Part 7 : Nomer Ponsel

12 5 0
                                    

  "Nanti pulsek temuin gue di taman deket perpus" ucap Irene berusaha tetap anggun.

  "Lo siapa?" Selang beberapa detik Alde tersadar bau parfum tadi pagi ini berasal dari gadis ini. Bau ini sungguh sangat girly dan menusuk hidung, ia berusaha agar tetap tenang walaupun rasanya membuat ingin muntah.

  "Irene Armond" Pengenalan diri yang cukup singkat.

  "Owh, Lu yang namanya Irene. Kenapa nanti gua harus nemuin lo?"

Bagaimana bisa mereka ini, sudah 1 tahun lebih sekolah disana dan ini menjadi perkenalkan pertama bagi mereka berdua, sama-sama orang yang tenar di sekolah tapi si tenar baru saja berkenalan? Sebegitu saling tidak peduli kah mereka ini?

  "Dia mau nembak lu kali De, ga peka banget lu" celetuk Evan terkekeh.

  "Eh fakboi kampung, enak aja kalau ngomong. Yakali gue pacaran sama anak model gini" cibir cepat Irene.

  "Yee sapa juga yang mau sama lu, cabe!" balas Alde tak mau kalah.

  "Cabe jidat lo, pokoknya temuin gue nanti pulsek!"

Segera Irene menarik tangan Sanna lalu meninggalkan mereka dengan langkah cepat bak seorang putri.

  "Cantik-cantik pedes juga omongannya ya" ucap Raffi memperhatikan Irene yang telah meninggalkan tempat mereka.

  "Lo ada masalah apa sama dia?" tanya Fito memperhatikan lekat-lekat Alde

  "Ga ada, gue aja baru tau kalo dia itu Irene"

Kalian liat pengakuan Alde? ' baru tau ' selama ini dia kemana? Mulung? Sosok Irene yang selalu menarik perhatian dan kini Alde baru tau? Responnya dia juga biasa saja? Ah, sungguh tidak menarik.

  "Idih! biasa aja kali ngeliatnya" sindir Evan kepada Fito yang melihat Alde dengan tatapan penuh penasaran.

  "Lo suka Irene, To?" canda Evan.

  "E.. engga, ya.. yakali gila apa lo!" desis Fito gelagapan.

  "Sok tau lu, Van. Tipe Fito tuh cewek kalem, ga kayak cabe begitu" tebas Raffi penuh sok tau.

Fito yang tidak peduli perdebatan kedua temannya, lebih memilih kembali menatap layar smartphone-nya. "Mending lo temuin dia, kadang dia bawa Informasi penting" ucap Fito. Alde hanya menghela napas panjang.

Bel pulang sekolah berbunyi, berhamburan semua seisi kelas meninggalkan sekolah yang penuh tekanan itu.

  "Kita cabut dulu ya, De. Selamat ditembak!" pamit Evan lalu diikuti Raffi.

  "Hmm"

  "Ga pulang, lo?" tanya Alde melihat Fito yang sedang santai membuka sosial media.

  "Engga, ntaran"

  "Lo mau nunggu gue, sayang? Gapapa kamu pulang aja, yang" ucap Alde dengan nada bak menggemaskan.

  "Berisik!" Tukas Fito singkat.

  "Ih sayang gemes deh, gue mau temuin si Irene dulu ya, yang. Kalo lo udah pulang duluan chat gue" ucap Alde lalu meninggalkan kelas.

Sekarang dikelas hanya terdapat Fito yang masih duduk dengan tenang melihat smartphone-nya. Ia masih mematung memikirkan sesuatu hal yang dia sendiri susah mendeskripsikan. Entahlah apa yang selanjutnya akan dia lakukan.

Sekarang Alde sudah berdiri di samping taman, mencari sosok gadis itu. Yap, dia menemukannya. Gadis yang sedang duduk di kursi dekat taman dengan raut wajah kesal.

Two Bad AttitudesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang