3

3K 315 18
                                    

❤Selamat Membaca❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca

Malam ini Prilly duduk di teras depan rumahnya, menunggu kedatangan Ali yang katanya masih ada di jalan. Senyumnya terus terukir. Sebab, ini kali pertama ia bertukar pesan dengan Ali. Terlihat aneh memang karena dari kelas sepuluh ia dan Ali tidak pernah bertukar pesan.

Boro-boro bertukar pesan, menyimpan nomernya saja tidak. Meskipun dirinya menyimpan nomer WhatsApp Ali, tetapi cowok itu tidak. Prilly tersenyum miris akan itu. Tapi, tidak apa-apa. Lagian sekarang cowok itu sudah menyimpan nomer WhatsApp-nya dan itu terjadi karena paksaannya yang men-spam chat kepada Ali agar nomer WhatsApp-nya di simpan.

Lama menunggu sampai Prilly merasa bosan sendiri. Hingga pesan WhatsApp yang masuk menyadarkannya.

Ali
Gue udh ad d dpn rml L

Prilly langsung berdiri dari duduknya. Berlari mendekati pagar rumahnya meninggalkan ponselnya di teras. Saking bersemangatnya membukakan pagar untuk Ali sampai dirinya tidak sadar jika ada batu besar yang ia sandung.

"Aww...," Ringisnya merasakan perih di bagian lututnya yang berdarah.

"Eh, cewek bego bin ceroboh. Hati-hati, dong!" Teriak seseorang dari luar pagar.

Prilly yang menunduk, meniup lututnya yang berdarah mendongak dan mendapati Ali di luar pagar yang berdiri di samping sepeda motornya menatapnya tajam.

Prilly mencoba berdiri meskipun lututnya terasa semakin sakit. Dengan langkah yang tertatih, Prilly menggapai pagar dan memberi Ali dan sepeda motornya ruang untuk masuk.

"Lo ceroboh banget, sih! Itu mata liat kemana aja, sih, sampek gak liat ada batu di depan." Omel Ali yang memilih mendekati Prillly.

Prilly mendengus. Cowok di depannya ini tidak melihat kondisi jika sedang marah-marah. Sudah tahu dirinya kesakitan, masih sempat marah-marah. Untung suka, kalau tidak arghhh....

"Awww...sakit..," rintih Prilly ketika Ali menutup luka di lututnya dengan slayer yang di lingkarkan di pergelangan tangan cowok itu.

Ali mendongak, "Tahan bentar, biar darah yang keluar gak terlalu banyak. Sini, gue bantu lo jalan ke teras."

Ali meletakkan tangan kanannya di bahu Prilly. Tangan kirinya memegang lengan Prilly dengan erat, takut Prilly limbung.

Dalam jarak sedekat ini, wangi tubuh Ali membuat Prilly menggigit bibir bawahnya. Apalagi posisinya seperti sekarang seperti Ali memeluknya dari samping. Ahh... rasanya ada banyak kupu-kupu berterbangan.

K-POPERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang