Hari ini hari pertamanya dalam proses belajar mengajar di SMA Dirgantara. Ia berjalan menuju kelasnya setelah memeriksa pembagian kelas bagi siswa baru di papan pengumuman.
Ia mendapat kelas XII IPA 1. Kakinya ia langkahkan ke koridor kelas XI, mencari ruang yang akan ia tempati selama setahun ini. Ia mengetuk pintu salah satu ruangan yang ia yakini sebagai kelasnya.
"Permisi," ucapnya sopan.
Bu Rina menatap Sky dari atas sampai bawah kemudian menyuruhnya masuk.
"Perkenalkan diri kamu," suruh Bu Riska.
"Nama saya Adelina Skylar, biasa dipanggil Sky. Terima kasih," ucapnya mantap dengan senyum manis yang terukir diwajah cantiknya.
'Cantik banget anjir.'
'Gini mah gue betah di kelas ini.'
'Auto gebet fix!'
'Punya gue.'
'Punya gue lah.'
'Auto naik pangkat jadi primadona njir.'
'Dek, sini duduk sama abang.'
"Diam!" Bu Rina menggebrak meja di hadapannya dengan penggaris kayu.
"Sky, maafkan atas keributan tadi dan tempat kosong hanya tersisa di belakang. Tidak apa-apa?" ujar Bu Rina.
"Iya, Bu. Terima kasih, saya duduk ya," jawabnya sopan.
Bu Rina hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Baik, keluarkan buku catatan sekarang. Kita pelajari materi baru di tahun ajaran baru ini," terangnya sembari menyalin rumus demi rumus ke papan tulis di hadapannya.
Beberapa siswa tampak tak bersemangat, mengingat pelajaran pertama adalah matematika selama 3 jam.
Ada yang diam-diam sedang bermain ponselnya. Ada yang menenggelamkan kepalanya di atas tangannya. Ada pula yang pura-pura izin ke toilet agar bisa bolos ke kantin.
Sudah satu setengah jam berlalu, Sky masih saja fokus pada pelajarannya ini. Namun tak lama suara dehaman laki-laki membuyarkan fokusnya.
"Ekhem!"
Sky sedikit terkejut kemudian menatap laki-laki di sampingnya ini.
"Kamu?"
"Dunia itu sempit ya," jawabnya yang dihadiahi kekehan kecil oleh Sky.
"Nicholas," ucapnya tiba-tiba sembari mengulurkan tangannya.
"Sky," jawabnya sembari membalas uluran tangan Nicholas, tak lupa dengan senyum manis yang mengembang di wajah cantiknya.
Nicholas sangat menyukai senyuman Sky. Baginya, gula kalah manis dengan senyuman itu. Berlebihan bukan?
Sudah sekitar dua menit mereka saling tatap-menatap tanpa melepaskan jabatan tangan mereka. Suara Bu Rina menginterupsi kegiatan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi untuk Sky
Teen Fiction"Terima kasih. Karenamu, aku bisa merasakan kembali indahnya jatuh cinta."