7

4.1K 68 4
                                    

Merry tidak menyangka jika tuanya tega melakukan itu semua kepada adiknya sendiri.

"aku harus bagai mana merry?? Aku tidak tau harus mengadu kesiapa untuk saat ini" Sambung elle dengan air mata yang sudah membanjiri wajanya lagi.

Merry sangat bingung sekarang ia tidak tau haru menjawab apa dan merry hanya bisa mendengarkan dan menatap elle dengan iba.

Elle kembali menangis sesegukan dengan posisi baring merengkul diatas tempat tidur, melihat hal itu merry seger duduk disampingnya dan mengusap kepala elle dengan sayang, "oh tuhan.... apa yang harus kulakaukan" batin merry.

"Nona sebaiknya anda mengisi perut anda terlebih dahulu, saya sudah meyiapkan makanan untuk anda, lagi pula ini sudah siang dan anda belum makan dari kemarin," ucap merry

elle hanya diam tidak menjawab ucapan dari merry.

Merry segera mengambil makanan yang sudah ia siapkan tadi dan membawa kehadapan elle yang sedang berbring "mari nona saya bantu anda" seru merry

"aku tidak lapa dan aku ingin tidur" balasnya sambil membalikan badanya

Merry hanya bisa mendesah putus asa melihat elle seperti ini. Merri kembali menaruh makan yang ia siapkan tadi keatas meja kembali dan merry akhirnya keluar dari kamar elle karena ia tidak ingin mengaggu elle yang ingin beristirahat.

Setelah memastikan bahwa tidak ada lagi merry  dkamarnya elle segera bangkit dari tidurnya dan berjalan tertatih menuju lemari pakaianya.

Elle mengambil baju kaos crop top berwarna putih, hot pants abu-abu, dan floral kimononya. Dengan cepat elle memakai bajunya dan emngikat asal rambutnya tak lupa ia membawa sling bag hitamnya tempat handphone dompot, paspor dan barang-barang penting lain miliknya.

Dengan mengumpulkan tenaga dan keberanianya elle berjalan pelan dan mengendap-endap. Ia memastikan bahwa tidak ada orang yang melihatnya.

Elle menuruni anak tangga dengan waspada takut jika ada seseoramg yang melihatnya. Ia dari tadi sudah merencanakan cara untuk kabur dari rumah sean dan akan pulang ke NYC dahulu sebelum ia bisa menghubungi mommynya. Elle pikir dia akan aman berada disana untuk sementara waktu.

Elle berhasil keluar dari rumah sean dengan mengendap-endap. Elle melihat halaman rumah yang begitu besar ia merasa sedikit kesusahan untuk kabur dari rumah ini.

Elle memikirkan cara untuk bisa melewati penjaga didekat gerbang rumah ini. Ia memutuskan untuk pura-pura ingin pergi berjalan-jalan keluar rumah. Elle segera mengenakan kaca mata hitam untuk menutupi matanya yang sembab dan sedikt bengkak akibat meanngis terlalu lama.

Elle berjalan begitu santai menuju penjaga yang sedang berjaga didekat gerbang.
"bisakah kau bukakan gerbangaya aku ingin keluar untuk berjalan-jalan, karena semnjak aku tinggal disin aku belum pernah berjalan-jalan keluar rumah "

"apakah nona sudah meminta izin dengan tuan??" Tanya penjaga tersebut.

"tentu saja,, lagi pula aku ini adiknya tidak mungkin jika kakakku tidak mengizinkan aku untuk berjalan- jalan keluar!!!" Balas elle meyakinkan penjaga tersebut.

"baiklah kalau begitu, apakah nona ingin saya memangil sopir untuk mengantarkan nona??"  Tanya penjaga itu lagi

"ohhh, tidak perlu aku sudah berjanji denagn temanku" jawab elle dengan cepat.
"tolong kau bukakan saja gerbangnya" sambung elle lagi.

Ketika gerbang terbuka elle sangat terkejut melihat ada mobil sean di depan gerbang tersebut dan ingin memasuki rumah. Secepat mungkin elle langsung berlari tertatih-tatih dan mengabaikan rasa sakit dipangkal pahanya.

Melihat elle yang berlari, sean keluar dari mobilnya dan langsung segera mengejar elle, dibandingkan dengan lari sean, elle tidak ada apa-apanya, apa lagi elle dalam kondisi seperti ini.

Dengan cepat sean berhasil mengejar elle "mau lari kemana kau elle???" ucap sean yang sudah berhasil menangkap elle

"aaaaaaaaaaaa" pekik elle saat sean berhasil menangkapnya.

Sean mengankat tubuh elle dengan enteng ke atas bahunya.

"lepaskan aku berengsek" pekik elle meronta-ronta diatas bahu sean.
"lepaskan akuuu, lepaskannn" pekiknya lagi sambil memukul-mukul pungung sean dengan tanganya.

Sean berjalan kembali memasuki gerbang tidak menghiraukannya sama sekali.

"aku tidak mau tinggal disini, lepaskan aku kakkkkk" seru elle yang sudah terisak

"tidak semudah itu kau bisa lepas dariku elle, kau harus merasakna dulu apa yang sudah pelacur itu buat ke mommyku dan sampai akhirnya kau merasakan bagai mana inginnya kau segera mengakhiri hidumu" seru sean sambil menjatuhkan elle kelantai tanpa perasaan.

"awhhhhhhhh" desah elle yang merakan sakit dibokongnya, dengan tatapan sedihnya elle mendongak melihat ke arah sean "aku tidak tahu siapa pelacur yang kau maksud ibuku ituuuuu!!!! Pekik elle yang sudah bosan mendengar kata-kata yang disebut-sebut oleh sean dari kemarin.

"Baiklah akanku beri tahu kau suatu cerita mengenai ibumu yang pelacur itu!!" Seru sean dengan datar.

Sean mendekati diri ke elle sambil berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan elle
"namanya noura wanita yang sudah merebut daddyku dari mommy dan kedatanga wanita itulah yang sudah membuat kelaurgaku hancur!!" Seru sean denga mata yang menerawang menceritakan semua yang ia tahu dari awal mula elle datang kerumahnya, tentang pertekan-pertengakaran orang tuanya yang selama ini ia lihat dan sandiwara-sandiwara yang dilakukan orang tuanya dihadapan mereka selama ini.

Mendengar itu semua elle mengeleng-gelengkan kepalanya tidak terima dengan semua cerita yang disampaikan sean.
"tidak mungkin.... Tidakkkk mungkinn,, aku hanya anak mommy dan aku tidka memiliki ibu lain selai mommy" ucapnya yang tidak terima.

"Sadarlah elle kau hanya anak pungut dan pembawa sial di keluargaku" seru sean dengan suara datarnya

"Tidakkkkkkkk... Aku hanya anak mommy anne" seru elle sambil menutup kedua telinganya dengan teriakannya yang sangat kencang.

Tangan sean sudah mendarat dengan kencang dipipi elle membuat luka disudut bibir elle kembali mengeluarkan darah.

Sean kembali berdiri membelakangi elle dan mengusap wajahnya. Elle tidak ingin membuang kesempatan bagaimanapun caranya ia harus kabur dari sean.

Elle kembali berlari sekencang mungkin, ia berhasil melewati halaman rumah sean menuju gerbang yang masih terbuka.

Sean baru menyadari elle yang mencoba kabur lagi darinya segera kembali mengejar elle yang terus berusaha berlari, dengan cepat sean mengejar elle.

Elle sudah merasa jika ia sudah tidak sangup lagi berlari dan dirinya juga tidak bisa meminta bantuan dari orang lain karena sejauh matanya memandang ia hanya melihat hamparan ribuan bunga-bunga yang ada dikiri dan dikanan bahu jalanan ini.

"tuhan tolong selamatkan aku untuk saat ini" elle berdo'a didalam hatinya.

Elle tersandung batu dan terjatuh karena tidak fokus dengan jalanan yang sedang ia tempuh "auwhhhhhhh" rigis elle saat terjatuh.

Elle kembali berusaha berdiri dan ingin berlari lagi tapi belum sempat ia berdir sean sudah dapat menangkapnya "sudah cukup main-mainya elle, sekarang kau harus pulang" ucap sean mengejeknya.

" Tidak aku tidak mau pulang, lepaskan akuuuu!" Balas elle dengan air mata yang terus mengalir.

Sean segera mengedong elle dibahunya "kau tidak akan bisa lari dariku elle!!" Seru sean dengan percaya dirinya

Elle tidak berhenti terus meronta-ronta ingin dilepaskan oleh sean "aku mohon lepaskan aku kak, aku janji tidak akan menyusahkanmu dan aku berjanji tidak akan pernah menapakan awajahku didepan kakak lagi" seru elle membujuk sean

"Tidak semudah itu aku melepaskanmu elle" seru sean dengan senyum sinisnya.

Sesampainya dirumah, sean membawa elle kemabali kedalam kamar dan mengurungya didalam sana.

"bukaaaaa,, bukaaa, jangan kurung aku disini aku mohon kak, kelauarkan aku" jerit elle sambil memukul-mukul pintu dengan sekuat tenaganya.

**TBC

ELLENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang