6. Santet

127 1 0
                                    

Ini adalah kisah yang dialami almarhum om saya.

Sebelumnya, kita bacakan dulu alfatihah untuk alm., supaya diterangkan kuburnya aamiin

Baik, kisahnya mulai dari 5 tahun lalu...

Om saya, panggil saja Mardi adalah seorang manajer hotel bintang 3 di Bandung, beliau cukup lama berkecimpung di dunia perhotelan, berawal dari seorang cuci piring.

Istrinya juga tak kalah piawai mencari uang, tanteku sebut saja Lilis, beliau membuka warung kecil-kecilan di rumah, meskipun gaji dari suaminya masih sangat cukup untuk keperluan sehari-hari, tapi ia tak mau serba menggantungkan diri pada suaminya.

Kehidupan mereka sangat harmonis. Om Mardi yang memiliki paras tampan dan wajah yang tampan dan tante Lilis yang memiliki tubuh mungil dan cantik khas mojang priangan. Ditambah keduanya piawai mencari uang, menjadikan mereka perfect combo.

Mereka memulai kehidupan suami istri di rumah panggung sederhana, yang amat jadul bahkan di masa itu. Halang dan rintang juga mereka lewati, mulai dari warung tante yang kemalingan, sampai bapaknya om yang tinggal di Yogya kecelakaan hingga meninggal. Namun sedikit demi sedikit mereka mampu meningkatkan taraf hidup mereka, karena baik om maupun tante karir dan usahanya mulai maju.

Tahun demi tahun berlalu, om dan tante akhirnya mampu membangun rumah yang jauh lebih bagus, memiliki kendaraan mewah yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Sebuah mobil. Om bahkan memiliki seorang pegawai yang diberikan tugas untuk menjadi supir sewa menyewa mobilnya, karena saat itu om memiliki mobil dinas dari kantor.

Di sinilah awal mula keanehan-keanehan itu mulai terjadi. Suatu hari, tepatnya dini hari. Supirnya pulang sekitar jam 3 subuh, ia berniat untuk memarkir mobil itu di dalam garasi. Garasi om terletak terpisah dari rumahnya. Cukup besar hingga dapat menampung 2 mobil dan beberapa motor. pak supir membuka rolling door, kemudian masuk kembali ke dalam mobil dan mulai memarkir.

"ya... terus, terus, kiri... kiri dikit. Ya, balasss..."

pak supir mengikuti arahan parkir barusan. 'loh bapak masih bangun yaa.' fikirnya.

Setelah selesai memarkir, ia kemudian turun dari mobil dan berniat pamit pada om.

Saat itu suasana amat hening, bahkan rumah om masih terlihat gelap, hanya diterangi lampu dari luar. Ia mengedarkan pandangan ke sekililing. Sepi. Sangat hening.

'terus, yang tadi markirin siapa?' fikirnya.

Bulu kuduknya meremang. Ia pun berlari tunggang langgang.

Esoknya pak supir menceritakan kejadian tersebut kepada om. Tanpa menunggu waktu lama, mereka membersihkan garasi dan menemukan hal yang tak terduga. Mereka menemukan boneka yang dibungkus kain menyerupai pocong, di atap garasinya. Mereka kemudian meakukan doa bersama dan 'pembersihan.' Setelah itu, kejadian tersebut tak pernah terulang.

Beberapa waktu kemudian ibuku berbelanja di warung tante. Ia melihat gundukan tanah, tapi anehnya tanah tersebut hanya di bagian teras warung saja. Tekstur tanahnya basah dan seperti baru. Warung tante terletak di rumahnya, sehingga bisa langdung membedakan teras warung dan teras rumahnya yang bersih. 

Ibu langsung bertanya pada tante mengenai keanehan ini. "Tan ini kok ada tanah begini sih? kemarin nggak disapu ya?"

Tante menjawab "loh padahal kemarin sore udah dipel. Kayaknya semalem juga nggak hujan atau badai yaa wa?!" Tante kembali memastikan.

"Sapu dulu ah tan, takutnya orang iseng nabur tanah kuburan."

Kemudian tante meminta ART nya untuk membersihkannya. Dari situ kejadian-kejadian aneh kembali terjadi. ART tante sakit selama seminggu. Tante pun menyuruhnya untuk beristirahat saja di rumah. Ia tiba-tiba menelpon tante tengah malam.

HORROR STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang