Calvin mendinginkan emosinya dengan menegak sekaleng bir bintang di tangan kanannya. Dengan sabar ia menunggu Winda pulang dari acara ngedatenya yang entah kenapa dilakukan tanpa memberitahunya dulu. Terlebih ... Astaga, Winda bermain Tantan? Yang benar saja gadis itu bermain Tantan di saat ia sudah bertunangan dengan Calvin, dan tengah hamil.Apa Winda tidak tahu fungsi dari Tantan? Apa Winda sebodoh itu sampai membiarkan dirinya bermain aplikasi dating? Calvin tidak habis pikir lagi.
Beberapa jam menunggu, akhirnya Calvin mendengar suara pintu apartemen dibuka. Sontak saja, pria itu langsung melayangkan tatapan nyalangnya pada Winda yang seakan tidak mengerti arti tatapan garang Calvin.
"Bagus!" ucapnya menyindir.
Winda mengerutkan keningnya setelah menaruh kunci mobil dan melepas sepatunya. Kenapa? Apa yang salah dengan Calvin? Kenapa datang-datang langsung galak? Winda tidak paham.
Winda pun nampak tak acuh dan berjalan memasuki kamarnya. Calvin semakin geram dan mengikuti Winda masuk ke dalam kamar. Emosinya hampir tak terkendali sekarang.
"Win!" bentuknya membuat jantung Winda hampir lepas.
"Apa sih? Dari tadi marah-marah!" ucap Winda tidak terima. "Sini duduk baru ngomong. Jangan marah-marah aja kerjaannya! I'm tired, Vin!" lanjutnta lagi dengan tatapan sebalnya pada Calvin.
"Iya! Capek ngedate, kan?"
"Hah? Ngedate apaan?"
"Tadi siang!"
Winda mengerutkan keningnya hingga tersadar jika maksud Calvin itu adalah acara makan siangnya bersama Edwin yang memang tidak direncanakan awalnya. Hanya terjadi begitu saja karena Winda juga rindu terhadap kawan lama.
"Aku nggak ngedate! Kamu salah paham. Let me explain, bee." Winda berdiri dan meraih tangan Calvin, namun Calvin melepaskannya begitu saja karena masih emosi.
"Kamu main Tantan?"
"Eh? Itu ... Kok tahu?"
"Kai nemuin akunmu di Tantan! Astaga, Win... Kamu tahu nggak, sih, Tantan itu apa?"
"Kata Bianca aplikasi dating." Winda menurunkan suaranya seakan baru menyadari jika mungkin ia memang salah di sini.
"Right! Dan kalau kamu tahu kenapa masih mainan kayak gitu? Kenapa kamu main Tantan di saat udah punya aku?"
Winda menatap Calvin dengan gugup dan bibir kelu. Ia bingung menjelaskan dirinya saat ini.
"Kamu nggak tahu betapa cemasnya aku waktu kamu main Tantan, bee. Gimana kalau kamu ketemu sama orang nggak baik?"
"Come on, Vin. Nggak semua orang ..."
"Shit! Bee, kamu nggak ngerti maksud aku?"
Winda mengepalkan tangannya dengan perasaan semakin terpojok. Ia tidak tahu jika Calvin akan semarah ini karena Tantan. "Aplikasi itu bukan cuma untuk cari temen dating, tapi juga untuk cari friend with benefit!"
"I am sorry, Vin. Sumpah aku nggak mikir sampai sana. Maafin aku," ucap Winda dengan nada getir. Ia menahan tangisnya saat Calvin memarahinya seperti ini. Hatinya terasa sangat sesak.
Calvin belum puas memarahinya. Sudah bermain Tantan, tidak mengabarinya siang ini, dan malah kencan dengan pria lain.
"Cowok tadi siang siapa? Ketemu di Tantan juga?"
"Dia itu... Oke, iya. Ketemu di Tantan, cuma ..."
"What?! Kamu ketemu di Tantan terus langsung ketemuan? God! Winda Pricilia!" Calvin makin geram dengan wajahnya semakin marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Angel From Heaven | Wenyeol ✔
Teen FictionCompleted ✔ ~~ Calvin Dikta Anggara, adalah seorang pria sempurna, yang selalu digandrungi banyak kaum hawa. Memiliki segalanya, tanpa cacat sedikit pun. Ia tidak sombong, ia pria yang baik, ramah dan sayang pada orang tua. Namun, semua kesempurnaa...