Dua - Tanda Tangan

33 14 1
                                    

Gadis itu hampir saja terlambat, jika ia tidak memilih untuk keluar dari angkutan umum lalu berlari ke sekolahnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 6.58, itu tandanya 2 menit lagi seluruh siswa kelas X dan siswa baru diwajibkan mengikuti MOS.

Gadis ini bergegas menuju lapangan sekolahnya-tempat dimana MOS akan diadakan. Dilihatnya lapangan sudah ramai kala itu.

"Pengumuman untuk seluruh siswa-siswi kelas X dan siswa-siswi baru kelas XI maupun XII, diharapkan untuk berbaris dilapangan secepatnya!" perintah salah satu anggota OSIS SMA Dirgantara melalui speaker untuk pengumuman.

Seluruh murid yang merasa terpanggil berhamburan menuju lapangan kemudian langsung mencari posisi barisan.

Gadis ini bingung harus berbaris dimana. Ia memilih membuat barisan baru agar yang lain mengekor dibelakangnya.

"Sudah semua?" tanya anggota OSIS tersebut.

"Sudah!" jawab mereka serentak.

"Kalau begitu semuanya silakan duduk!" yang diperintahkan pun segera melaksanakannya, tak peduli dengan teriknya sinar matahari saat itu.

"Selamat pagi semua!"

"Pagi!"

"Pertama-tama, perkenalkan nama saya Nicholas Sanjaya. Singkatnya Nicholas. Saya ini salah satu dari anggota OSIS, lebih tepatnya ketuanya," seketika keadaan riuh karena sorakan dari anggota OSIS lainnya.

"Sudah-sudah," ucap Nicholas menenangkan keadaan,"saya dari kelas XII IPA 1, ada yang mau ditanyakan?"

Keadaan riuh kembali. Berbagai pertanyaan dilontarkan untuknya.

"Kak, udah punya pacar?"

"Kak, kok ganteng banget?"

"Kak, gebetannya banyak ya?"

"Kak, mantannya berapa?"

"Kak, pacarnya pasti cantik ya?"

"Kak, jomblo kan?"

"Kak, pacaran sama aku yuk?"

Begitulah pertanyaan yang banyak dilontarkan oleh para siswi baru dari kelas X. Namun sama sekali tak digubris olehnya.

Nicholas mengedarkan pandangannya. Ia melihat seorang gadis yang sedang menunduk, yang ia tahu gadis ini sedari tadi tak mau berbaur dengan mereka.

Merasa ditatap, gadis itu mengangkat kepalanya. Manik mata mereka bertemu sehingga terjadi kontak mata sesaat, namun dengan cepat diputus oleh Nicholas.

'Sedih banget mukanya,' batin Nicholas.

"Baik, mari kita lanjutkan acara ini. Sekarang semua berdiri, sudah bawa pulpen dan catatan kan?" tanya Nicholas.

"Sudah!" jawab semuanya serempak.

"Kalau begitu, kumpulkan tanda tangan anggota OSIS sebanyak-banyaknya. Minimal 30, dikumpulkan hari ini juga! Mengerti?" perintahnya.

"Mengerti!"

"Sudah, balik kanan bubar jalan!" perintah Nicholas membubarkan barisan tersebut.

Gadis ini bingung, darimana ia harus memulai mencari tanda tangan para OSIS.

Ia memilih untuk menghampiri gerombolan perempuan yang ia yakini adalah anggota OSIS.

Ia sama sekali tak berani berbicara ketika sudah berada disana.

"Eh, belakang lo," ucap salah satu dari mereka ketika menyadari ada seseorang yang menghampiri mereka.

Salah satu dari mereka menoleh ke belakang. Didapatinya seorang gadis cantik yang sedang menunduk.

Puisi untuk SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang