|1|Praktek Dadakan

112 8 1
                                    

Jakarta,19 februari 2019

"ARSEN ALVENO MAHENDRA! CEPET DONG NANTI TELAT! " Teriak perempuan mungil yang sedang berkaca di kaca spion motor berwarna merah.

"Iya iya sabar Alena Olivia Derandra,cewe tercantik di dunia " Lena menjauhkan dari kaca spion motor milik sahabatnya itu. Sambil berkacak pinggang, menatap tajam si pemilik suara.

"Dasar lelet! Nanti kalau telat gimana?lena gak mau ya kalau nanti dihukum sama Bu teri yang selalu bawa penggaris"

"Bu tari lena" Arsen membenarkan ucapan lena "ya gak mungkin telat, ini juga masih jam Setengah tujuh."

Arsen mendekati lena, Memakaikan helm kepada gadis cerewet itu. Sejak kecil, arsen selalu memakaikan helm kepada sahabat tersayangnya itu. Sehingga sudah menjadi kebiasaan hingga saat ini.

"Beres! Ayo" Arsen menaiki motor, diikuti dengan Alena. Gadis itu memeluk arsen dari belakang. Itu semua karena arsen yang menyuruh, Alibinya agar lena tidak terjatuh.

Motor Gede berwarna merah berjalan membelah ramenya kota jakarta,menuju SMA Indra Bangsa. Selama diperjalanan, Lena terus saja menceritakan Kucing Putih pemberian arsen. Ya kucing itu arsen yang memberikannya, Karena waktu itu, arsen menemukan foto Beberapa kucing yang terdapat di handphone milik lena. Tanpa berfikir panjang, arsen langsung membelikan seekor kucing berwarna putih untuk lena.

Setelah sampai di sekolah, arsen memakirkan motor kesayangannya itu. Lalu melepaskan helm yang ada dikepalanya dan juga dikepala sahabatnya itu.

Banyak yang memandang Iri mereka, Dan ada juga Yang kesal dengan Alena. Karena dia bisa dekat dengan cowok cool, Kapten basket dan juga ketua OSIS. Bahkan Alena juga Sebagai wakil ketua OSIS. Jadi, jika ada rapat dadakan mereka tidak akan berpisah.

Awalnya lena menolak untuk dijadikan kandidat wakil Ketua OSIS oleh arsen. Tapi cowok itu memaksa, berbagai cara dia lakukan agar gadis itu Menerima menjadi kandidat wakil Ketua OSIS dan menemani dirinya.

Arsen berjalan di Koridor sambil menggenggam tangan mungil milik Alena. Seperti biasanya, cowok itu memasang wajah dinginnya, berbeda dengan cewek disampingnya yang selalu menampilkan senyuman manis. Bahkan tidak sedikit orang yang baper dengan senyuman manis Lena.

"Gila njir, lena manis banget. Diabetes gue lama lama"

"Lagian lena itu senyumin gue, bukan lo. Jadi jangan GeEr"

"Kepedean lo jadi orang"

"Arsen Love u muachh"

"Gue pengen diposisi lena. Tangannya nempel mulu sama arsen"

"Lena nya aja yang kegatelan, deket deket arsen terus"

Arsen menghentikan langkahnya. Dia tidak Terima sahabatnya di Caci seperti itu. Sedangkan lena menatap aneh arsen. "Kenapa? " Tanya Lena dengan suara lembutnya.

Arsen tidak menjawab pertanyaan lena. Dia tetap menggenggam Tangan mungil gadis itu, menuntunnya menuju orang yang sudah mencaci Lena dengan mulut kotornya.

"Apa lo bilang?! " Arsen menatap perempuan itu dengan tatapan tajam. Sedangkan yang ditatap, Menunduk ketakutan.

"Eh-uhm Itu"

"JAWAB?! " amarah arsen memuncak. Dengan segera lena mengelus pundak cowok itu, berusaha menenangkan amarahnya "udah arsen, lagian gue gak apa apa kok"

"Gue gak Terima lo dikata katain begitu. Dia gak tau tentang lo"

Lena tersenyum manis kepada arsen. Dan seketika amarah arsen hilang dengan melihat senyum manis lena "Liat kan gue gak apa apa"

AA : Arsen & Alena (Revisi + Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang