Bismillah 3

75 10 0
                                    

"Nak, bangun nak, kita udah sampai"

Ku buka mataku dengan berat ku lihat kanan kiri, terlihat rumah mewah yang di hiasi taman dan tanaman dan juga pohon yang rimbun.

"Ainun langsung kekamar yah Mi, masih ngantuk nih" Kataku sambil turun dari mobil
Aku yang masih sangat ngantuk, berjalan dengan mata yang terbuka dan tertutup tak beraturan ternyata membuatku menabrak kursi dan aku pun terjatuh

"Aaddduuuuhhhhh.....Y elah kursi.... lo ini kagak lihat apa..gue lagi lewat ini, minggir bentar kek, susah amat yah minggir bentar, makanya kalo hidup itu jangan jadi kursi" kataku marah2 karna lutut ku sangat sakit dan masih setengah sadar

"Eh, nak Annam, dah lama nunggu nak" ucap ummi seketika aku sadar dan membuka mataku ku mencari dimana Sang pangeran penggempar pesantren itu

Ternyata dia sedang tertawa kecil bersama Icha

"Gak kok Ummi, mungkin 10 menit yang lalu" jawabnya

"Kak Enun udah gak waras yah, masa kursi di marahin sih, kak Enun dah gede tapi belum belajar kalau kursi itu benda mati yah" kata Icha sambil tertawa

Kulihat laki-laki bergamis maroon yang duduk disamping Icha, sedang tertawa kecil, sangat tampan.

"Di sekolah kakak itu gak ada belajar benda mati, adanya belajar ilmu sosial dan menghafal "

Ya Ampuun untung aja aku pake cadar jadi gak kelihatan aduhh ngapain sih pake kesini segala, lalu aku meninggalkan semua orang dan aku masuk kekamar

*******

"Nak Annam ngapain kesini katanya dua atau tiga hari eh ternyata langsung nih, gak sabar yah" kata Abi sambil terkekeh mencaikan suasana

"Begini Abi Ummi, Annam di perintahkan ayah Annam untuk mengantarkan ini" kata Annam sambil menyodorkan map berwarna biru

Lalu abi membuka map tersebut

"Oh berkas ini... Ummi tolong letakkan ini di atas meja kerja Abi yah" lalu abi menutup dan memberikannya kepada ummi, ummi berlalu

"Annam, Abi sangat menaruh harapan besar terhadapmu, abi sangat bersyukur ada seorang laki-laki sholeh yang hendak melamar anak abi yang masih belia itu, abi..." Abi menitikkan air matanya

"....Abi sangat menyesal tidak dapat memberi perhatian sepenuhnya kepada Ainun, tak terasa datang masa dimana Ainun akan dilamar seseorang" kata Abi sambil terisak

"Insyaallah Annam akan menjaga Ainun dengan sekuat tenaga Annam, untuk harapan Abi jangan berharap pada Annam, karna akan lebih indah dan lebih baik jika abi berharap pada Allah" kata Annam

Annam pasti mengerti bagaimana perasaan seorang ayah yang akan mengikhlaskan putrinya

"Seandainya suatu saat nanti Ainun melakukan kesalahan maka jangan kamu mendiamkannya membentaknya apa lagi kamu mengucapkan talaq padanya nasehati lah dia insyaallah dia akan mengerti"

"Insyaallah Abi, insyaallah" kata Annam

"Kok pada nangis sih" kata Ummi yang baru datang

"Gak kok Mi tadi Abi cerita tentang pengalaman Abi membangun Travel umroh itu" kata abi tapi abi berbohong

"Oohhh.. gituh" kata ummi mengiyakan saja

"Baiklah Abi Ummi, Annam pamit pulang dulu yah, Assalamu'alaikum" kata Annam lalu bersalaman pada Abi dan keluar dari rumah itu







*Annam*


"Kulihat mobil Fortuner berwarna putih berhenti di depan rumah, ku rasa Abi sudah datang

"Tuh, abi udah datang ka" kata anak kecil disampingku

Ku lihat wanita bercadar keluar sambil menenteng tas ranselnya berjalan seperti orang mabuk, daannn

"Aaddduuuuhhhhh.....Y elah kursi.... lo ini kagak lihat apa..gue lagi lewat ini, minggir bentar kek, susah amat yah minggir bentar, makanya kalo hidup itu jangan jadi kursi" katanya sambil marah2 di depan kursi sambil terduduk, lucu sekali calon istriku

"Eh, nak Annam, dah lama nunggu nak" tanya ummi

"Gak kok Ummi, mungkin 10 menit yang lalu" kataku

Aku sebenarnya melihat bahwa wanita bercadar itu sedang menatapku, maka mataku langsung kutuju padanya agar dia cepat menundukkan pandangannya, bukannya apa2 aku hanya ingin dia menundukkan pandangannya, toh kan nanti bisa tatap-tatapan habis nikah... wkwk

"Kak Enun udah gak waras yah, masa kursi di marahin sih, kak Enun dah gede tapi belum belajar kalau kursi itu benda mati yah" ucap anak kecil disampingku

"Di sekolah kakak itu gak ada belajar benda mati, adanya belajar ilmu sosial dan menghafal" katanya sambil berlalu dan memasuki sebuah ruangan yang aku yakin adalah kamarnya, aku hanya terkekeh geli melihat tingkah lakunya

"Kak Annam, Icha mau tidur yah, Icha cape, dadahhh" kata anak kecil disampingku sambil berdiri dan melambaikan tangannya

Aku hanya balik membalas lambaian tangannya

***

"Nak Annam ngapain kesini katanya dua atau tiga hari eh ternyata langsung nih, gak sabar yah" kata abi membuatku malu

"Begini Abi Ummi, Annam di perintahkan ayah Annan untuk mengantarkan ini" kataku lalu menyodorkan sebuah map berwarna biru

Lalu abi membuka map tersebut dan mengangguk

"Oh berkas ini... Ummi tolong letakkan ini di atas meja kerja Abi yah" lalu abi menutup dan memberikannya kepada ummi, ummi pun berlalu

"Annam, Abi sangat menaruh harapan besar terhadapmu, abi sangat bersyukur ada seorang laki-laki sholeh yang hendak melamar anak abi yang masih belia itu, abi..." Ketika aku mendongakkan kepala aku medapati Abi menitikkan air matanya

"....Abi sangat menyesal tidak dapat memberi perhatian sepenuhnya kepada Ainun, tak terasa datang masa dimana Ainun akan dilamar seseorang" sambung Abi sambil terisak

Apakah mungkin semua ayah para wanita dimuka bumi ini akan sangat menangis apa bila anaknya akan menikah, apakah hati seorang ayah akan sangat rapuh  serapuh rapuhnya

"Insyaallah Annam akan menjaga Ainun dengan sekuat tenaga Annam, untuk harapan Abi jangan berharap pada Annam, karna akan lebih indah dan lebih baik jika abi berharap pada Allah" kataku menenangkan Abi

"Seandainya suatu saat nanti Ainun melakukan kesalahan maka jangan kamu mendiamkannya membentaknya apa lagi kamu mengucapkan talaq padanya nasehati lah dia insyaallah dia akan mengerti" ucap abi lagi

Sepertinya tidak mudah untuk menjalani kehidupan setelah menikah

"Insyaallah Abi, insyaallah" kataku karna kehabisan kata-kata

"Kok pada nangis sih" Tanya Ummi yang baru datang

"Gak kok Mi tadi Abi cerita tentang pengalaman Abi membangun Travel umroh itu" kata abi tapi abi berbohong

"Oohhh.. gituh" kata ummi mengiyakan saja

Aku hanya tersenyum melihat Abi

"Baiklah Abi Ummi, Annam pamit pulang dulu yah, Assalamu'alaikum" kataku sambil bersalaman pada Abi dan keluar dari rumah mewah itu

Cinta AinunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang