Part 6 : Penasaran

12 4 0
                                    

Pagi buta menjadi awal bagi kebanyakan orang termasuk Irene, hari ini supirnya datang lebih pagi membuatnya harus berangkat sekolah lebih awal juga. Seminggu setelah masuk sekolah, kehidupannya sebagai pelajar sudah dimulai, sudah ada tugas dan pekerjaan rumah yang menumpuk. Melelahkan bagi Irene yang memang tak pandai di pelajaran akademik.

Ia segera keluar dari kamar kesayangan dengan tas ransel berwarna peach yang baru saja dibelinya di Australia. Tak lupa ia membawa makeup pouch dan Smartphone-nya itu adalah barang penting dan tidak boleh di tinggalkan.

Bau wangi parfum YSL Mon Paris memeluk tubuh Irene. Bau manis dan fruity yang Fresh menjadi bau ciri khas Irene. Namanya juga perempuan cantik, parfum harus jadi hal wajib yang gunakan.

  "Hai kak Irene, selamat pagi" sapa beberapa adik kelas yang baru saja Irene lewati

  "Ya" balas Irene tersenyum se pelit mungkin. Walaupun Irene sendiri tak kenal mereka, tapi ya sudahlah.

*****

Alde turun dari motor besarnya dan langsung memarkir kannya. Pagi ini ia merasa kesal terlihat dari raut wajahnya dahi yang berkerut dan bibir yang sedikit maju. Jika bukan karena Alsya yang minta berangkat pagi karena ada piket kelas, ia tidak akan berangkat sepagi ini.

Ia melihat sekelilingnya melihat apakah ada seseorang yang ia kenal ya siapa lagi kalau bukan sahabat-sahabatnya, tapi memang mustahil tidak ada satupun hanya motor Fito saja.

  "Dia terlalu rajin untuk menjadi teman gue" batin Alde melihat motor Fito .

Alde langsung pergi menuju kelas, ya suasana yang sepi dan hanya ada beberapa murid yang mungkin terlalu rajin. Wajahnya masih berkerut dan berjalan tegap seperti ala cowok keren (tapi memang keren sih) tak ada yang berani menyapa ataupun melihatnya, mereka semua memalingkan wajah tiba-tiba merasakan aura yang tidak enak karena keberadaan si Alde.

  "Anjirrr, Bau kiyut apaan ni?" Batin alde seketika dan langkahnya terhenti saat berjalan melewati kelas IPS IX-1 yang baru saja kelas itu dimasuki oleh seorang gadis dengan tas Peach.

  "Sialan! Orang macam apa yang memakai parfum aneh itu? Membuat pagiku semakin suram aja" gumam Alde sangat pelan lalu melanjutkan langkahnya

Alde memasuki kelasnya, dan orang yang pertama ia cari adalah Fito. Seisi kelas melongo melihat Alde yang baru saja masuk ke kelas, dan termasuk Fito. Alde langsung menghampiri Fito yang masih menatapnya dengan ekspresi datar tapi juga terkejut. Seakan tak percaya jam segini melihat sosok Alde si tukang kebo yang berantakan.

  "Biasa aja oi kalau liat, iya Gue tau" ucap Alde tak santai.

  "Tumben banget, jelasin kenapa?" Jawab Fito sambil membuka halaman buku selanjutnya yang ia baca.

  "Alsya hari ini piket dan ya Lu tau kan"

Fito tersenyum remeh mendengar sahabatnya menjelaskan sangat singkat dan dapat terdengar setiap kata yang di keluarkan ada penekanan yang menggambarkan jika ia menyesal datang pagi. Alde meletakan tasnya dan mengeluarkan salah satu LKS dan membuka beberapa halaman.

  "Kalau udah masuk bangunin gue" ucap Alde sambil membuat posisi tidur yang nyaman dan LKS yang menutupi kepalanya. Fito hanya menghela nafas melihat tingkah temannya.

Bel istirahat berbunyi, sebagian besar murid mengingalkan kelas, begitupun dengan Alde, Fito, Evan, dan Raffi. Saat mereka meninggalkan kelas hampir seisi kelas mengucapkan rasa syukur dan lega. Apakah sebegitu berbahaya kah geng Alde?

Seperti biasa tujuan utama mereka yaitu kantin, tempat paling nikmat bagi seluruh siswa. Alde disertai sahabatnya duduk di bangku yang biasa menjadi tempat nongkrong mereka di dekat taman dan UKS. Ketahuilah tempat itu sangat strategis untuk mereka. Sejuk, nyaman, dan tidak terlalu berisik.

Two Bad AttitudesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang