada orang yang membantu untuk menghubungi keluarga dari korban kecelakaan.

Taehyung segera bergerak cepat menyalakan hape nya. Langsung membuka riwayat panggilan terbaru.

Deg

Tidak ada riwayat panggilan atas nama Jisoo yang berhasil di terima ketika hape Taehyung memanggilnya. Tertulis 5 panggilan lebih tak terjawab disana.

Jimin menyunggingkan senyum, "kenapa Tae ? Lo berharap Jisoo mengangkat panggilan lo ?"

Mendengar itu Taehyung mengeraskan rahangnya, "sekali lagi lo rendahin Jisoo.. gue selamanya bakal membenci lo Park Jimin"

Jimin terkekeh mendengar itu, "sepertinya pembelaan lo terhadap Jisoo akan berakhir sia-sia Tae.. suatu hari lo pasti akan kecewa udah pernah berharap sama cewe itu"

Taehyung ikut terkekeh, mengalihkan wajah nya menghadap jendela, "bukan urusan lo jika itu terjadi" katanya membuat kedua matanya menyanyu.

Taehyung melemas. Apa benar Jisoo mengabaikan panggilannya ?

Apa karena ia membatalkan kencan mereka malam tadi ?

💜💚💛💙


Jisoo kini duduk di sebuah bangku di halte bis dekat rumahnya, tentunya karena menunggu bis untuk berangkat sekolah.

Jungkook yang masih duduk di kursi roda itu melirik, "kak Ji.." panggilnya membuat yang dipanggil menoleh.

"Kenapa Kook ?"

Jungkook bergumam sebentar, "kakak.. masih khawatirin kak Taehyung ya ?"

Jisoo mengangkat alis, kemudian menyengir kini beralih menunduk menatap kedua sepatunya, "gimana gue gak khawatir.. dia kecelakaan dan gak ada anggota keluarganya yang nungguin dia.." ucapnya lirih mengingat bagaimana kondisi keluarga Taehyung.

Jisoo sedikit bersyukur, begitupun Jungkook.

Setidaknya meski sederhana. Ayah dan Ibu Jisoo maupun Jungkook masih setia datang dan menunggu mereka waktu mereka sakit saat itu.

Meski kini baik orang tua Jisoo dan Jungkook berada di luar kota, setidaknya di waktu mereka terpuruk kedua nya selalu berdoa dan memberi dukungan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hope and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang