Lima - A Day with Nicholas

12 10 4
                                    

Hari ini hari minggu, Sky memilih untuk duduk di balkon kamar sembari memainkan gitarnya. Ia memetikkan senar tersebut sehingga menghasilkan nada sebuah lagu yang akan ia mainkan kali ini.

All I want is nothing more
To hear you knocking at my door
'Cause if I could see your face once more
I could die as a happy man I'm sure

When you said your last goodbye
I died a little bit inside
I lay in tears in bed all night
Alone without you by my side

But If you loved me
Why did you leave me

Take my body
Take my body
All I want is
All I need is
To find somebody
I'll find somebody

Baru setengah jalan, Sky dikagetkan dengan suara klakson mobil yang ia yakini pasti mobil milik Nicholas.

Sky meletakkan gitarnya asal kemudian turun untuk membukakan pintu pada Nicholas, mengingat hanya dirinya yang berada di rumah ini-pembantu dan sopir pribadinya sedang mengambil cuti sementara.

Sky tertegun ketika melihat ciptaan Tuhan dihadapannya ini. Tampan, sangat tampan. Hidung mancung, alis tebal, bibir seksi, dan rambut setengah basah menambah kesan tampan untuk seorang Nicholas Sanjaya.

Nicholas menjentikkan jarinya di depan wajah Sky. Pasalnya sedari tadi Sky hanya memandangnya lekat tanpa berkedip sekalipun.

"Gue tau gue ganteng, tapi gak usah gitu banget ngeliatinnya," ujar Nicholas dengan percaya diri.

Dengan segera Sky menggelenggkan kepalanya kemudian mempersilahkan Nicholas untuk masuk.

"Lo tadi ngapain?" tanya Nicholas yang dibalas gelengan kepala oleh Sky.

"Tadi gue denger suara gitar sama orang nyanyi soalnya," terang Nicholas.

Sky mendongakkan kepalanya kemudian tersenyum menanggapi penjelasan Nicholas.

"Suara lo bagus," sambungnya, "skill gitar lo juga keren."

Sky kembali mengembangkan senyumnya, "makasih."

"Kapan-kapan cover bareng yuk?" ajak Nicholas.

"Boleh," jawab Sky dengan antusias.

Kemudian keheningan menyelimuti mereka. Keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Tak lama Nicholas membuka suara untuk memecah keheningan.

"Lo ..." Nicholas menggantung ucapannya. Ia bingung antara bertanya atau tidak.

"Duh gimana ya? Seumur-umur gak pernah nanya ginian," gumamnya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Sky mendongak kemudian mengerutkan dahinya, memberi tatapan bingung kepada Nicholas.

"Lo ... udah gak gagap lagi?" tanya Nicholas yang sukses membuat Sky tertawa.

Seketika hati Nicholas menghangat mendengar tawa riang yang jarang bahkan hampir tak pernah Sky keluarkan. Ia mengulum senyum, menunggu jawaban dari Sky yang masih saja tertawa.

Puisi untuk SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang