1. Anak baru

1.2K 59 7
                                    

Bel masuk sudah memekik lima menit yang lalu tapi Bu Isda, guru kesenian yang terkenal karena mulutnya yang cerewet itu belum juga menampakkan batang hidungnya. Biasanya, beliau selalu tepat waktu terlebih untuk masuk ke dalam kelas ini.

Perkenalkan, aku Ayu. Lengkapnya Ayu Rosmalina, Salah satu murid di kelas ini yang dijuluki sebagai biduan.

Aku tidak memungkiri panggilan yang sebagian dari mereka pakai untuk meledekku itu karena pada kenyataannya aku memang demikian.
Bernyanyi dari panggung ke panggung berharap kelak menjadi seorang penyanyi profesional yang dibayar mahal.

Aku salah satu murid yang aktif. Atau mungkin hyper aktif.
Aku bisa melakukan apa saja yang bahkan tidak pernah orang lain bayangkan jika seorang perempuan imut sepertiku bisa melakukannya.
Contoh, kabur di jam sekolah menaiki dinding setinggi dua meter tanpa sepengetahuan satpam sekolah hanya untuk menghindari pelajaran matematika. Bukan itu saja, aku bisa masuk ke ruang kesehatan dengan leluasa, dengan alasan yang sama. Pura-pura sakit.

"Yu, ada berita baru nih." seseorang menarik seragamku dari belakang. Dia Kia, sahabat satu geng yang suka kabur juga kalau kepepet.

"Apaan? Bukan gosip kan? " tanyaku. Jujur saja, aku tidak suka bergosip kecuali bahas satu orang. Nanti kuceritakan.

"Bukan. Gue denger ada anak baru masuk kelas sini. Ganteng. " jelas Kia semangat.

Aku memutar bola mata. Kenapa sih cewek kalau sudah dengar kata ganteng, semangatnya seperti pahlawan yang ingin melawan musuh. Berapi api.

"Oh! " balasku.

"Kok oh doang? Ganteng ini. Kali aja naksir salah satu dari kita ya kan? "

"Dih, ogah. Lu aja kalo mau. " kataku tak terima.

"Hahaha iya ya, gue lupa. Lu kan udah kepincut sama si gendut, ya. " katanya dengan nada meledek

"Sembarangan aja lu kalo ngomong. " aku meraup wajah Kia dengan jemariku.

"Buset, dikira muka gue pasir. "

"Elu ngomong sembarang. Masa gue mau sama anak manja kek dia. Gila kali gue. " balasku kesal.

"Hahaha, ya kali aja, Yu. Hati orang siapa yang tau sih. "

Tiba-tiba suara berisik berubah dalam sekejap. Suasana sunyi senyap saat seseorang yang harusnya masuk dari tadi muncul di depan pintu diikuti seorang siswa berseragam sekolah dengan celana abu-abu.

"Ganteng kan, Yu! " bisik Kia sambil mencolek bahuku.

Oh ini anak baru yang Kia maksud.

"Selamat pagi anak-anak. " sapa Bu Isda dengan suara lantang.

"Pagi, Bu. " teriak seluruh siswa termasuk aku.

"Hari ini kita kedatangan siswa baru pindahan dari SMA Nusa. Silakan kamu perkenalkan diri. " ucap Bu Isda pada anak baru itu.

Dia mengangguk lalu menatap kami semua.

"Selamat pagi, perkenalkan nama saya Adipati. Kalian bisa panggil saya Adi. Saya pindahan dari SMA Nusa, semoga kita bisa berteman. "

Perkenalan cukup singkat.

"Silakan duduk. " titah Bu Isda.
Siswa baru bernama Adi itu berjalan ke arahku.

"Boleh duduk di sini? " izinnya.

Aku menoleh ke kanan dan kiri. Sial, tidak ada tempat kosong lagi.
Dengan terpaksa aku mengiyakan.
Sebenarnya aku lebih suka duduk sendirian. Aku merasa bebas tanpa gangguan.

"Hai, Adi. Gue Zaskia. Panggil aja Kia. "

"Oh, hai. Gue Adi. "

"Semoga betah ya sekolah di sini. "

Adi hanya mengangguk kikuk. Aku menatapnya seksama.
Ganteng sih, tapi kayaknya pendiem.

Kalo gue kerjain bisa ni kayaknya.

*****

"Pesen apa nih kita? " tanya Kia pada kami saat sudah sampai di kantin.

Aku, Jessica, Wenda dan Zaskia memang dikenal sebagai salah satu geng perempuan yang kata guru kebanyakan itu 'bandel'. Sering mangkir di upacara bendera, telat datang ke sekolah, bahkan minggat di jam pelajaran.

"Baso deh." kata Jessica.
"Gue Mi ayam " teriak Wenda.

"Lu apa, Yu? " tanya Kia.
"Baso juga. " kataku memutuskan.

"Gue yang pesen nih? "
"Iya. Gue udah PeWe nih. " kataku yang sudah terlanjur nyaman duduk.

"Jess, temenin yuk! " pinta Kia.

"Kek bocah, lu. Pesen makanan aja minta ditemenin. " ucap Jessica.

"Elah, temenin gak? Kalo gak ya udah, gak jadi makan. " ancam Kia.

"Hahaha,,,, " aku dan Wenda tertawa melihat dua anak manusia itu berdebat hal sepele.

"Udah, Jes. Temenin aja. Kia kalo ngambek repot loh. " ucap Wenda pada Jessica.

"Ya udah. Minumnya apa nih? "

"Air mineral dingin! " ucapku dan Wenda berbarengan.

"Kompak bener lu kayak anak kembar. " komentar Kia sambil berlalu.

Aku dan Wenda saling pandang lalu tertawa.

"Di kelas gue ada anak baru. " kataku membuka obrolan.

"Oh ya? Cewek apa cowok? "

"Cowok, duduk di sebelah gue. "

"Hah? Kok mau?"
Kaget Wenda.

"Gak ada tempat lagi. Full. "

Wenda mengangguk paham.

"Eh iya, kemaren gue liat Ivan boncengan sama cewek. "

Aku menautkan kedua alisku.

Jadi, Wenda itu satu komplek dengan Ivan.

"Cewek? Siapa? "

Wenda menggeleng.
"Gak tau. Anaknya cantik, rambutnya panjang. "

"Oh,,, sepupunya kali. " ucapku asal tebak.

"Sepupu? Kok meluk ya? " kata Wenda sambil berpikir.

"Meluk? Hahahah,,, badan segede gitu bisa dipeluk? Hahahah,, ---"

Aku terbahak membayangkan adegan saat si gendut itu dipeluk perempuan dari belakang.

"Ck,,,, ati ati kena tulah, Yu. "

"Tulah? Hah, gak lah. Masa iya gue mau sama model begituan. Gendut, manja, sombong. Ihh,,, puihhh. "

Aku ceritakan sekilas tentang si gendut bernama Ivan Gunawan itu dan alasan kenapa aku sangat membencinya.

Dulu saat SMP aku pun satu sekolah dengannya.
Kami sering adu mulut saat dia tau aku seorang penyanyi dangdut.
Bernyanyi dengan dandanan menor, bergoyang-goyang di atas panggung dengan penonton yang bersorak-sorai, dan menurutnya itu norak, kampungan.
Aku tidak terima dia menilai demikian. Profesi itu tidak serendah yang dia pikirkan. Dengan bakat itu, setidaknya aku mampu membayar kebutuhanku sendiri tanpa menyusahkan kedua orang tuaku walau hanya untuk anak seusiaku mereka masih mampu.

Sejak saat itu, kami benar-benar menjalin hubungan yang buruk. Saling ledek sampai puas tanpa ada kata maaf. Entah sampai kapan, atau mungkin sudah tak ada peluang untuk kami bisa menjalin hubungan baru tanpa rasa dendam dan benci.

***

Cerita ini berlatar belakang anak SMA.
Semoga kalian suka.
Jangan lupa kasih vote dan komentarnya.

Dut DutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang