Empat Belas - Misi?

1K 136 15
                                    

"walau aku tau kalian mengejekku tapi aku hanya menutup mata dan telingaku"

-knj-

________________



Jeongin menatap nyalang pada buku jari tangannya yang menggenggam erat tangan Hyunjin.

Ketika sadar ia segera melepaskan kaitan yang ia buat, dan tersenyum kaku kepada sang empuhnya tangan.

"Mhiane hyung," ucapnya kemudian dan langsung melepaskan tangannya dari genggaman Hyunjin.

"Gwhencanaeyo, santai aja," balas Hyunjin dengan senyuman yang membuat dua garis lurus pada matanya.

"Seharu......." Ucapan Woojin terpotong kala pintu rumah Changbin terbuka dan mengeluarkan kabut tebal dimana-mana.

Setelah kabut sedikit menipis barulah mereka bersembilan melihat sosok kakek tua yang di kerubungi kabut tadi.

Dengan pakaian yang sama seperti waktu pertama kali Woojin melihatnya.

Ya, Woojin ingat dia lah kakek di dalam mimpi nya sontak Woojin sempurna membulatkan matanya masih mematung dengan keadaan mulut sedikit membuka.

Ternyata kakek tersebut sangat tinggi sampai-sampai kepalanya hampir menyampai kusen atas rumah Changbin.

Changbin yang melihat pun sedikit menganga, jauh sekali dengan dirinya, mungkin tinggi Changbin setengah dari tinggi kakek itu.

Kakek yang sedari tadi berdiri di ambang pintu kini melenggang masuk ke rumah Changbin dengan raut wajah yang hampir sama datarnya seperti Jisung tadi.

Tak tahu mengapa Jisung menjadi seperti itu, orang yang sudah mengenal Jisung pasti tahu bahwa Jisung berbeda kali ini, dengan Jisung yang memiliki sifat friendly dan selalu jahil dengan mulut pedasnya pun sekarang hanya diam dengan wajah datar seperti tembok dingin yang ada di rumah Changbin.

Kembali lagi ke inti, kakek tersebut sekarang tengah duduk dengan kursi yang ia bawa sendiri, tak tahu ia hanya menjentikkan jarinya kemudian kursipun sudah menempel di pantat nya.

Mereka bersembilan pun hanya menatap heran sang kakek yang sekarang sedang memperhatikan satu persatu pemuda di hadapannya.

Sampai pandangannya berhenti pada Woojin, kakek tersebut tersenyum kecil kepada Woojin, merasa Woojin yang kakek itu senyumi, Woojin pun balas tersenyum.

"Kerja bagus nak," ujarnya kemudian.

Woojin tak tahu harus menjawab apa yang jelas ia sudah berhasil mengumpulkan pemuda sesuai titah sang kakek.

Mata kakek beralih kepada Changbin yang masih menatap kakek bingung.

"Changbin kau siap?" Tanya sang kakek yang membuat Changbin tambah bingung.

"Eh..." Kaget Changbin ketika Jisung yang berada tak jauh dari tempat ia duduk menepuk bahunya pelan.

"Hyung kau di tanya kakek tua itu," ujar Jisung pelan, tentu sang kakek dapat mendengar nya.

"Ays, aku lupa merubah penampilan ku," ujarnya sembari meniti pakaiannya yang kumuh dan kotor.

Kakek tua itupun segera menjentikkan jarinya, cahaya berbinar di seluruh tubuhnya membuat kesembilan pasang mata menutup matanya agar terhindar dari cahaya yang menyilaukan ini.

Kemudian cahaya pun sedikit meredup dan menampakkan seorang namja tampan dengan perawakan tinggi yang sekarang duduk diatas kursi yang tadi di duduki kakek tua.

My Side [Stray Kids]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang