Stay 3

10 0 0
                                    

Tok tok tok

Pagi ini Ichi sudah mulai pindah tugas menjadi sekertaris Leon. Ichi mengetuk ruangan Leon lalu masuk ke dalam.

"Selamat pagi pak, saya Ichi sekertaris bapak yang baru." Kata Ichi setelah mengetuk pintu dan masuk ke ruangan Leon.

"Ya saya tau. Kamu bisa duduk disana. Kamu pelajarin berkas ini terus atur jadwal saya. Kalau ada yang belum paham kamu tanya saya." Kata Leon sambil memberi beberapa berkas kepada Ichi.

"Oh ya, kamu panggil saya nama aja kalau cuma berdua atau diluar kantor." Kata Leon lagi.

Ichi mengerutkan keningnya. "Gak bisa pak, kok kaya gak sopan gitu jadinya. Memangnya umur bapak berapa yah?"

"Ck, berasa tua saya dipanggil kamu bapak. Saya cuma satu tahun diatas kamu."

"Yah gak bisa juga sih panggil nama pak. Walau seumuran atau bapak lebih muda kan bapak atasan saya."

"Ck." Wajah Leon menunjukkan ketidak sukaannya.

"Gini aja deh aku panggil koko aja yah, soalnya walau cuma tua satu tahun harus sopan. Mama papa saya selalu ngajarin manggil yang tua dengan sopan. Kalau ada orang lain saya panggil bapak lagi. Gimana?" Ichi memberi solusi kepada Leon.

"Yah oke lah kalau begitu." Putus Leon akhirnya. "Saya cuma pengen suasana nyaman aja."

"Oke." Kata Ichi lalu menuju mejanya dan membawa berkas di tangannya.

Ruangan Ichi dan Leon hanya berseket pintu kaca. Dari ruangannya Leon bisa melihat Ichi tapi Ichi gak bisa melihat Leon. Ichi langsung tenggelam ke dalam pekerjaannya, mempelajari berkas dan juga mengatur jadwal Leon.

"Ck." Leon mendesak sendiri. Ia terus berfikir apa yang ia lakukan saat ini benar atau salah. Baru kali ini ia mencampuri urusan diluar pekerjaannya.

Selama ini tak terlintas seorang wanita pun di pikiran Leon. Yang ia tahu adalah bagaimana bekerja dengan baik dan menjadi sukses.

***

Beberapa manager atau karyawan lainnya yang mengetahui Ichi menjadi sekertaris Leon, perlahan-lahan mundur teratur. Mereka yang mempunyai niat baik atau gak baik ke Ichi mundur teratur.

Beberapa bulan ini Leon selalu disamping Ichi. Makan siang pun Leon selalu bersama Ichi. Jika makan di luar maka Leon akan makan di tempat yang sama dengan Ichi, jika Ichi membawa bekal makanan akan membawa 2box.

Jika Leon sedang rapat diluar dan gak bisa makan bersama maka Ichi lebih memilih delivery dan makan di ruangannya. Mereka menjadi akrab karena suatu kejadian di awal saat Ichi baru menjadi sekertaris Leon.

Flashback on

"Chi, hari ini saya ada janji temu sama temen. Kamu makan siang delivery aja kalau saya gak keburu balik pas makan siang." Kata Leon sambil bersiap keluar ruangannya.

"Gak apa ko, saya makan sama temen yang lain deh. Dulu kan biasa makan sama mereka." Jawab Ichi.

"Ehm baiknya makan disini aja. Kamu gak tau lelaki diluar sana gimana." Nasihat Leon. Sejak bekerja menjadi sekertaris Leon ini mereka jadi akrab satu sama lain.

"Gak apa ko, kan ada temen yang lain." Jawaban Ichi ini hanya disambut dengan angkatan bahu dari Leon. Leon lalu meninggalkan ruangannya.

Leon mempercepat pertemuan dengan temannya yang juga nantinya akan menjadi rekan bisnis perusahaannya. Ia tiba-tiba merasa tidak tenang dan ingin kembali ke kantor. Ajakan makan siang bersama temannya pun ditolaknya.

Sesampainya di kawasan dekat kantor, Leon melihat jam sudah menunjukkan pukul 12.20 ini berarti Ichi sudah turun mencari makan.

"Hallo Chi, kamu makan siang dimana?" Leon menghubungi Ichi.

"Di rumah makan padang disebrang kantor ko, kenapa?"

"Gak apa. Yah udah deh." Leon mematikan telfonnya lalu membelokkan mobilnya ke rumah makan padang tempat Ichi makan, kebetulan mobilnya hanya tinggal berbelok.

"Chi, kamu hari ini cantik yah. Gimana kalau kamu temenin saya makan. Mumpung gak ada Leon yang temenin kamu makan." Kata salah satu atasan di tempat Ichi bekerja, Ichi sendiri tau tapi gak begitu kenal apa lagi akrab. Yang ia kenal hanya divisi administrasi dan Leon.

Lelaki itu melingkarkan tangannya di pinggang Ichi lalu menariknya mendekat ke tubuhnya. Menggelitik pinggang Ichi.

"Maaf pak tolong tangannya dikondisikan." Kata Ichi yang risih diperlakukan tidak sopan. Sedangkan temannya dari divisi administrasi tak ada yang berani mengeluarkan suaranya, mereka agak segan dengan atasan yang satu ini.

"Chi, jangan sok jual mahal lah. Bukannya kamu senang dibeginiin? Kamu udah gak pernah ada yang belai lagi kan?" Kata lelaki itu frontal.

Muka Ichi merah padam, rasanya tersinggung. Ia memang seorang single parent atau orang banyak menyebut dia janda. Tapi jangan cap semua janda sama, dia bukan orang yang haus akan kasih sayang atau belaian lelaki.

"Bapak-"

"Maaf pak, rasanya tidak pantas memperlakukan Ichi dengan begitu. Mohon tangan dan ucapan bapak berprilaku seperti orang yang berpendidikan." Suara Leon yang terdengar dingin, tegas dan dalam memotong ucapan Ichi dan membuat orang yang berada disana terkejut.

Lelaki itu langsung melepaskan tangannya dari pinggang Ichi. Semua yang disana tidak menyangka Leon akan datang dan menolong Ichi.

"Saya harap bapak tidak pernah melecehkan wanita lagi, entah itu Ichi atau wanita lainnya lagi." Kata Leon sebelum menggamit tangan Ichi berjalan keluar. Lelaki tadi canggung mendengar perkataan Leon hanya mampu terdiam.

"Kita kembali ke kantor aja." Hanya kata ini yang terdengar olah teman Ichi di divisi administrasi dan juga lelaki yang bersikap tidak sopan tadi sebelum mereka menghilang keluar dari rumah makan padang itu.

Saat diperjalanan naik ke ruangannya, Leon sudah memesan makanan layanan antar. Makanan itu sampai tepat jam satu, tepat di akhir jam makan siang mereka.

"Makan sini Chi." Kata Leon mengajak Ichi makan bersama di ruangannya.

Ichi dengan ragu mendekat ke sofa dimana Leon duduk. Leon lalu membuka nasi bogana yang lalu disodorkan ke Ichi, lalu ia membuka satu lagi untuk dirinya. Mereka makan dalam diam.

"Chi, besok-besok kalau saya gak ada lebih baik kamu delivery aja. Kan tadi udah saya bilang pesen aja. Untung saya cepet." Kata Leon setelah meneguk teh tawar hangatnya.

"Makasi ko. Saya gak tau kalau bakal kejadian tadi."

"Kan tadi saya udah bilang sebelum berangkat. Kamu gak tau diluaran kaya gimana. Ck bandel sih kamu mah." Leon kesal karena Ichi susah dinasehati.

"Iya, gak akan ke dua kali lagi. Saya juga gak nyangka." Kata Ichi menundukkan kepalanya.

"Ya udah kedepan kalau mau makan sama saya aja, kalau kamu bekel saya bisa delivery. Kalau gak ada saya kamu bisa delivery. Diluar sana banyak lelaki yang punya niatan gak baik sama kamu."

"Terus kalau kamu ko?" Canda Ichi mencairkan suasana. Begitulah Ichi sebentar merasa bersalah, sebentar akan ceria lagi.

"Lah situ mempertanyakan saya. Eh tanya kenapa?" Balik canda Leon. Orang yang gak dekat dengan Leon menilai Leon orang yang cool tapi bersama Ichi, Leon bisa menunjukkan sisi humorisnya.

"Hahaha lah kamu kan lelaki ko, tulen kan. Bukan bences atau hombreng."

"Sembarangan, gini-gini saya juga masih suka lihat cewek cantik." Kata Leon sambil menjitak kepala Ichi pelan.

"Pantes saya dijadiin sekertaris kamu ko. Saya kan cantik hahaha."

"Kumat sok kecantikan kamu. Udah sana kerja lagi. Molor ini setengah jam kerjaan kamu." Kata Leon lalu Ichi membereskan bungkus makanan mereka dan kembali ke ruangannya.

Flashback off



Tangerang, 23 September 2019

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang