Bismillah 7

63 2 0
                                    

Ainun P.O.V

"Ngapain sih ni cowo kaga ikut makan, kelihatan banget ngelesnya" gumamku dlm hati

"Katakanlah sesuatu pada saya" Annam mulai membuka pembicaraan

Aku sepertinya harus mengatakan yang harus dilakukan setelah pernikahan nanti

aku takut, dan hanya mampu meremas bajuku

"Saya akan menerima dan mengerti keinginanmu" jawabnya

"Yang saya inginkan ketika kita telah menikah nanti akan tinggal di rumah kita sendiri" ucapku

"Tak usah pikirkan itu" jawabnya tenang

Eh buset dah bisa ae ni cowok, tapi biar deh, eh kok tenang banget apa jangan2 ni cowok kasyaf masa depan gue, ganteng tapi penuh misteri" batinku

"Ekhemm. Kapan kamu perpisahan?" Tanyanya

"Eh, hari ka..kamis" jawabku gugup

"Hemm, berapa umurmu?" Tanyanya lagi

Katanya udh tau semua tentang gue, tpi nanya umur gue, yaelah batinku

"Emm, 16 tahun kak" jawabku yang sedari tadi tak menatap lawan bicaraku
Aku saja bingung, malah lagi seperti ini aku gak berani natap, pas kemaren2 natap mulu, Ainun....Ainun, batinku

"Kamu masih sangat muda yah" katanya lagi

Dah tau masih muda malah di nikahin pinter amat lu tong, batinku
Hari ini batinku selalu bicara, wkwk

"Saya berumur 22 tahun, kita beda 5 tahun" katanya lagi

Dah tua juga maunya nikah ama anak kecil, aneh2 wae lu tong batinku

"12 juni ini saya berumur 17 tahun" jawabku

"Owh seperti itu, semoga kamu tambah dewasa yah" katanya lagi

Eh buset dah, jadi selama ini gue anak2 apa, kataku dalam hati

"Eh Ainun, udah mulai banyak bicara yah sekarang, mentang2 sama calon suami" kata ummi dengan nada bicara menggoda

"Ih ummi apaan sih" jawab aku yang benar2 malu

"Gak apa2 bu Zahra sekalian perkenalan supaya nanti pas acara gak malu2" timbal ustadzah yang ikut menggoda

"Udah2 kalian berdua ini, jadi malu tu Ainun sama Annamnya" kata Ustadz Segaf

"Begitulah ibu2 ustadz Segaf" tambah abi juga

"Baiklah kalau begitu kami pamit pulang dulu ya Hafidz, ibu Zahra, terimakasih banyak atas hidangannya" kata ustadz Segaf

"Gak usah bilang makasih kali Ustadz Segaf, kitakan calon bessan" kata ummi sambil terkekeh

"Iya itu bener kata istri saya" timpal Abi

"Kami pulang dulu ya Hafidz, assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh" kata ustadz Segaf lalu berjalan ke mobil beliau.

"Wa'alaikumussalam, hati2 dijalan yah" kata abi sambil melambaikan tangannya

Tiba2 datang mobil sedan berwarna silver yang tak lain mobilnya kak Dzaki

"Tuh Dzaki dah pulang" kata Ummi

"Pas tamu udah pulang malah dia baru datang" kata abi lalu berbalik dan masuk

Lalu abi menghampiri ku lalu duduk disamingku

"Maafkan abi nak, yang telah menjodohkanmu, dan tak memperhatikanmu, krna abi sibuk dengan urusan abi" kata abi sambil merangkulku

"Gak apa2 abi, Ain ikhlas kok" kataku sambil tersenyum, aku gak ngerti kenapa aku sekarang lebih ikhlas aja gitu

"Alhamdulillah, anak abi sangat tegar" kata abi mengelus kepala dengan lembut

"Abi ini, Dzaki datang malah di tinggal masuk, tamu dateng di sambut ampe pulang" kata kak Dzaki mendengus kesal

"Lagian sih kak Dzaki datangnya lama, tamunya dah pulang" kataku terkekeh

"Selamat ya dik, bentar lagi jadi istri, hadduuhh kapan yah aku" kata kak Dzaki

"Kakak gak boleh nikah kalau belum mapan" kataku

"Kalau aku nikah nya pas udah mapan, kita nanti tau dari mana kalau cewek yang kita nikahin itu tulus cinta ama kita" kata kak Dzaki

"Wah kak Dzaki ternyata cerdas, aku kira cuman motokopi kata2 kak Seto, teman kak Dzaki" kataku sambil terkekeh

Abi dan ummi hanya mendengarkan perdebatan ku dengan kak Dzaki

"Kamu boleh menikah tpi nanti, setelah kamu telah punya calonnya" kata ummi

"Kak Dzaki kalau mau nikah, tpi gak dapat calonnya nikah aja ama ayam dibelakang rumah" kataku terkekeh

" Y kali Ain" kata kak Dzaki

"Kamu kalau mau makan itu masih ada makanan byk nanti kalaugak habis suruh bi Anis bawa pulang" kata ummi lalu pergi ke kamar

"Kamu makan ya sayang, dari tadi siang kamu belum makan, nanti sakit" kata Abi lalu menyusul ummi

"Dah calon istri" kata kak Dzaki yang ikut pergi

Kok aku gak berat hati lagi yah, kaya ikhlas dan bahagia, tapi kamu gak boleh goyah setelah nikah nanti, karna kata ustadzah Yulia laki2 itu punya akal 9 dan nafsu satu, kalau mau sesuatu pasti bakal ia lakukan bagaimana pun caranya, apa lagi nanti aku tinggal berdua aja sama kak Annam, aduh aku takut kalau kak Annam macem2, astaghfirullah Ainun, gak boleh mikir macem2, gumamku

"Ain... Kamu gak makan? Makan gih terus tidur, hari Rabu abi Antar kamu ke pesantren" kata abi yang hendak menuju dapur

Aku hanya mengangguk dan berdiri pergi ke meja makan, ku lihat kak Dzaki sedang makan, ku lepas cadarku, dan ikut duduk di samping kak Dzaki,

"Bi Anis mana?" Tanyaku,
"Lagi tidurin Icha" jawab ka Dzaki lalu berdiri

"Ih kak Dzaki kok duluan, aku kan baru aja mau makan" kataku kesal

"Kamu kelamaan, kaka dah kenyang" jawabnya lalu ke dapur untuk menaruh piring kotor dan mencuci tangan

"Kamu jangan makan banyak2 nanti gendut, kasian suamimu gak bisa angkat kamu ke kamar" kata kakak Dzaki

"Ih kak Dzaki apaan sih" kataku sedikit teriak karna jijik membayangkan itu jika terjadi

"Hahahaahh,kakak becanda" kata kak Dzaki sambil menaiki anak tangga

"Iiihhhh" kataku sambil menghintikkan bahuku karna ucapan kak Dzaki tadi

******

"Alhamdulillah" kataku lalu aku pergi ke kamar

Aku membersihkan diri dan tidur

Cinta AinunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang