Dreams

54 3 1
                                    

Chapt 05. Dreams
“Suho-ssi… Suho-ssi… tolong aku… kumohon…” Soo berteriak memanggil seorang dewa yang selalu bersamanya didalam kegelapan, “Kumohon tolong aku…” Lanjutnya lirih, air matanya sudah menetes, ia merasa putus asa.
“Apa yang kau mau Soo?” Suho muncul tiba-tiba diluar jeruji besi.
“Aku mohon hentikan Kyungie, bukankah kau melihat apa yang tengah dia lakukan pada Yongguk”
“Aku tak bisa berbuat apa-apa Soo-ah”
“Apa maksudmu kau tak bisa berbuat apa-apa, Kyungie mengatakan kau lah yang dapat menghentikannya”
“Seorang dewa tak bisa berbohong, kami memilih menyembunyikan segala hal dibanding berbohong, aku benar-benar tak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan Kyungie…” Soo menundukan kepalanya, ia kehilangan harapannya, ia berpikir seorang dewa bisa menghentikan Kyungie tanpa harus mencelakainya, tapi jika seorang dewa saja tak bisa berbuat apa-apa, maka tak ada yang bisa, “…tapi kau bisa Soo” Lanjut Suho,
“Apa maksudmu”
“Kau bisa menghentikannya” Soo berdiri dari tempatnya
“Bagaimana… bagaimana caranya aku menghentikan Kyungie”
“Kau dapat masuk kedalam mimpi seseorang dan memintanya untuk menghentikan Kyungie” sebuah pintu tiba-tiba muncul dibelakang Soo, Soo memutar tubuhnya saat jari telunjuk Suho menunjuk kearah belakangnya, Soo mengerutkan kening, “Kau bisa masuk ke mimpi seseorang dengan melewati pintu itu” Soo mendekat kearah pintu tersebut, “Bayangkanlah orang yang ingin kau temui Soo” Soo meraih knop pintu, ia memejamkan matanya, ia memutar knop, pintu terbuka, “Masuklah Soo” Soo melangkahkan kakinya melewati pintu dan dalam sekejap ia merasakan angin menyentuh tubuhnya.
.
Baekhyun berdiri ditengah padang bunga. Semilir angin yang menggerakan helaian rambutnya membawa aroma bunga sampai pada penciumannya. “Baeki…” Tubuh Baekhyun menegang, bulu kuduknya berdiri mendengar suara yang ia pikir tak akan pernah ia dengar lagi. “Baeki-ah…” Suara itu memanggilnya lagi, Baekhyun memutar tubuhnya, matanya mulai berkaca-kaca, ia merasa tubuhnya melemah, “Kyu… Kyung… Kyungsoo…” Suara Baekhyun bergetar, air matanya sudah mengalir dikedua pipinya, Baekhyun berlari kearah Soo, ia memeluk Soo, memeluknya dengan erat, ia begitu merindukannya, bukan sosok Kyungie tapi ia merindukan Kyungsoo yang berada dalam pelukannya, Soo yang polos yang dulu selalu ada disisinya. Soo melepaskan pelukannya lebih dulu, Soo menatap Baekhyun dengan serius, “Ini bukan waktunya untuk kita melepas rindu, dengarkan aku Baek… Yongguk sedang dalam bahaya” Baekhyun mengerutkan keningnya mendengar perkataan Soo, “Yongguk sedang dalam bahaya, kumohon tolong Yongguk, jangan biarkan dia membunuh Yongguk” Lanjutnya, Baekhyun semakin bingung “Apa maksudmu, dan siapa yang mau membunuh Yong…” Belum selesai Baekhyun berkata, Soo menyelanya, “Tak ada waktu lagi, Baek dengar dia bukanlah diriku, jangan mempercayainya…” Soo mundur menjauh secara perlahan, tubuhnya pun mulai memudar “…sekarang bangunlah…” Baekhyun menggelengkan kepalanya ia tak ingin berpisah dengan Kyungsoo lagi, ia mencoba mendekati Soo, tapi secepat ia berlari, secepat itu pula Soo menjauh, “Bangun dan tolong Yongguk…” Kyungsoo menghilang sepenuhnya, dan sekarang hanya kegelapan yang mengelilingi Baekhyun, tak ada lagi padang bunga, ataupun angin yang menyentuhnya, “BANGUN…” Baekhyun tersentak bangun dari tidurnya, keringat dingin memenuhi tubuhnya, ia kehabisan nafas seolah-olah ia sudah berlari, ia mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan, menyadari bahwa ia tengah berada dikamar tidurnya.
“Kau kenapa Hyun-ah” Suara serak khas orang bangun tidur mengagetkannya, Baekhyun menggelengkan kepalanya “Aku hanya bermimpi aneh, maafkan aku karena membangunkanmu Chan-ah” Chanyeol bangun dari tidurnya, ia duduk didekat Baekhyun, ia menarik Baekhyun kedalam pelukannya, Baekhyun tersenyum merasakan hangatnya tubuh Chanyeol, “Apa yang kau mimpikan… hmm… apakah sesuatu yang menyeramkan” Baekhyun mengeratkan pelukannya, ia menggelengkan kepalanya lagi, “Bukan menyeramkan… tapi… aneh, ya hanya aneh” Chanyeol mengelus kepala Baekhyun dengan lembut, “Kalau memang aneh, tak usah kau pedulikan, itu hanya bunga tidur, lebih baik kita tidur, bukankah kau bilang besok kau ada schedule” baekhyun mengangguk kemudian mengikuti Chanyeol berbaring di tempat tidur, setelah beberapa saat terdengar suara dengkuran halus milik Baekhyun, Chanyeol tersenyum,melihat Baekhyun tersenyum dalam tidurnya tangan Chanyeol menepis lembut helaian rambut yang menutupi mata Baekhyun, “Pergilah ke alam mimpi yang lebih baik Hyun-ah, aku tak ingin melihat kegelisahan dimatamu lagi,” Chanyeol mengecup kening Baekhyun “Aku mencintaimu” Bisiknya, kemudian Chanyeol memejamkan mata, mengikuti Baekhyun pergi ke alam mimpi.
.
Kyungie tersenyum melihat Yongguk yang digiring kedalam mobil polisi, tapi Soo muncul dengan mata berkaca-kaca dihadapannya, “Kenapa kau membunuhnya” Suara Soo bergetar, “Kau… kau tak mengenalnya, KENAPA KAU MEMBUNUHNYA” Soo merasa marah pada Kyungie, tapi Kyungie tersenyum tidak memperdulikan teriakan Soo.
“Seharusnya kau mengeluarkan amarahmu dari dulu”
“Aku tidak membicarakan itu” Teriak Soo, wajah Soo memerah karena marah, urat dilehernya pun semakin terlihat.
“Jika kau bisa semarah ini saat aku membunuh seseorang yang tak kau kenal, bagaimana jadinya jika aku membunuh Kai atau ibumu” Mata Soo berkilat merah, air mata sudah berhenti mengalir dari matanya, ia menunjuk Kyungie dengan jari telunjuknya tepat didepan wajahnya, “Jika kau berani menyakiti mereka, bahkan jika hanya luka gores, aku tak akan pernah memaafkanmu, I KILL YOU” Kyungie pergi meninggalkan Soo yang perlahan memudar seraya tertawa mendengar perkataan Soo, “Kau tak akan pernah membunuhku Soo, tak akan pernah…” Gumam Kyungie pada dirinya sendiri saat tawanya mereda.
.
“Satu-satunya pewaris B.A.P Corporation telah menyerahkan dirinya sendiri pada polisi tadi malam sebagai seorang pembunuh, tersangka BYG mengaku tak sengaja membunuh temannya karena pengaruh alkohol…” Baekhyun yang tengah mengatur meja makan menjatuhkan piring saat mendengar berita di tv, Chanyeol segera menghampiri Baekhyun saat mendengar sesuatu pecah, “Hyun-ah… kau tak apa? Apa kau terluka?” Baekhyun tak mendengar perkataan Chanyeol, di otaknya hanya ada perkataan Soo dalam mimpinya tentang Yongguk, Baekhyun menunjuk kearah tv, Chanyeol menghela nafas, “Ah kau kaget karena berita itu? Yah aku juga… aku tahu Yongguk memang memiliki perilaku tak menyenangkan, tapi aku tak mengira bisa sampai seperti itu” Baekhyun tetap diam ia memikirkan tentang mimpinya.
.
Soo berdiri didepan sebuah pintu, telapak tangannya basah oleh keringatnya sendiri, ia merasa gugup, apakah keputusan yang dia ambil tepat, dengan perlahan tangannya yang bergetar meraih knop pintu, ia berusaha menenangkan detak jantungnya yang semakin menggila, “Aku bisa… aku bisa…” Gumamnya pada dirinya sendiri, ia memutar knop pintu, pintu terbuka, ia menarik nafas mempersiapkan hatinya terlebih dahulu, dengan mata tertutup ia melangkahkan kakinya melewati pintu.
.
Kai sedang duduk di pinggir han river, ia melihat kesekeliling, ia mengerutkan keningnya saat menyadari tak ada siapa pun disana, ia bingung, tak biasanya han river sepi, “Jongin-ah” Suara lembut memanggilnya, Kai memutar tubuhnya, mencari dari mana suara yang memanggilnya, tubuhnya mematung seketika melihat sosok yang sangat dirindukannya, “Jongin-ah” Kai langsung berlari lalu memeluk Soo dengan erat, “Kyungsoo hyung” Kai berulang-ulang memanggil nama Soo, Soo tersenyum, “Aku merindukanmu hyung, aku sangat merindukanmu” Kai memegang kedua pipi Soo dengan kedua tangannya, ia memperhatikan wajah Soo, setetes air mata turun dipipi Kai, inilah wajah yang sangat dirindukannya, “Jongin-ah kau tak apa-apa?” Soo mengusap air mata yang turun di pipi Kai, Kai tersenyum, suara ini lah yang dirindukannya, tatapan mata ini lah yang selalu menghantui pikirannya “Aku… aku tak apa-apa, aku hanya merindukanmu” Soo tersenyum, Soo lalu menarik Kai untuk duduk ditempat duduk yang berhadapan langsung ke han river, Kai tak henti-hentinya menatap kearah wajah Soo, tapi Soo menundukan wajahnya yang memerah, ia merasa malu diperhatikan oleh Kai, “Bisakah aku bicara banmal padamu, dan, aku juga ingin memanggil namamu tanpa embel-embel ‘hyung’” Soo sontak melihat kearah Kai, tapi saat tatapan mata mereka bertemu Soo langsung menundukan kepalanya kembali tak ingin Kai melihat wajah memerahnya, Soo mengangguk, Kai tersenyum, “Aku mencintaimu Soo” Soo menoleh kearah Kai, matanya melebar saat Kai mencium bibirnya dengan tiba-tiba, Soo menutup matanya mencoba meresapi perlakuan Kai padanya. Kai sudah benar-benar tidak peduli jika saat ini ada orang lain yang memergokinya, Ia memeluk tubuh Soo lebih posesif,  Kai mengangkat tubuh Soo hingga kaki Soo melingkar dipinggangnya. Kai berjalan kearah meja didekatnya. Kai membaringkan Soo dengan bibir mereka yang masih menyatu.
Ia menggigit bibir bawah Soo, membuat namja mungil itu melenguh sakit dan membuka mulutnya. Kai memasukkan lidahnya kedalam mulut Soo, mengeksplor semua bagian yang ada disana. Kai membawa tangan Soo ke lehernya. Kai memperdalam ciuman mereka. Tanpa pikir panjang Kai merobek t-shirt putih yang digunakan Soo. Ia benar-benar sudah tak peduli jika seseorang melihat mereka.
"Jongin… Jongin-ah… Jongin-ah…"
Kai melepaskan ciumannya, ia menatap wajah Soo yang memerah sempurna.
"Aku sangat mencintaimu Soo!" Soo menatapnya dengan tatapan sendu “Aku juga… aku juga mencintaimu” Kai melesakkan kepalanya keperpotongan leher Soo, ia menjilat seluruh permukaan lehernya, menghisapnya. Ia beralih ke nipple Soo saat ia merasa bahwa Soo mencondongkan tubuhnya kearahnya.
"Jong… Jongiiiin-ah! I-itu gelihhh!". Kai tak peduli dan terus menghisap kuat nipple Soo hingga memerah. Soo makin menggelinjang tak karuan. “Jongiiin-ah… hen… hentikan” Soo menggelengkan kepalanya tak kuat dengan semua perlakuan Kai pada dadanya. Namun, tangannya bergerak tanpa sadar. Kedua tangan Soo malah mendorong kepala Kai untuk memperdalam hisapannya pada dadanya.
"Jongh… Jongin-aaah janghhhann!" Soo terus melenguh, tapi Kai benar-benar tidak mendengarkannya. Lelaki itu terus menghisap nipple Soo dan meninggalkan banyak kiss mark disekitarnya.
"anghh,,,ahhh Jongh… Jongin-aaah! Ahh,,," Soo memejamkan matanya saat tangan Kai menggelitik perut ratanya. Ia merasa geli, apalagi saat lutut Kai yang masih terbalut celana menekan penisnya yang juga masih terbalut celana.
Kai sudah benar-benar tak tahan dengan Soo, ia menarik secara kasar celana yang menempel ditubuh kurus Soo. Soo lantas melonjak hingga pinggangnya terangkat sehingga membuat penisnya yang tak tertutupi apa pun bergesekan dengan celana Kai, membuat efek geli tersendiri untuknya, Soo mengulanginya lagi saat menyadari rasa nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhnya saat penisnya yang tegang bergesekan dengan celana Kai. Kai yang sibuk menghisap leher Soo menghentikan kegiatannya saat melihat wajah sayu milik Soo yang benar-benar menggodanya. Kai lalu menyadari Bahwa Soo tengah bergerak-gerak gelisah dengan penis yang digesekan pada celananya. Kai menyeringai lalu berdiri dari posisinya, membuat lelaki yang lebih kecil tersentak karena Kai menarik objek yang sedang bermain dengan penisnya.
"Jongin-aaah,,,nghh, Jong… Jongin-ah… AAAAHH!"
Soo memekik keras saat mulut Kai bermain dengan penisnya, menimbulkan rasa hangat dan lembab. Kai mengulum penisya, menggesekkan giginya pada penis Soo, membuat Soo merasakan rasa nikmat dari pada saat ia melakukannya menggunakan celana Kai.
Tangan Kai bermain dengan bebas didada Soo, ia mencubit Kedua nipple Soo yang sudah menegang.
"Jonghhh, akhh… khuuu khe… khe… luarhhh…! Ahhh,, le-lepasshh!"
Kai tak mendengarkan, ia malah memperkuat hisapannya hingga pipinya mencekung. Kai tak memperdulikan Soo yang kini mencengkram rambutnya dengan sangat kuat, bahkan jika rambutnya lepas dari kepalanya ia tak peduli. Akhirnya satu semburan menyembur sempurna membasahi kerongkongan Kai. Ia menelannya dan menatap Soo yang tengah mencoba mengambil nafas. Bibirnya terbuka dan nafasnya tersenggal membuat dadanya naik turun seolah menantang Kai untuk menguasainya lagi.
Kai menyeringai ia mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah Soo. Menunggu lelaki mungil itu membuka matanya, Soo terlihat sangat kelelahan karena orgasme pertamanya. "Boleh aku lanjutkan?" Soo hanya mengangguk. Ia tak sanggup berkata apapun, ini terlalu nikmat, ia bahkan masih bisa merasakan sisa-sisa kenikmatan yang Kai berikan menjalar di seluruh tubuhnya.
Kai kembali mengangkat tubuh Soo. Ia membiarkan Soo menghisap-hisap kulit lehernya, memberikan sensasi geli saat bibir dan lidah Soo menyentuh kulit lehernya.
Kai mengerang, ia memejamkan matanya saat Soo menjilati bekas gigitannya dengan wajah yang terlihat seperti anak kecil. Kai memanjakan Soo dengan tangan kanannya yang meremas kedua bongkahan pantat Soo. Kai membaringkan Soo dirumput.
Soo menatap dengan bingung kearah Kai yang kini juga menatapnya. Kai menatap keseluruh tubuhnya. Tapi tatapannya berhenti pada satu titik, dan hal itu disadari oleh Soo. Dengan wajah polosnya Soo langsung menutupi penisnya dengan kedua tangannya. Kai tertawa dan langsung melepaskan pakaian atasnya.
"Kenapa ditutup? Apa kau malu?" Soo mengangguk tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. "Bagaimana jika kau lihat ini?" Lanjut Kai seraya membuka celana beserta underwear yang melekat ditubuhnya. Soo terkejut, ia memindahkan tangan yang menutupi penisnya kearah matanya.
"Yang mana yang mau kau tutupi? Mata atau…” Soo melenguh, kedua tangan yang menutupi matanya terlepas, beralih mencengkram tangan Kai yang meremas penisnya. Dan benda mungil itu kembali menegang.
Kai melepasnya, ia kembali merasa terangsang oleh tubuh Soo yang menggiurkan, ia membuka kaki Soo lebar-lebar, memperlihatkan sebuah lubang merah muda. Kai menjilat bibir bawahnya. Melihat wajah Soo sekilas sebelum ia melesakkan kepalanya kebawah sana. Ia mengecup lubang itu, Mengeluarkan lidahnya merasakan bagaimana rasa yang ia dapat disana. Soo tersentak, lubangnya makin berkedut karena Kai menjilatinya dengan liar. “Jonghhh… Jongin-aahhh… janghhhanhhh… ithhh… thhuu… kothhooorrr…ahhh” Kai menggelengkan kepalanya, tanda tak setuju, Kai meniup kecil lubang rapat didepannya. Membuat Soo makin bergerak gelisah dan memajukan pinggulnya hingga pantatnya berbenturan dengan wajah Kai. Soo bergerak makin gelisah saat lidah Kai sudah masuk dan mengaduk isi lubangnya. Ia merasa ada yang aneh saat lidah Kai menggelitik lubang rektumnya. Soo mendesah saat Kai menyudahi aksinya dan mendarati ribuan kecupan disekujur tubuhnya. Tapi, Kai menolaknya "Bisakah aku mulai! Ini mungkin sedikit menyakitkan Soo, Kau boleh melakukan apapun untuk mengalihkan rasa sakitnya" Soo menganggukkan kepalanya, Kai mengusap rambut Soo yang sudah berantakan. Soo mengalungkan tangannya dileher Kai. Dari jarak yang sedekat ini Kai kembali mencium bibir Soo. Kakinya menahan kaki Soo agar tetap terbuka, Kai menempelkan ujung penisnya ke lubang Soo. Membelainya perlahan sehingga Soo meremang dan mendesah. Soo melumat ganas bibir Kai. Kai sengaja membiarkan Soo menguasai ciumannya sementara ia perlahan mendorong penisnya agar masuk kedalam lubang hangat dan sempit milik Soo.
Soo hendak menjerit, tetapi Kai menyadarinya. ia kembali menghisap bibir Soo saat Soo hendak melepaskan ciumannya. Soo benar-benar menikmati aksi yang dilakukan bibir Kai pada bibirnya. "AKHHH! Nghh… S… sakit… Jongh… inhh… s… sakithh!" Soo menutup wajahnya setelah melepaskan secara paksa ciumannya. Soo meringis saat Kai menghentakkan dengan keras penisnya agar masuk kedalam lubang Soo.
"Jongh… Jonghh…inhh… penuhhh… terhaa… shaaa… penhhh…nhhuu.. ohhh…" Soo mendesah saat Kai bergerak memaju mundurkan penisnya secara perlahan. Soo meremas rumput disekitar, Soo berusaha menutup kakinya tetapi itu malah membuat Kai menggeram karena itu membuat lubang Soo makin menjepit penis Kai.
"Janganhh ditutup Soohh!" Kai memegangi lutut Soo, Soo mengangguk. Sampai ia merasa sesuatu dibawah tubuhnya terasa kaku dan sakit. Ia mengangkat kepalanya dan mendapati penisnya sudah berdiri tegak dengan cairan putih yang keluar sedikit demi sedikit diujungnya. Kai mempercepat gerakkannya, menusuk ujung titik kenikmatan Soo dengan ujung kejantanannya. Membuat Soo ikut terhentak-hentak dengan keras. Tangan Kai menggenggam penis Soo dan memaju mundurkannya tak kalah cepat dari gerakan penisnya pada hole Soo.
"ahh~ ahhh~ Rasanya nghhh ohhhhhh! Jong… inhhhh! Lagihh lagihhn ohh!" Tangan Soo mencengkram lengan Kai dengan kuat "Akhhh… akhuuu kehhh… luarhhh lagghhiiihhh! Jong… Jonghh… inhhh Ahh!" Kai makin bersemangat. Tangannya sudah tak beraturan lagi memaju mundurkan penis Soo. Dan penisnya sendiri yang berada didalam lubang Soo sudah terasa sangat besar dan siap untuk menembak. Kai melahap nipple kanan Soo, menghisapnya kuat karena Soo juga terus mendorong kepalanya .
"JONGHHH…. INHHHH… AAAHHHH!" Soo berteriak keras saat ia sudah sampai puncaknya, cairannya menyembur keluar dan mengotori jari milik Kai. Kai yang masih setia mengulum nipple Soo memejamkan matanya merasakan bagaimana hole Soo menjepitnya saat ia menyemburkan sperm miliknya.
"Ahhh~" Soo melenguh panjang saat Kai mencabut penisnya. Membuat Sperm Kai mengalir melalui lubangnya hingga membasahi paha dalamnya. Kai menjilati tangannya yang dibasahi cairan Soo. Kai memeluk Soo dan menjatuhkan dirinya tepat disebelah Soo. Ia mendaratkan kecupan dikening Soo. “Aku mencintaimu Soo, sangat mencintaimu”.
“Aku juga mencintaimu Jongin-ah” Kai membuka matanya, dahinya berkeringat, t-shirt yang dipakainya basah. Ia melihat kesekeliling, ia berada dikamarnya “Mimpi…” Gumamnya. Kai melihat kedalam selimut, menyadari bahwa celananya sudah basah oleh sperm nya. Kai mengambil handphone nya, setelah menekan beberapa tombol, Kai mendekatkan handphone nya ke telinga kanannya, ia menggigit bibir bawahnya, berharap seseorang disana menjawab teleponnya.
“Yeoboseyo…” Kai tersenyum mendengar suara lembut menyapanya,
“Yeoboseyo, Kyungsoo hyu… noona, Kyungsoo noona”
“Apa mau mu” Ketus Kyungsoo, Kai menghela nafas,
“Apa… apa kita bisa bertemu siang ini?”
“Okay… kirimkan saja waktu dan tempatnya padaku” Kai tersenyum seraya menganggukkan kepalanya walau ia tahu Kyungsoo tak melihatnya,
“Akan kukirimkan, sampai nanti” Sambungan terputus, Kai menatap lama kearah ponselnya, ia tersenyum.
.
Kyungsoo sedang duduk didepan cermin, ia tersenyum mengamati pantulan dirinya sendiri dibalik cermin, Kyungsoo melirik kearah jam, senyumannya menghilang saat ia melihat bahwa jarum jam sudah menunjuk kearah angka 1 sedangkan ia bertemu dengan Kai pukul 01:30 PM, dan waktu yang ia butuhkan untuk sampai ke café tempat pertemuannya dengan Kai sekitar 1 jam, ia telat. Kyungsoo segera pergi, tetapi disaat ia sampai di halte, seseorang membekap mulut dan hidungnya, Kyungsoo memberontak, ia melihat kesekeliling tapi tak ada orang lain disekitarnya, ia mencoba berteriak sekeras mungkin, tapi suaranya teredam, semakin lama ia merasa tubuhnya semakin melemah, penglihatannya pun mulai mengabur, Kyungsoo mencoba sekuat mungkin melepaskan diri saat ia diseret kebelakang, hingga tubuhnya tak bisa digerakan lagi, penglihatannya pun menggelap, Kyungsoo tak sadarkan diri.
.
Kyungie membuka matanya saat seseorang memanggil namanya, ia memicingkan matanya mencoba menghalau rasa pusing dikepalanya, disaat penglihatannya lebih jelas ia bisa melihat Soo didepannya dengan mata yang sudah berkaca-kaca, Kyungie menghela nafasnya “Bukankah kau terlalu sering menangis Soo, ingatlah kau lelaki” Soo segera mengusap matanya, Kyungie melihat kearah tubuhnya lalu kesekeliling, ia berada disebuah gudang dengan keadaan kaki dan tangan terikat, “Berusahalah melepaskan ikatanmu Kyung, kau harus pergi dari sini” Soo mencoba memegang tali yang mengikat tangan Kyungie, tapi tangan Soo malah menembusnya, ia tak bisa memegang apa pun karena ia hanya sebuah kesadaran tanpa raga, “Bagaimana ini, aku tak bisa menyentuhnya” Soo mencengkram rambutnya sendiri, Kyungie menatap Soo lama “Bukankah kau membenciku Soo, tapi kenapa kau begitu mencemaskanku” Soo menoleh kearah Kyungie “Aku membencimu atau tidak itu masalah lain, bagaimana aku bisa membiarkanmu sendirian disaat aku tahu hal yang buruk akan terjadi padamu” Kyungie menatap Soo tanpa berkedip, Kyungie tertawa kecil, “Kau benar-benar baik Soo” Gumam Kyungie, Soo memandangnya dengan bingung. Samar-samar Kyungie mendengar derap langkah kaki, “Soo pergilah, biarkan aku yang mengatasi semua ini” Soo menatapnya ragu, tapi Kyungie menganggukkan kepalanya berusaha meyakinkan Soo, Soo tersenyum lalu dengan perlahan ia menghilang, pintu terbuka, seorang lelaki mendekatinya, “Ternyata kau sudah bangun” Kyungie tak menjawab, lelaki itu mengelus pipi Kyungie, “Kau sangat manis Kyungie-ah” Kyungie menoleh kearahnya, ia mengerutkan keningnya, ia bingung bagaimana lelaki tersebut mengetahui namanya, “Siapa kau, bagaimana kau tahu namaku” Kyungie berkata dingin, lelaki itu tertawa, “Tebaklah bagaimana aku bisa tahu” Terdengar suara handphone berbunyi, “Tunggulah sebentar manis” Lelaki itu mengambil handphone dari sakunya, lalu keluar untuk menjawab telepon. Kyungie melihat keseluruh tempat, ia melihat botol soju dan sebuah kotak makan diatas meja disebelah kirinya, Kyungie mencoba menyenggol meja, ia ingin memecahkan botol soju sehingga ia bisa menggunakan pecahannya untuk memotong ikatan tangannya, kotak makanan dan botol soju terjatuh tapi botol tersebut tidak pecah, Kyungie segera mengambil sumpit yang jatuh bersama kotak makanan, ia menyembunyikannya, pintu terbuka, lelaki tersebut masuk dengan tergesa-gesa, saat ia melihat botol soju masih utuh ia hanya menggelengkan kepalanya, lelaki itu keluar lagi. Kyungie segera berusaha membuat ikatan tangannya melonggar menggunakan sumpit, tapi lelaki itu kembali, ia tersenyum aneh saat melihat Kyungie, lelaki tersebut tertawa “Kau tahu, aku diperintahkan untuk bermain-main denganmu” ia langsung mencium bibir Kyungie dengan paksa, Kyungie berusaha sekeras mungkin mengelak, tapi tenaga lelaki itu lebih kuat, Kyungie semakin mencoba melonggarkan ikatan tangannya, akhirnya ikatannya terlepas, Kyungie segera mengambil botol soju yang berada didekatnya lalu memukulkannya pada lelaki tersebut sekeras mungkin, botol tersebut pecah, dan lelaki itu kehilangan kesadarannya.
.
Kai sudah menunggu Kyungsoo lebih dari 1 jam, ia sudah berulang kali menghubungi Kyungsoo, tapi handphone nya mati, disaat ia ingin menghubungi Baekhyun, Kyungsoo menelepon, dengan segera ia menjawab.
“Yeoboseyo Kai-ah”
“Hyu… Noona, kau dimana” Kai segera menanyakan keberadaan Kyungsoo tanpa repot-repot membalas sapaan Kyungsoo,
“Maafkan aku, sepertinya kita tak bisa bertemu hari ini, aku ada keperluan mendesak” Kai menghela nafas lega mendengar suara Kyungsoo yang terdengar baik-baik saja,
“Tak apa-apa, aku mengerti” Kai mengakhiri sambungan teleponnya, ia melihat kearah jendela “Aku merindukanmu” Gumamnya.
.
Kyungie melihat kearah ponselnya lama setelah Kai mengakhiri sambungan teleponnya, ia lalu menoleh kearah Jay, Jay adalah lelaki yang menculiknya ‘Jay Park’. Kyungie mengetahui nama lelaki tersebut setelah melihat ID pengenal didalam dompet yang Kyungie ambil. Setelah Jay pingsan, Kyungie mengikatnya, ia melilitkan tali keseluruh badan Jay, lalu dengan susah payah Kyungie menggantung Jay secara terbalik, sehingga kepala Jay berada dibawah, Kyungie tersenyum saat melihat Jay membuka matanya, “Hai tampan” Kyungie membelai dada Jay, Jay sadar sepenuhnya saat merasakan belaian tangan Kyungie, ia mencoba melepaskan diri, tapi ikatannya terlalu kuat, “Tenanglah tampan, bukankah kau ingin bermain denganku, jadi aku juga ingin bermain denganmu” Kyungie tertawa, “Lepaskan aku bitch” Kyungie tertawa, Kyungie mendekat kearah Jay, Jay mengerenyitkan keningnya, bingung kenapa Kyungie memegang ibu jari tangan kanannya, tapi kemudian ia menjerit kesakitan saat Kyungie memotong ibu jarinya, “A… apa… apa yanghhh kau lakukan aahhhkkk” Jay mengerang kesakitan tapi Kyungie tertawa, Kyungie menyentuh dada Jay dengan lembut menggunakan pisau yang ia gunakan untuk memotong ibu jari Jay “Sekarang dengarkan aku, katakan siapa yang membayarmu untuk memperkosaku,” Jay tertawa, “Kau pikir aku akan mengatakannya padamu, aku tak takut padamu” Kyungie tertawa lebih keras, ia kemudian memotong ibu jari tangan kiri Jay, “Kau tak takut padaku?” Jay tak menjawab ia hanya mengerang merasakan sakit pada tangannya, Kyungie pergi keluar selama beberapa menit, dan saat ia kembali, ia membawa sebuah axe “Apa kau tahu alasan ku menggantungmu seperti ini, itu karena aku ingin kau tetap sadar, karena saat darahmu turun ke otak secara terus menerus itu akan membuatmu tetap tersadar walaupun aku mengulitimu atau memotong tubuhmu, apa kau ingin mencobanya” Tawar Kyungie, Kyungie memegang tangan kiri Jay, lalu tanpa ragu ia memotongnya menggunakan axe, Kyungie tertawa melihat darah yang menyembur, Jay semakin mengerang, ia berteriak kesakitan, Kyungie beralir ke kaki kanan Jay, begitu Kyungie mengayunkan axe nya, Jay berteriak, “BERHENTI… aku… aku akan memberitahumu, tapi, kumohon, kumohon lepaskan diriku” Kyungie tersenyum lalu menganggukan kepalanya, ia meletakan axe nya dilantai.
“Yang… yang membayarku adalah… adalah Krystal… Krystal Jung…” Kyungie menganggukan kepalanya, kemudian ia melepaskan ikatan Jay hingga Jay terjatuh dilantai, Kyungie mendekatinya, ia menangkup kedua pipi Jay dengan tangan kanannya, “Dengarkan, jangan pernah kau melapor pada polisi, jika tidak adikmu yang akan menerima akibatnya,” Setelah Kyungie mengancamnya ia keluar, tapi saat ia di pintu, ia memutar tubuhnya “Jika kau tak percaya dengan ancamanku, tunggulah sampai besok, kau akan mendengar apa yang akan aku lakukan pada keluarga Krystal” Kyungie tertawa seraya meninggalkan Jay yang kesakitan “Dan tunggulah sebentar lagi aku sudah memanggil ambulance untukmenolongmu” Teriak Kyungie pada Jay.
.
Kyungie datang kerumah Krystal, ia akan memberikan hukuman pada Krystal, ia menekan bel pintu, tak lama kemudian pintu terbuka, seorang wanita muda muncul dari balik pintu, Kyungie tersenyum semanis mungkin, “Aku mencari Krystal, apa benar ini rumahnya?” Wanita dihadapannya tersenyum, “Ya ini rumah Krystal, tapi Krystal sedang keluar, tapi ia akan segera pulang…” Wanita itu membuka pintu lebih lebar, “…apa kau ingin menunggu didalam?” Tawarnya, Kyungie mengangguk, “Jika memang tak mengganggu” Wanita didepannya tertawa kecil mendengarkan perkataan Kyungie, wanita tersebut bergeser sedikit membiarkan Kyungie masuk, setelah ia mempersilahkan Kyungie duduk diruang tamu seorang wanita yang lebih tua datang.
“Siapa yang datang Jess?” Tanyanya,
“Temannya Krystal Omma” Wanita itu kemudian menepuk keningnya,
“Ah, aku belum memperkenalkan diriku, aku Jessica kakaknya Krystal, kau bisa memanggilku unnie, dan ini uri Omma” Kyungie berdiri dari duduknya lalu membungkukkan tubuhnya, “A… annyeong haseyo Ommo-nim, annyeong haseyo Unnie, aku Kyungsoo, Do Kyungsoo, aku teman semasa sekolahnya Krystal” Ibu Krystal tertawa, “Tunggulah sebentar, Krystal tak akan lama” Ibu Krystal kembali masuk, Kyungie membungkukkan badannya lagi.
.
Baekhyun berdiri didepan rumah Krystal, ia bingung, ia tak ingat bagaimana ia bisa sampai dirumah Krystal.
“Baeki-ah…” Baekhyun memutar tubuhnya, ia melihat Soo, ia segera menghampirinya.
“Soo? Apa yang kita lakukan disini?” Soo menggenggam tangan Baekhyun.
“Dengarkan, ini adalah mimpimu, aku datang ke mimpi mu seperti yang lalu”
“Apa maksudmu Soo?”
“Tak ada waktu lagi, tolong percayalah, kau harus kerumah Krystal, Kyungie akan membunuhnya, hentikan dia”
“Kyungie? Maksudmu kau yang akan membunuh Krystal?”
“Akan aku jelaskan nanti, sekarang bangun dan tolong Krystal”
“Tapi…”
“Kumohon, aku tahu ini hanya mimpi, tapi tolong percaya padaku, bangunlah dari tidurmu”
Baekhyun tersentak bangun dari tidurnya sampai ia terjatuh dari kursi, seorang staf menghampirinya, “Kau baik-baik saja Baekhyun-ssi?” Tanyanya, Baekhyun mengangguk, saat ia mengingat perkataan Soo, Baekhyun segera berlari keluar, tetapi seseorang memegang tangannya, “Baekhyun-ah, kau mau kemana, giliranmu sebentar lagi,” Ucap managernya, Baekhyun mencoba melepaskan tangannya, “Aku harus pergi Chen-ah, aku harus memastikan sesuatu, kumohon” Chen menggelengkan kepalanya, ia menarik Baekhyun kembali ketempat duduknya “Aku tak tahu apa yang ingin kau pastikan, tapi Baekhyun-ah fans mu sudah menunggumu dari pagi, tak seharusnya kau mengecewakan mereka, jika kau sudah tampil, aku tak akan melarangmu pergi” Mendengarkan perkataan managernya, akhirnya Baekhyun mengangguk, ia tak bisa mengecewakan semua fans nya hanya untuk sebuah mimpi yang tak jelas kebenarannya.
.
Kyungie mengelilingi ruang tamu, ia diam didepan foto keluarga Krystal cukup lama, “Itu Krystal kecil kami” Jessica menujuk kearah gadis kecil, “Bukankah dia manis, dia gadis termanis yang pernah ku temui” Jessica tertawa kecil mengingat masa kecilnya, Kyungie berdecih, “Kau hanya tak tahu sifat asli adikmu” Bisik Kyungie pada dirinya sendiri, “Ye? Apa yang kau katakan Kyungsoo-ah” Kyungie tersenyum seraya menggelengkan kepalanya, “Jessica unnie, bolehkah aku ke toilet” Jessica tertawa kecil lalu menganggukan kepalanya, tapi begitu Jessica memutar tubuhnya, Kyungie segera membekap mulut dan hidung Jessica dengan sapu tangan yang sudah ia basahi dengan obat bius, Jessica memberontak, tapi Kyungie tetap tak melepaskannya, setelah Jessica tak sadarkan diri, Kyungie masuk kedapur, ia melihat ibu Krystal sedang mencuci piring “Kyungsoo-ssi, apa yang kau lakukan disini? Dimana Jessica?” Kyungie mendekatinya, ia tersenyum lalu dengan cepat ia membekap mulut dan hidung ibu Krystal seperti yang ia lakukan pada Jessica. Kyungie kemudian menyeret mereka berdua keruang keluarga, Kyungie juga mengikat kedua kaki dan tangan mereka.
Setelah beberapa lama Jessica membuka matanya dengan perlahan, ia mengerutkan keningnya, kepalanya terasa pusing, setelah ia bangun sepenuhnya, ia sadar bahwa tangan dan kakinya terikat, Kyungie datang saat Jessica sedang mencoba melepaskan ikatan tangannya, “Apa yang kau inginkan? Siapa kau sebenarnya?” Jessica menatap tajam kearah Kyungie, Kyungie tertawa, “Aku hanya membalas apa yang telah dilakukan adikmu padaku…” Jessica menekuk kedua alisnya, “…dia meminta seseorang untuk memperkosaku” Kyungie berkata dengan nada polos, Jessica menggelengkan kepalanya, ia tak percaya dengan perkataan Kyungie, “Kau bohong” Kyungie tertawa mendengar teriakan Jessica, “Kau bisa tanyakan nanti pada adikmu Unnie” Tak berapa lama samar-samar Kyungie mendengar suara mobil, ia tersenyum, “Unnie, sepertinya adikmu pulang, tunggulah sebentar” Kyungie menutup mulut Jessica, ia juga menutup mulut ibu Krystal.
Kyungie bersembunyi dibalik pintu, begitu Krystal masuk Kyungie membiusnya seperti ia membius kakak dan ibunya, setelah Krystal tidak sadarkan diri, Kyungie membawanya kruang keluarga, ia mengikat Krystal tepat didepan kakak dan ibunya, “Tunggulah sebentar, jika Krystal bangun, kita akan mulai, sementara menunggu aku akan mempersiapkan peralatannya” Kyungie tersenyum kearah Jessica, ia pergi menuju dapur.
Krystal membuka matanya, pandangannya masih belum terlalu jelas, ia melihat kesekeliling, matanya melebar saat melihat ibu dan kakaknya terikat, “O…Omma, U… Unnie” Krystal mencoba berdiri tapi ia baru sadar bahwa tangan dan kakinya juga terikat, “O… Omma, Unnie kalian tak apa-apa?” Suara Krystal bergetar matanya mulai berkaca-kaca, Ibu dan Kakaknya mengangguk mengatakan bahwa mereka baik-baik saja, Kyungie datang, Krystal berusaha melepaskan ikatan tangannya, Kyungie tersenyum melihat bahwa Krystal sudah sadar, “Kenapa kau lama sekali Krystal-ah, kakak dan ibumu sudah menunggu” Krystal menatapnya dengan tajam, kebencian begitu terlihat dikedua matanya, “Apa yang kau inginkan,” Kyungie tertawa, ia berjalan kekanan dan kekiri didepan Krystal, “Bukankah sudah ku katakan, jika kau mengusik ku, keluargamu juga akan berurusan denganku” Kyungie melepaskan penutup mulut Jessica, “Krystal-ah apa benar yang dikatakannya? Kau membayar seseorang untuk memperkosanya” Krystal mematung, ia bingung harus mengatakan apa, “I…itu… itu…” Kyungie tersenyum mendengar Krystal yang tergagap, “KATAKAN…” Krystal tersentak mendengar teriakan Jessica, Krystal mengangguk, Kyungie tertawa, Krystal melirik kearah ibunya, ibunya juga tengah menatapnya dengan tatapan kecewa, “A… aku yang akan menanggung kesalahan Krystal, kumohon lepaskan Krystal dan ibuku” Mohon Jessica, Kyungie menggelengkan kepalanya, “Tidak, tidak, jika kau yang menanggung semuanya, Krystal tak akan mendapatkan pembalasan apa pun” Krystal sudah menangis keras, Kyungie mendekat kearah ibu Krystal, Kyungie berdiri dibelakangnya, “Ommo-nim, Kau sudah sangat baik padaku, akan ku buat ini tak menyakitkan” Kyungie meletakan pisau dileher ibu Krystal, Jessica dan Krystal menggelengkan kepalanya berulang-ulang, “Jangan aku mohon, biarkan aku saja, aku saja” Ucap Krystal dan Jessica bergantian, ibu Krystal menutup matanya saat Kyungie menyayat lehernya, seakan ia telah pasrah, “Jika kau ingin marah, marahlah pada anakmu” Kyungie berkata pada sosok yang baru ia bunuh, Krystal dan Jessica menangis meraung-raung saat melihat ibu mereka tergeletak tak bernyawa, Kyungie mendekat kearah Jessica, Krystal menggelengkan kepalanya lebih keras saat melihat Kyungie meletakan pisau dileher kakaknya “Maafkan aku… maafkan aku… tolong hentikan, jangan menyakiti kakak ku, aku akan bertanggung jawab, kumohon lepaskan kakak ku, jangan menyakitinya” Kyungie tertawa, mendengar perkataan Krystal, Krystal yang selalu menganggapnya rendah sekarang tengah memohon, “Aku tak menyakitinya Krystal-ah, aku hanya akan membunuhnya seperti ibumu, tapi kau tenang saja, aku akan membunuhnya seperti aku membunuh ibumu, jadi kakakmu tak akan merasa sakit” Jessica menatap kearah Krystal, “Tak apa, larilah, selamatkan dirimu” Jessica berkata tanpa suara kearah Krystal, “Aku selalu menyayangimu, selalu” lanjutnya seraya menutup matanya saat Kyungie menyayat lehernya, Itu adalah kata terakhir yang dikatakan Jessica untuk Krystal, Krystal menangis lebih keras, sekarang ia sebatang kara, ia sendirian, Kyungie tertawa, ia merasa puas saat melihat tangisan tak berdaya dari Krystal, Kyungie berjalan mendekat kearah Krystal, tapi ia berbalik mendekat kearah Ibu Krystal, Kyungie membelah perut ibu Krystal, lalu dengan perlahan ia mengambil rahimnya dengan perlahan, “Kau bilang, kau tak percaya aku memiliki rahim, jadi aku akan mengambil rahim ibumu” Kyungie tertawa kecil, tapi Krystal diam tak bergeming, melihat Krystal yang diam ia mendekat kearah Jessica, ia membelah tengkorak Jessica lalu mengambil otaknya dengan susah payah, “Aku dengar kau iri dengan kakakmu karena kakakmu lebih pintar, aku akan memberikan otak kakakmu, bukankah aku sangat baik” Krystal tetap tak bergeming, Kyungie menghela nafas, ia mendekati Krystal, disaat Kyungie tepat didepan Krystal, Krystal memukulnya sekeras mungkin, Kyungie jatuh tersungkur, matanya menatap kosong kelantai, melihat Kyungie yang terjatuh Krystal segera berlari keluar, setelah Kyungie sadar dari rasa kagetnya, ia melirik kearah kain yang ia gunakan untuk mengikat tangan Krystal, Kyungie tertawa.
Krystal mencoba membuka pintu utama, tapi terkunci, terdengar Kyungie tertawa, “Kau tak akan bisa keluar dari rumah ini Krystal-ah” Mendengar teriakan Kyungie, Krystal segera masuk kekamarnya, ia bersembunyi didalam lemari pakaian.
.
Disaat Kyungie hendak mengejar Krystal, Soo tiba-tiba muncul didepannya, “Kyungie-ah…” Soo menatapnya dengan mata berkaca-kaca “…kumohon hentikan” Kyungie menatapnya tanpa minat, ia sudah bosan mendengar perkataan Soo, Kyungie berusaha melewati Soo, tapi Soo tetap menghadangnya, Kyungie menghela nafas, “Sudah kukatakan berulang kali, kau tak akan pernah bisa menghentikanku, lebih baik kau menyingkir” Soo menggelengkan kepalanya, air matanya sudah mengalir dipipinya, “Apa kau tak kasihan pada Jessica unnie dan Ommo-nim, mereka sangat baik padamu, kumohon henti…” Perkataan Soo terputus saat ia melihat wajah Kyungie, “Kyu… Kyungie kau menangis?” Kyungie segera menghapus air mata yang mengalir dipipinya, “Aku tak menangis, ini air matamu,” Soo menatapnya aneh, “Sekarang kau menyingkir dariku” Kyungie pergi meninggalkan Soo dalam kebingungan.
Kyungie melangkahkan kakinya masuk kekamar yang dipenuhi photo Krystal dan teman-temannya, mungkin ini kamar Krystal. Senyuman tak pernah pergi dari wajahnya, “Krystal-ah… kemarilah sweetheart, aku tak akan membunuhmu, aku janji. Aku hanya akan memotong lidahmu dan juga mencongkel kedua matamu, hanya itu” Kyungie tertawa. Krystal semakin ketakutan, ia menutup matanya saat melihat siluet Kyungie mendekatinya, Krystal berdoa dalam rasa takut, pintu lemari terbuka, Kyungie tersenyum semakin lebar melihat Krystal yang meringkuk ketakutan, ia menjambak rambut Krystal, lalu menariknya keluar dari lemari, Krystal terseret tak berdaya, hanya erangan kesakitan yang keluar dari mulutnya, Kyungie menyeretnya mendekat kearah ibu dan kakaknya, Krystal jatuh terduduk saat Kyungie melepaskan rambutnya, Kyungie berjongkok dihadapannya, lalu menangkup kedua pipi Krystal dangan tangan kanannya, memaksa Krystal agar melihat kearah ibu dan kakaknya, Krystal menangis semakin keras “Kau membunuh mereka” Krystal berbicara tak jelas karena Kyungie menangkup kedua pipinya, “Bukan aku yang membunuh mereka, tapi kau, kau membunuh mereka karena keegoisanmu yang tinggi, aku sudah mengatakannya jika kau mengusikku, keluargamu juga akan berurusan denganku, tapi kau mengabaikan peringatan dariku, jika kau tidak mengirim seseorang untuk memperkosaku, mungkin sekarang ibumu masih hidup” Krystal menggelengkan kepalanya berulang-ulang, menyangkal semua perkataan Kyungie, tapi Kyungie terus mengatakan bahwa Krystal yang membunuh Ibu dan kakaknya, hingga Krystal pingsan. Kyungie pergi meninggalkan Krystal dengan senyum lebar terukir diwajahnya.
Tidak lama Kyungie pergi, Baekhyun sampai dirumah Krystal, beberapa kali ia menekan bel, tapi tak ada yang menjawab, ia mencoba memutar knop pintu, pintu terbuka, Baekhyun menekuk kedua alisnya, ia melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah dengan perlahan ia merasa ragu karena masuk kerumah orang lain tanpa ijin, Baekhyun berteriak memanggil Krystal berulang-ulang, tapi tak ada yang menjawab. Saat ia masuk ke ruang keluarga ia menemukan Krystal tergeletak tak berdaya, Baekhyun menghampirinya, ia bernafas lega saat mengetahui Krystal masih bernafas, Baekhyun mencoba membangunkan Krystal, tapi tak bisa, ia mengedarkan pandangannya kesekitar mencoba mencari sesuatu yang mungkin dapat membantunya, tapi Baekhyun tersentak jatuh terduduk saat melihat mayat ibu dan kakak Krystal, Baekhyun merasa mual saat melihat keadaan mayat didepannya, tangannya yang bergetar mencoba mengambil handphone di saku celananya, ia menghubungi polisi.
.
Sudah hampir 1 jam Baekhyun menunggu diruang tunggu rumah sakit, ia sudah meminta Chanyeol untuk datang dan menemaninya, ia merasa gelisah memikirkan keadaan Krystal. Baekhyun berdiri dari duduknya saat melihat seorang pria dan seorang wanita mendekatinya, “Permisi, apa anda Baekhyun-ssi?” Si wanita menunjukan ID polisinya “Apa anda yang tadi menelepon?” Tanya si pria, Baekhyun mengangguk, “Ya, saya Baekhyun” Si pria mengulurkan tangannya, mengenalkan dirinya “Saya Kriss dan rekan saya zitao dari kepolisian seoul, bisakah anda ikut dengan kami ke kantor untuk memberikan keterangan?” Baekhyun ragu apa ia harus meninggalkan Krystal sendirian, “Apa saya tidak bisa memberikan keterangan disini? Saya ragu untuk meninggalkan Krystal sendirian” Baekhyun menolak secara halus, ia tak ingin meninggalkan Krystal, ia memiliki pertanyaan untuk Krystal, apa benar Kyungie yang membunuh ibu dan kakaknya, Kriss dan Zitao saling bertukar pandang, “Baekhyun-ssi tenang saja, saya yang akan menemani Krystal-ssi” Zitao menawarkan dirinya untuk menjaga Krystal, Baekhyun akhirnya mengangguk, ia tak mungkin menolaknya jika Zitao menawarkan untuk menjaga Krystal.
Begitu Baekhyun sampai dikantor polisi ia menjelaskan bahwa tadinya ia ingin menemui Krystal, ia sudah menekan bel tapi tak ada yang menjawab, ia mencoba memutar knop pintu, dan pintu terbuka, dan ia menemukan Krystal pingsan di ruang keluarga dengan mayat Ibu dan Kakaknya disana. Kriss yang mendengarkan segera mengetik keterangan dari Baekhyun di komputer, setelah beberapa lama handphone Kriss berdering, setelah menjawab telepon, ketika ia diberitahu bahwa Krystal telah sadar, Baekhyun dan Kriss segera kembali ke rumah sakit.

Revenge (FF KAISOO - KAIKYUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang