Annam P.O.V
Aku sengaja tidak ikut makan karna aku ingin mendengar hal2 yang Ainun inginkan setelah menikah nanti
"Katakanlah sesuatu pada saya" kataku mulai membuka pembicaraan
Ku lihat dia hanya meremas bajunya
"Saya akan menerima dan mengerti keinginanmu" jawabku tegas
"Yang saya inginkan ketika kita telah menikah nanti akan tinggal di rumah kita sendiri" ucapnya terputus
"Tak usah pikirkan itu" jawabku tenang
"Ekhemm. Kapan kamu perpisahan?" Tanyaku lagi mencairkan suasana
"Eh, hari ka..kamis" jawabnya gugup
"Hemm, berapa umurmu?" Tanyaku, padahal aku tau, tapi ya gak papa lah basa basi
"Emm, 16 tahun kak" jawabnya yang setia menunduk
"Kamu masih sangat muda yah" kataku lagi
"Saya berumur 22 tahun, kita beda 5 tahun" sambung ku
"12 juni ini saya berumur 17 tahun" jawabnya
"Owh seperti itu, semoga kamu tambah dewasa yah" kataku kehabisan kata2
"Eh Ainun, udah mulai banyak bicara yah sekarang, mentang2 sama calon suami" kata ibunya Ainun menggoda Ainun
"Ih ummi apaan sih" jawab Ainun yang dengan malu
"Gak apa2 bu Zahra, sekalian perkenalan supaya nanti pas acara gak malu2 lagi" tambah Ummi yang ikut menggoda
"Udah2 kalian berdua ini, jadi malu tu Ainun sama Annamnya" bela abi
"Begitulah ibu2 ustadz Segaf" timpal Pa Hafidz
"Baiklah kalau begitu kami pamit pulang dulu ya Hafidz, ibu Zahra, terimakasih banyak atas hidangannya" kata abi sambil berjalan keluar rumah pak Hafidz
"Gak usah bilang makasih kali Ustadz Segaf, kitakan calon bessan" kata bu Zahra cengengesan
"Iya itu bener kata istri saya" timpal pak Hafidz
"Kami pulang dulu ya Hafidz, assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh" kata Abi dan memasuki mobil yang kami kendarai
"Wa'alaikumussalam, hati2 dijalan yah" kata pak Hafidz sambil melambaikan tangannya
******
"Apa saja yang kamu bicarakan sama Ainun tdi, Annam" tanya abi
"Hanya sedikit, Ainun minta agar kami tinggal di rumah kami nanti" jawabku
"Berdua saja?" Tanya ummi
"Iya" jawabku
"Sepertinya Ainun sangat bersedia menjadi istrimu, abi yakin dia akan menjadi istri yang baik dan Shalihah" kata Abi
"Aamiin" kataku dan ummi
"Katanya bu Zahra, Ainun itu pinter masak loh" kata ummi
"Beneran?" Kata Abi
"Beneran, ummi yakin, nanti Annam akan gendutan setelah diurus oleh Ainun" kata ummi terkekeh
"Ummi ini ada2 aja" kataku
"Kamu gak tahu ya Nam, Abimu dulu itu badannya kurruuuusss banget" kata ummi
"Abi itu belajar ummi" kata abi pembelaan
"Tapi setelah nikah ama ummi, badan abi mulai berisi, yah walau gak gendut" kata ummi terkekeh
"Banyak makan juga gak boleh ummi" kata abi
"Sudah2 biarkan saja dulu bulan ramadhan datang kita sambut dengan bahagia, baru bulan Syawal kita semua persiapkannya" kataku tersenyum sambil fokus menyetir mobil
"Jadi suami yang pengertian yah Nam, calon istrimu masih sangat muda" kata ummi lagi
*******
"Assalamu'alaikum" kataku membuka pintu rumah, ku dapati Zaini dan Basyir sedang duduk di ruang tamu dengan masing2 Al-Qur'an ditangan mereka
"Wa'alaikumussalam" jawab Zaini dan Basyir, dan menutup Al-Qur'an mereka masing2
"MasyaAllah, anak2 ummi selalu bikin ummi bangga" kata ummi lalu duduk Zaini dan Basyir menyalimi tangan Abi, Ummi lalu aku
"Udah berapa juz?" Tanyaku
"22" jawab Basyir
"Kamu" tanyaku dengan menunjuk Zaini dengan dagu
"R A H A S I A" jawabnya membuat satu ruangan tertawa
Basyir adalah adik dari Zaini
Umur Basyir 16 tahun dan umur Zaini 19 tahun, yah aku jarak lahir ku dengan kedua adik ku hanya 3 tahun, Zaini akan menyambung Studinya di Universitas Al-Azhar, Cairo tempat yang sangat ia cita2kan, sedangkan Basyir baru kelas 2 Aliyah, rencananya insyaallah Basyir akan menuntut ilmu di Darul Musthofa, Tareem Alhamdulillah sekali memiliki adik2 seperti mereka, mereka berambisi dalam menuntut ilmu."Pandai sekarang kamu yah" kataku sambil mengacak2 pecinya
"Gimana kak, lancar tadi?" Tanya Basyir
"Alhamdulillah lancar" jawabku
"Alhamdulillah....." ucap Zaini
"....cie yang habis lebaran gak jomblo lagi" ledek Zaini
"Kamu tuh yang habis lebaran ke Mesir" kataku lagi
"Aku kan kesana buat belajar" jawabnya
"Na maka dari itu perbanyak sholawat dan istighfar bukannya ledekin kakanya mulu" kataku lagi sambil merangkul nya
"Kaka umurnya 22, trus calon kakak ipar umurnya 16, aku 19, jadi aku manggil kakak ipar gimana, bilang ka Ainun, kan tua aku, manggil Ainun kan beliau calon kaka ipar" katanya sambil menggaruk kepalanya
"Manggil kakak ipar aja" kata Abi sambil terkekeh
"Ka Annam sih cari istri muda banget" katanya terkekeh membuat satu ruangan kembali tertawa, Zaini memang lucu, mudah bergaul berbeda dengan Basyir yang pendiam sekali, jarang bicara, dan jarang berteman
"Biar muda Ainun itu udah lulus Aliyah lo" kataku membela
"Gak beda jauh sama aku kok, aku pas umur 18" katanya juga melakukan pembelaan
"Yah muda Ainun lah, kan seumuran sama Basyir" kataku lagi
"Terus saja kalian berdebat, lebih baik tidur" kata Abi, dan pergi ke kamar, ku rasa abi pusing mendengarkan perdebatanku dengan Zaini
"Kak Zaini, ummi, Kak Annam, Basyir kekamar duluan yah" katanya pamit dan kembali ke asramanya
"Ummi juga mau istirahat dulu yah, kalian jgn lama2 ngomong2nya" kata ummi dan berjalan menuju kamar
"Tuh kan semua orang rumah marah gara2 kamu, kamu sih cuman gara2 umur aja di permasalahin" kataku lalu mengambil handphone ku dari dalam saku gamis ku
"Lagian kaka nikah ama yang muda, aku kan jdi heran......eh kalo aku udah lulus dari Al-Azhar carikan cewe yang kaya calon kaka ipar yah, yang muda2" katanya sambil terkekeh
"Bocah, bocah" kataku mengeleng2
Lalu aku berjalan menuju kamarku untuk istirahat
"Eh kak Annam Zaini kok ditinggalin sih" protes Zaini di belakangku
"Kamu punya kamar sendiri" lalu ku tutup pintu kamarku
Setelah aku selesai membersihkan diri aku mulai merebahkan tubuhku di kasur.
Aku teringat wajah Ainun, alis yang tebal dan mata hitam yang agak sipit, hidung yang lumayan mancung dan bibir kecil yang tebal serta pipi tembem yang membuat dia terlihat sangat imut, wajahnya yang halus dan bersih menandakkan wajah yang sering terkena air wudhu, hatiku berdesir.
"Astaghfirullah... astaghfirullah" ucapku karna aku memikirkan seseorang yang belum sah untukku, lebih baik aku melakukan amalan sebelum tidur setelah itu langsung tidur agar tidak teringat Ainun lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Ainun
RandomKisah seorang gadis yang bernama Ainun, yang dijodohkan oleh orangtuanya tanpa sepengetahuan dirinya, dengan anak pemimpin pesantren tempatnya belajar sekaligus sahabat orangtuanya, sedangkan Ainun sendiri ingin melanjutkan pendidikannya, akankah Ai...