4. Pembalasan

474 40 2
                                    

Ayu menetralkan amarahnya yang sempat memuncak karena ulah si gendut itu. Dikunci di dalam toilet dengan keadaan yang gelap dan sendirian. Begitu keterlaluan.

"YU, LO BENERAN GAK PAPA KAN? " Jessica yang baru datang dari kantin nampak begitu khawatir. Perempuan yang kadang gesrek itu mengobservasi Ayu dari atas sampai bawah.

"Gak usah lebay gitu deh, Jess. Ayu tuh gak ada luka, tapi trauma. Untung kita cepet-cepet dateng. Coba kalo enggak, bisa pingsan dia di dalam sana. !" ucap Wenda.

"Syukurlah. " ucap Jessica lega.

"Kira-kira siapa ya pelakunya? "

Kia menghela napas,
"Siapa lagi kalo bukan Ivan. Cuma mereka yang punya masalah sama Ayu. " ucap Kia.

"Bales. !" kata Jessica semangat.

"Harus!" balas Kia tak kalah semangat.

"Udah, kalian berdua tenang. Gue gak mungkin diem aja. Kalian balik aja ke kelas. Si Adi mau duduk tuh. !"

Kia, Wenda dan Jessica menoleh ke belakang bersamaan setelah melihat arah mata Ayu. Mereka tidak sadar jika ada orang lain di antara mereka. Jessica dan Wenda nampak asing dengan laki-laki ganteng itu.

"Eh, anak baru ya?! " bisik Jessica .

"Iya. Tapi udah punya pacar. " kata Ayu. Ia tak mau salah satu sahabatnya itu salah paham dengan mengira Adi jomblo. Ayu tau Jessica seperti apa. Kalau sudah liat yang tampan, pacar lama mana dianggap. Kan kasian Kyle kalau diselingkuhi lagi.

"Kok lu tau, Yu? " tanya Kia dengan nada heran.

"Ck,,,Nanti gue ceritain. Buruan pindah. !" usir Ayu pada teman-temannya termasuk Kia.

"Gak papa kok kalo kalian mau duduk. Gue bisa duduk di sini. !" kata Adi tak enak hati.

"Gak kok. Mereka udah mau balik ke kelasnya. " sergah Ayu.
"Lagian bentar lagi juga masuk.! "

"Sayang banget udah laku, coba kalo belum! " Jessica lalu pergi setelah mengatakan itu.
Wenda, perempuan paling kalem di antara mereka hanya bisa geleng kepala.

"Tadi gue gak liat lo di kantin, Yu. Lo gak makan? " tanya Adi perhatian.

"Si Ayu dikunciin orang di dalem toilet" kata Kia menyambar dari belakang.

"Seriusan?!" kaget Adi.

Kia mengangguk.

"Kok tega sih? "

"Ya gitu deh. " balas Kia.

"Udah ah, bahas yang lain aja. Gue butuh ketenangan. Tapi thanks ya, Kia. Lo udah nolongin gue. !"

"He em. Tapi, bisa lah besok gue ditraktir, ya.! " pintanya sebagai balasan.

Adi terkekeh pelan.

"Huh, punya temen gini amat." kata Ayu sambil geleng-geleng.

***

Pembalasan memang selalu manis. Air gula saja kalah manis dengan pembalasan yang Ayu lakukan untuk Ivan siang ini.

"Mampus lo. Salah cari lawan. " kata Ayu setelah berhasil melakukan misinya.

Jadi saat jam pulang, Ayu and the geng buru-buru ke tempat Ivan biasa menitipkan motornya.
Sebenarnya, peraturan sekolah tidak seketat yang Adi kira kemarin, karena masih banyak siswa yang melanggar dengan tetap memakai kendaraannya terutama motor untuk dibawa ke sekolah, tentu dengan berbagai alasan.
Dan Ivan adalah salah satunya.

Dengan mengendap-endap, Ayu menaruh paku sepanjang dua centi di bawah ban motor Ivan. Tak tanggung-tanggung, dua ban Ivan menjadi sasaran empuknya.
Dan beginilah hasilnya.
Ivan dengan sekuat tenaga mendorong motor jenis ninja itu menuju bengkel.

"Dut! " panggil Ayu dari jendela mobil.

"Kenapa motor lo? "

Yang dipanggil tak mau menoleh. Raut kesalnya begitu jelas tergambar. Laki-laki itu hanya bisa mengumpat karena kesialan yang dia dapat hari ini.
Belum lagi ledekan dari musuh bebuyutan yang sudah dia kerjai pagi tadi.

Ya, betul yang Kia kira. Dialah pelaku utamanya.
Karma begitu cepat berlaku. Seperti mi instan yang akan matang hanya dalam waktu tiga menit .

"Ahahahaha,, butuh tumpangan gak? " Ayu menawari dengan nada ejekan. Mobil mereka jalan melambat mengiringi Ivan yang kepanasan mendorong motornya.

Ivan menarik napasnya kasar.

"Puas lo ya ledekin gue. !" katanya kesal.

"Jangan suudzon dong, Dut. Kan kita baik mau kasih tumpangan. Ntar lo item lho lama-lama di jalan. Belum lagi banyak polusi. !" kata Ayu.

"Gak usah sok perhatian lo."

"Ya udah. Lagi susah aja masih sombong. Lagian mobil kita juga gak muat. Kan lo gendut. Bye! " setelah itu mobil yang dinaiki Ayu dan kawan kawan meluncur cepat.

"Sialan tu biduan. Apa jangan-jangan ini kerjaan mereka ya? "

"Arghh,,,, bego. " Ivan lalu menendang ban motornya kencang.

"Aww,,, sakit. "
Dia menjinjingkan kakinya menahan nyeri karena ulah bodohnya barusan.

Sedang di dalam mobil, Ayu dan tiga temannya merasa puas melihat apa yang terjadi pada Ivan. Akhirnya laki-laki itu merasakan akibat dari perbuatannya sendiri.

"Puas banget gue liat kayak tadi. Lo liat kan mukanya kayak kepiting rebus. Auto kurus tuh dia kayaknya. " komentar Kia bersemangat.

"Banget. Tinggal dua anak buahnya yang belum kebagian jatah. " kata Jessica.

"Besok giliran mereka. " kata Ayu.

"Tapi, belum tentu Ruben ikut andil, Yu. Siapa tau cuma Ivan doang yang ngunciin lo. " tiba-tiba Wenda yang sejak tadi diam ikut nimbrung.

Ayu, Kia dan Jessica saling pandang tak mengerti.

"Gak mungkin dia gak ikutan, mereka kan satu geng! " ucap Jessica.
"Iya, Wen. "

"Lagian kok lo yakin Ruben gak ikutan? " tanya Ayu curiga.

Wenda diam sejenak.
"Emm,,, ya nebak aja. !"

Ayu berdecak. "Lo nutupin sesuatu ya dari kita? Apaan? " paksa Ayu.

Kia dan Jessica ikut curiga.

"Gak ada. Ihh,,, terserah kalian deh, " tukasnya sembari menatap jalanan di depan.

Ayu makin yakin jika ada sesuatu yang Wenda tutupi dari mereka.
Jujur saja sejak insiden tabrakan di kantin, dia menaruh curiga pada Ruben yang tidak berapi-api seperti Wendi saat menghadapi mereka. Ruben lebih kalem terlebih saat dia bertemu Wenda.

Pasti ada sesuatu.

***

Dut DutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang