RUN

11.4K 504 15
                                    

하나 둘 셋

" Jimin !!!" Teriak ny park dengan marah, tak lama seorang namja mungil datang menghampirinya dengan tergesa-gesa.
" Waeyo eomma?" Tanya jimin dengan kepala menunduk tak berani menatap sang ibu.
" Kau apakan pakaianku hah?" Tanya ny park sambil menunjuk dress merah yang sudah terkoyak. Jimin yang melihat itu membulatkan kedua matanya.
" Aku tidak melakukan apa-apa pada pakaian eomma" jawab jimin berusaha meyakinkan.
" Kalau kau tidak melakukannya, lalu siapa? Disini kau yang menyetrika semua pakaian disini, jangan mengelak!! Dasar anak tak berguna!!" Marah ny park

"Plakkk....."

Ny park menampar pipi Jimin dengan keras, jimin hanya menunduk. Tak lama ny park pergi meninggalkan jimin sendiri.

" Brukkk"

Jimin jatuh terduduk dengan air mata yang mulai menetes dan mengusap perlahan pipinya yang terkena tamparan.
" Apa salahku? Kenapa eomma begitu membenciku?" Lirih jimin, kemudian ia berdiri dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

" Aku pulang " ucap seorang yeoja diambang pintu kediaman park, dia park jihyo anak bungsu dari keluarga Park.
" Kau sudah pulang sayang? Bagaimana sekolahmu?" Sambut ny park sambil memeluk tubuh jihyo lembut.
" Sekolah ku baik eomma" jawab jihyo membalas pelukan ny park.
" Apa kau lapar sayang?" Tanya ny park, jihyo hanya mengangguk mengiyakan.
" Tunggu sebentar sayang, Jimin!!!" Panggil ny park
" Iya eomma waeyo?" Tanya jimin setelah sampai dihadapan mereka berdua.
" Buatkan kami makan siang" titah ny park dengan tatapan sinisnya. Jimin hanya mengangguk patuh, kemudian pergi menuju dapur.

Jimin POV
Aku park Jimin aku anak pertama dari keluarga park, namun kehadiranku tak diinginkan oleh keluargaku sendiri. Kedua orang tuaku menjadikan ku seorang budak dirumahku sendiri.
Mereka selalu menyiksaku baik itu fisik maupun mentalku. Kini tubuhku penuh dengan luka lebam dan juga sayatan pisau, itu aku dapatkan jika aku melakukan kesalahan namun sebenarnya aku tak pernah melakukannya.
Sebenarnya aku ingin meninggalkan semua siksaan ini dan pergi jauh dari keluarga ini, namun apa daya aku tak memiliki saudara disini.
Tidak ada yang bisa menolongku, appa, eomma bahkan adikku sendiri mereka semua sama bejatnya. Mereka tak pernah perduli padaku.
Jimin end POV

Kini keluarga park sedang bersantap di ruang makan terkecuali Jimin yang kini sedang menyaksikan mereka di ambang pintu dapur.
" Siwon besok aku akan pergi bersama temanku, kami akan shopping di mall terbaru, jadi aku ingin kau mentransfer uang keperluanku besok" titah ny park
Pada tn park yakni park siwon.
" Solar-ah aku hampir di pecat dikantor gara-gara aku selalu korupsi untuk memenuhi kebutuhanmu bisakah kau berhemat ?!" Jelas siwon pada ny park atau solar.
" Tak bisa siwon-ah, lalu kenapa kau bisa selamat hah?" Tanya solar penasaran.
" Sebenarnya sajangnim tahu semua itu lalu memintaku harus ganti rugi semua uang yang aku ambil dan dia mengamcamku jika aku tak menggantinya keluarga ini bisa dipenjara tapi..." Jelas Siwon menggantungkan kalimatnya
" Tapi?" Tanya jihyo penasaran
" Aku mendapat tawaran menarik dari sajangnim" ujar Siwon
" Apa itu ?" Penasaran solar
" Sajangnim menawariku agar salah satu anak kita agar mau menjadi budak pemuas hasratnya dan aku memilih jimin, untuk itu suruh anak itu membereskan semua pakaiannya agar besok pagi penjaga sajangnim yang akan menjemputnya" titah Siwon pada solar.
" Kau memang suami terbaik siwon-ah, aku memang sudah tidak tahan dan muak melihat kehadiran anak itu dan kau berhasil menyingkirkannya dari rumah ini aku senang sekali, sarang Hae siwon-ah" ujar solar sambil memeluk Siwon dari samping.
" Kau benar eomma, appa memang yang terbaik, aku juga tak suka dia ada disini menambah beban keluarga ini saja" sahut jihyo
" Baiklah aku akan bicara padanya" ujar solar sambil beringsut menuju dapur untuk menemui jimin.

" Jimin!!!" Teriak solar
" Nde eomma waeyo?" Tanya jimin
" Setelah kau membereskan semua pekerjaan ini, segera kau bereskan pakaianmu " titah Solar
" tapi untuk apa eomma?" Tanya jimin penasaran
" Kami menukarmu sebagai budak pemuas nafsu sajangnim untuk ganti rugi semua uang korupsi appamu" jelas solar, Jimin terkejut tak percaya
" Maksud eomma aku dijual sebagai jalang?" Tanya jimin meyakinkan
" Bisa dibilang begitu, sudahlah sekarang bereskan dan cepat patuhi semua perintahku" ujar solar sambil keluar dari dapur.
Jimin memegang dadanya sebelah,ia merasakan sakit luar biasa. Ia tak percaya keluarganya akan menjualnya padanya. Jimin merasa tak berharga di keluarga ini.

Jimin POV
Semua pekerjaan malam ini sudah aku bereskan, tapi satu yang membuatku merasa tak nyaman. "Aku tak mau menjadi jalang, aku harus pergi dari sini tapi, aku harus kemana?" Tanyaku entah pada siapa, aku bingung. Entahlah tapi yang paling penting aku harus kabur dari sini sebelum besok pagi. Masalah pergi kemana aku akan pikirkan nanti.
Jimin end POV

Malam berganti bersamaan dengan Jimin yang kini berjalan mengendap-endap sambil menggendong tas ransel berisikan pakaian dan kebutuhannya. Jimin memeriksa kembali keadaan ruangan agar tak ada satupun yang mengetahui kepergiannya.
Perlahan tapi pasti, Jimin sudah sampai di pintu depan, namun sebelah tangannya menyenggol guci keramik milik ny park dan menimbulkan bunyi yang keras.
" Siapa itu?!!" Teriak Siwon masih dalam kamarnya.
Jimin berhenti bernafas sesaat, kini perasaan bingung dan takut menghantuinya.
Tak lama Siwon keluar dari kamarnya dan melihat jimin dengan menggendong tas ransel, Siwon berpikir jimin akan kabur dari rumahnya. Siwon menyeringai dengan tatapan mengejek.
" Mau kemana kau ?! Dasar anak tak tahu diuntung!!" Ujar Siwon sambil berjalan kearah jimin. Jimin gelagapan tak tahu harus berbuat. Dengan tangkas siwon memegang sebelah lengan Jimin dan menariknya, namun dengan keberaniannya jimin mendorong siwon dengan kuat dan berlari sekencang mungkin menghindari kejaran siwon.
" Dasar anak sialan, aku harus mengejarnya aku tak mau dipenjara" maki Siwon tak berhenti berlari mengejar jimin.
" Berhenti !!!" Titah siwon masih mengejar jimin. Namun Jimin menghiraukannya dan melanjutkan larinya entah kemana. Akhirnya jimin memutuskan untuk pergi ke hutan dan berjalan tak tentu arah.
" Sialan kemana anak itu pergi?" Tanya siwon kehilangan jejak jimin.
" Apa dia pergi ke hutan ini? Akh mana mungkin!!" Kesal sendiri siwon, akhirnya ia memutuskan kembali kerumah dengan kecewa dan marah.

" Hahh....hahh...., Syukurlah appa tak mengejarku " lega jimin sesaat, ia mengalihkan atensinya ke sekelilingnya, ia mengkerutkan dahinya bingung.
" Dimana ini?" Tanya jimin entah pada siapa.
" Astaga aku masuk terlalu jauh dalam hutan, aku lupa tak bawa senter, bagaimana ini?" Tambahnya semakin menambah ketakutan.
Perlahan jimin berjalan dalam kegelapan, ia mencoba menajamkan penglihatannya mencari jalan keluar namun hanya hitam yang menutupi kedua netranya.

Brukkk....

Jimin terjatuh karena terkena lilitan rumput atau mungkin akar pohon.
"Akh appo..." Pekiknya karena kulit lututnya berdarah terkena benda tajam dibawahnya. Ia meraba apa itu dan menemukan sebilah kayu kecil
" apa ini?" , ia mengangkatnya tinggi dan menelisik lebih jelas yang ternyata itu sebuah anak panah.
" Itu anak panahku" sahut seseorang, Jimin terkejut dengan refleks ia menjatuhkan benda itu dan mengedarkan pandangannya ke segala arah mencari sumber suara. Namun ia tak menemukan siapa-siapa disana.
" Siapa itu ?" Tanya jimin menunggu jawaban, namun tak ada yang membalasnya, ia gemetar ketakutan kemudian berlari pontang-panting.
Dengan nafas masih tersengal, jimin dibuat terkejut mendapati sebuah bangunan megah berupa mansion terpampang didepan matanya.
" Apakah ini mimpi? Atau aku sudah mati?" Tak percaya jimin sambil memukul kedua pipinya bergiliran.
" Shhh..appo!!, tidak ini bukan mimpi, tapi mana mungkin? Siapa yang mau tinggal ditempat seperti ini?" Tanya jimin entah pada siapa. Ia berjalan ke arah mansion itu dan meraba pintu besar itu perlahan.
" Wah ini benar-benar nyata, apakah ada orang yang tinggal disini?" Tanyanya lagi entah pada siapa.

Kriettt.....

Pintu itu terbuka, membuat Jimin tersentak kebelakang karena terkejut.
Jimin memberanikan diri untuk melihat apa yang ada didalam mansion itu. Jimin dibuat terkejut entah yang keberapa kalinya begitu melihat betapa mewah dan bersihnya bangunan itu. Perlahan langkah kaki kecil itu memasuki mansion itu dengan ragu.
" Wow....,daebak" kagum jimin melihat semua peralatan maupun dekorasi yang tersedia disana. Jimin tak henti-hentinya berkata wow setiap menyentuh barang-barang disana, tak lama ia berhenti sebentar dan berpikir
" Apa mansion ini ada pemiliknya?" Polos Jimin mengingat sedari tadi ia belum melihat orang lain selain dia disini.
" Permisi apakah ada orang disini?" Panggil jimin sedikit kencang, namun hening beberapa saat tak ada yang menjawab panggilannya. Jimin memberanikan diri menyusuri semua ruangan yang terdapat disana. Jimin berhenti disebuah ruangan yakni sebuah kamar, ia mencoba mengetuk pintu itu dan
" Siapa kau?! Beraninya kau menginjakan kaki di mansion ini!!!" Ujar seseorang berhasil membuat tubuh jimin menegang. Jimin terdiam di tempatnya, ia mencoba setenang mungkin dan akhirnya ia mencari kearah sumber suara dan menemukan

TBC


Mianhae ceritanya digantung
Neomu Sarangheo readers ❤️❤️❤️

💣💣💣

see you next chapter 💥
I hope you enjoy reading my story
Don't forget to
Vomment juseyo
Pai pai

♒♒♒


The Blood ( HIATUS )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang