Sepuluh - Tolong!

5 1 2
                                    

Ting..

Sebuah notifikasi pesan masuk ke ponsel Sky, ia segera mengeceknya-berharap Nicholas lah yang mengiriminya pesan.

Unknown
Dtg k tmn blkg sklh jm 2 siang nnti.

Sky mengerutkan keningnya, 'apa sih? Singkat amat kayak umurnya.'

Beberapa detik kemudian, orang tersebut kembali mengirim pesan untuknya.

Unknown
Kl lo mau tau dmn Nchls ad

Sky mengacak rambutnya frustasi, 'apa sih? Kenapa dia tau Nicholas dimana?' batinnya.

"Itu yang paling belakang, udah gila?" tunjuk Pak Rian yang saat itu sedang mengajar di kelas Sky.

Seluruh mata menatap Sky. 'Mampus!' batin Sky. Ia benar-benar lupa bahwa sekarang sedang jam belajar mengajar.

Ia memilih untuk berdiri kemudian permisi ke toilet.

"Pak, saya izin ke toilet boleh?" tanya Sky.

"Jangan-jangan kamu mau bolos?" tanya Pak Rian memastikan.

Sky menggeleng cepat, "enggaklah, Pak."

"Yasudah, silakan!"

Tak butuh waktu lama, Sky segera ngacir pergi ke toilet. Sebenarnya tujuannya bukan ke toilet, melainkan ke rooftop sekolah. Ia ingin memastikan apakah Nicholas disana, seperti dua hari yang lalu.

Namun baru setengah perjalanan, langkahnya dicegat oleh sekawanan perempuan yang ia yakini sebagai penggemar berat Nicholas.

Lihat saja penampilannya, rambut diurai kemudian menggunakan bando dengan gambar wajah Nicholas, mereka juga menggunakan gelang berwarna sama dengan tulisan 'Nicholas is mine!' Betapa berlebihannya mereka.

"Cih, alay," cibir Sky.

Mendengar penuturan Sky membuat mata mereka mendelik. Salah satu dari mereka menjambak kasar rambut Sky, membuat Sky mengaduh kesakitan.

"Heh anak baru!" ucap salah satu dari mereka, "gak usah songong ya lo."

"Apaan?" tanya Sky heran.

"Ikut gue!" perintahnya.

"Gak penting, mending gue ke rooftop."

Mendengar penolakan Sky kali ini membuat mereka sedikit emosi. Mereka menarik rambut Sky yang kemudian menyeretnya hingga toilet paling ujung dekat gudang sekolah.

"Sakit, bego!" Sky ingin marah, namun tak memungkinkan baginya karena kepalanya sakit setelah ditarik tadi.

"Cih, alay," cibir salah satu dari mereka dengan mengikuti cara bicara Sky tadi.

Sky memicingkan matanya, membaca name tag seseorang yang ia yakini sebagai ketua dari geng mereka.

"Tasya Abiseka," gumamnya pelan.

Pemilik nama pun mendelik, "apa lo nyebut-nyebut nama gue?"

"Mulut, mulut gue. Ngapain lo sewot?"

Amarah Tasya semakin memuncak, ia mendorong keras Sky hingga dirinya membentur tembok toilet. Sky mengaduh pelan, membuat Tasya semakin gencar untuk menyakiti Sky.

Ia menendang keras perut Sky. Lagi-lagi Sky hanya bisa mengaduh pelan.

"Cih, alay!"

Tasya kembali bergerak, ia mengangkat kerah Sky kemudian menampar keras pipi kanan Sky.

"Ini hukuman buat cewek gak tau diri kayak lo!"

Sky menahan sakit sebisa mungkin, "urusan gue sama lo apa sih?" tanya Sky bingung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Puisi untuk SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang