Part 12

220 23 3
                                    

-Saya gak percaya diri up chapter ini🙃

🎶 Onestar - May We Bye ( feat. Chen EXO)


"Kita mau kemana sih?" Ucap Aurel malas. Niatnya untuk berdiam diri dirumah pupus sudah karena kedatangan orang yang sedang menyetir mobil disampingnya kini.

"Liat dunia luar. Gak bosen didalam kamar terus" Jawab orang tersebut sekenanya.

"Ya seenggaknya kasih tahu arah dan tujuannya kita kemana. Kamu datang kerumah langsung bawa aku kabur keluar tadi" Sahut Aurel tidak terima seakan dirinya sedang diculik.

"Bukan kabur namanya kalau udah izin sama bik tuti tadi" Balas orang itu lagi.

"Terserah kamu aja lah Fajar nyebelin Alfian" Ujar Aurel.

Fajar tertawa mendengar gerutuan Aurel kepadanya. Ia senang setidaknya kini Aurel tidak murung lagi. Tak lama mobilnya berhenti disebuah tempat.

"Ayo turun. Kita sudah sampai" Ucap Fajar menyadarkan Aurel yang melamun.

"Eh? Sudah sampai? Kapan berhentinya?" Tanya Aurel tidak menyadari mobil Fajar berhenti.

"Kebanyakan ngelamunnin aku sih jadi gak sadar gitu" Ucap Fajar percaya diri.

"Maaf anda siapa?" Balas Aurel cuek sembari melepaskan seatbelt.

Angin malam menyapa wajah Aurel pertama kali saat ia turun dari mobil. Ia mengedarkan pandangannya menelusur tiap sudut tempat yang ia pijak sekarang.

"Ini dimana?" Tanya Aurel.

"Ini tempat yang sering aku datangi kalau lagi sedih. Disini aku bisa menenangkan diri. Sini duduk" Ujar Fajar menepuk rumput halus menyuruh Aurel duduk disebelahnya.

Aurel ikut duduk dan menatap lurus kedepan. Benar. Tempat ini sangat cocok untuk menenangkan diri. Indahnya gemerlap cahaya lampu menerangi ibu kota dapat dilihat dari atas sini. Ditemani sejuknya angin malam membuat Aurel tanpa sadar memejamkan matanya menikmati semilir angin yang begitu menenangkan.

"Emangnya kamu lagi sedih makanya ajak aku kesini?" Tanya Aurel masih memejamkan mata.

"Aku gak tau apa yang terjadi diantara kamu dan Kevin. Kenapa ini semua mendadak?" Ujar Fajar tak menjawab pertanyaan Aurel melainkan balik menanyakan sesuatu yang lain.

Aurel terdiam belum menjawab. Ia juga hampir lupa awal kisah rumit yang menimpanya baru-baru ini. Yang ia ingat hanya ia dan Kevin kini tidak bisa bersama lagi.

"Aku juga gak ngerti jar... Rasanya seperti gak nyata. Aku yang putuskan tapi kenapa aku ngerasain sakitnya. Harusnya aku senang karena Kevin menikah bersama orang yang benar-benar mencintainya. Pasti Kevin sekarang sudah bahagia juga kan?" Ujar Aurel menerawang kearah langit malam.

"Kamu juga tau siapa pusat kebahagiaannya" Balas Fajar menatap Aurel yang masih setia menatap bulan dilangit.

Aurel tersenyum tipis mendengar ucapan Fajar. Paham akan siapa yang dituju. Tapi masihkah? Atau mungkin kini Kevin mencoba  melupakannya dan bahagia dengan keluarga barunya serta fokus merawat dan menemani Erika, istrinya.

"Tunggu bentar aku mau pergi kesana dulu" Ucap Fajar membuat Aurel menatap kearahnya.

Aurel mengangguk mengiyakan. Tidak ingin tahu kemana Fajar akan pergi. Sejenak Aurel terdiam mendapat Fajar yang mengusap rambutnya sebelum beranjak tadi. Perlakuan itu mengingatkannya pada Kevin. Aurel tahu ia tidak boleh merasakan rasa rindu ini lagi.

Aurel kembali memejamkan matanya sebelum sesuatu yang terasa dingin menempel di wajahnya. Ia menoleh dan mendapatkan Fajar tersenyum manis dengan dua buah ice cream ditangannya.

RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang