SOTQP 4

2K 269 136
                                    

TYPO MY TYPE_

*Terinspirasi dari kisah Kaisar JiaJing, Dinasti Ming.
*pemakaian nama tokoh hanya keperluan cerita. GA USAH BAPER.
*ini hanyalah fiksi, walau beberapa kejadian memang nyata terjadi, tapi itu jaman dulu. Dan di sini hanya KARANGAN SAIYA.
*saran dan masukan dibutuhkan.

*saran dan masukan dibutuhkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌹🌹🌹

Semua orang pikir Luhan akan menjadi primadona awalnya. Mengingat sang raja amat mengistimewakannya, tapi ternyata tidak demikian. Luhan tidak berhasil mendapatkan hati Chanyeol. Sang raja pun masih sama seperti biasa, mencari mangsa.

Namun Luhan masih bersyukur setidaknya ia tidak dikucilkan di istana. Mengingat awal ia berada di sini semua orang kenatapnya tak suka, tapi kini sudah tidak terlalu. Mereka bahkan sudah berbagi cerita tentang raja. Namun untuk permaisuri, Luhan merasa ada tembok besar yang menghalanginya.

"Andai Sehunie ada di sini."

Luhan sedang merindukan sepupunya itu, sudah lama ia tidak bermain dengan si Robbin kecilnya. Di tambah dirinya yang sedang sendiri sambil memainkan air kolam, ia kebosanan. Sekarang ia merasa kesepian, istana memang ramai. Namun Luhan tidak terlalu suka dengan pembahasan mereka saat sedang kumpul dan berbicara.

Luhan menyebar pandang, hingga satu tempat menjadi fokusnya. Ia beranjak, entahlah ia hanya mengikuti kata hatinya yang tertarik pada tempat itu. Luhan berjalan menuju tempat itu. Sebuah bangunan dengan ukiran kayu yang indah. Di sana terdapat ruangan yang tak boleh dimasuki oleh siapapun kecuali sang raja.

Sayang, ada dua penjaga di depannya. Luhan memutar langkahnya putus asa. Ia terlalu takut menghadapi prajurit, ya dia memang pandai bela diri, tapi jika prajurit itu mengadu pada raja bagaimana?

Tapi Luhan penasaran. Ia ingin melihat isi gedung itu. Luhan memutar otaknya, hingga menemukan satu ide yang cukup mempan.

Ia menghampiri dua prajurit itu, melakukan pembicaraan hingga berakhir dengan kedua prajurit yang pergi. Luhan tersenyum senang, ia melangkah mendekati pintu itu setelah berhasil menipu dua prajurit tadi.

Ia membuka pintu itu, sialnya terkunci. Namun ia tak ambil pusing, mengambil sesuatu di dalam jubahnya ia sudah mendapatkan kunci dari prajurit tadi. Mata rusanya melihat sekitar, setelah memastikan semua aman, ia membuka pintu itu perlahan lalu masuk.

Menutup kembali pintu gedung dan mulai berbalik arah mengetahui isinya. Mata cantiknya membelak menyadari ada banyak lukisan di dalam sini. Luhan mendekati salah satu lukisan itu, ia memperhatikan detail yang sangat terperinci dari setiap sudutnya. Namun ia merasa familiar dengan seorang yang ada di dalam tiap lukisan itu.

Selir Oh, The Queen Park[Book4]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang