12

3.4K 62 3
                                    

Elle ketakutan mendengar perkataan sean. Sekuat tenaga dirinya mendorong tubuh sean tapi sedikitpun sean tidak berpindah dari tempatnya oleh dorongannya.

Sean menyesap aroma dari ceruk leher elle dan sesekali menjilat permukaan kulit elle yang sangat mulus. Elle merasakan sesuatu yang aneh saat merasakan hembusan nafas dan sentuhan dari lidah sean dikulit lehernya dan tangan elle yang dari tadi berada didada bidang sean terus menahannya dan tangannya meremas pakaian yang dipakai sean.

"Jangan lakukan ini kak,,, pleaseeeee!" Elle memohon kepada sean dengan nada yang sudah putus asa. Seketika air mata elle menetes dan mengalir dari sudut matanya.

"Aku hanya ingin membuat kau sadar dimana seharusnya kau berada!!" Ejeknya.

Mendengar perkataan sean barusan membuat elle benar-benar terhina. Sekuat tenaga elle mendorong sean dengan kuat dan seketika membuat sean berhenti dari aktivitasnya dan sean melihat wajah elle dengan tatapan yang sulit diartikan.

Saat ini mata sean sudah berkabut dengan gairahnya yang sudah memuncak dan sangat sulit untuknya berhenti disaat seperti ini dan sean kembali mendorong elle.

Tubuh elle menghantam kuat dinding yang berada dibelakang tubuhnya. Elle meringis saat merasakan cengkaman tangan sean yang sangat kuat dibahunya.

"Beraninya kau menolakku!! Anak pelacur sepertimu tidak pantas melakukannya!!" Kilatan mata sean berapi-api.
"Apa perlu saat ini aku menyuruh anak buahku untuk menyiksa daddymu yang sudah terbaring tidak berdaya itu elle??"

Elle mengeleng-gelengkan kepalanya "tidakk,, tidak... Jangan kak!!" Air matanya yang terbendung dari tadi akhirnya pecah juga saat mendengar ucapan sean.

Sean tersenyum puas melihat kondisi elle seperti ini dan sean melanjutkan kegiatanya yang tertunda untuk beberapa saat tadi.

Sean menyentuh payudara elle dan mengodanya disana sambil menatap wajah elle yang tersiksa "bagai mana rasanya,,, apa kau menyukainya?" Senyuman iblis sean dari tadi tidak henti-hentinya terukir diwajah yang tampanya.
"Lepaskan saja elle, jangan ditahan,, keluarkan semua sisi dirimu yang jalang itu!!!" Ejek sean.

Tangan sean tidak henti dari tadi menngoda payudara elle dan bibirnya sekarang sudah mulai mengecup ujung payudara sebelah elle, mencecapnya dan memainkannya dengan lihai. Meninggalkan jejak basah dan panas disana.

Elle mendongakan kepalanya keatas saat merasakan sesuatu yang aneh yang tengah menyiksanya terus menerus ia merasakan perlakuan sean yang sangat lembut kali ini, itu semua membuat hatinya luluh. Saat ini elle sudah terbuai oleh permainan sean ia membiarkan sean berbuat sesuka hatinya.

Ell merasakan ada perasaan aneh yang menjalar disekujur tubuhnya seperti ada sesuatu yang bergulung-gulung didalam perutnya menjadi semakin panas saat sean mennyentuh dipusat dirinya.

Elle mencoba merapatkan kakinya dan mengenggam tanggan sean untuk mencegahnya yang ingin menyentuh pusat dirinya.

"Diamlah elle" tangan sean kembali menyentuh pusat diri elle.
"Ssssss,, kau tidak bisa mengungkiri jika tubuhmu menginginkanya elle!" Sean menyentuh pusat diri elle yang sudah basah. Jarinya bergerak begitu ahlinya membelai dan memainkan elle sesuka hati.

Saat ini elle sudah sangat lemas dan ia merasa kakinya sudah seperti jeli ia tidak sangup lagi menopang tubuhnya jika tidak ada tangan sean yang memegangi tubuhnya, ia yakin saat ini ia sudah tergeletak dilantai.

Sean mengangkat tubuh elle dan membaringkannya diatas sofa. Sean sudah menempatkan dirinya dengan begitu tepat ditubuh elle.

Elle merasakan kejantanan sean yang sangat keras dan panas menyatu dengan tubuhnya. Elle melengkungkan tuhnya dan mencengkam kuat lengan kokoh sean disaat ia merasakan sesuat gelenyar yang aneh saat sean menghujamnya.

Sean mengerang diatas tubuh mungil elle ia merasakan sensasi luar biasa yang membungkusnya begitu erat, panas dan begitu halus. Saat ini elle tidak bisa menjangkau kesadaranya lagi karena pada akhirnya tubuhnya menyerah kedalam pusaran gairah kakakny.

Saat sean membawa elle menuju pusaran gelombang gairannya yang semakin dan semakin naik hinga guncangan kepuasan melanda mereka berdua, ia memluk tubuh elle dengan erat dan menyembunyikan kepalanya diceruk leher elle dengan nafas yang tidak beraturan.

Sean membisikan sesuatu tepat ditelinga elle"kau sangat luar biasa alen"

Setelah sesaat mengatakan itu sean langsung mengangkat tubuhnya dari tubuh elle dengan fikiranya yang masih berkabut karena orgasme, ia segera berjalan meninggalkan elle sendirian.

Mendengar sean mengucapkan nama alen, ia merasakan dirinya yang dihempaskan begitu saja dari ketinggian ia merasakan sakit yang amat sangat dalam dihatinya yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata.

Elle berdiri dan memunguti semua pakaiannya yang berserakan dilantai dan berjalan menuju kamarnya.

Elle masuk kedalam kamar mandi saat itu juga ia tidak bisa lagi membendung air matanya yang sejak tadi ia tahan. Elle menangis dibawah guyuran air yang mengalir. Ia merutuki kebodohanya yang begitu sangat mengharapkan kakaknya, dan pada kenyataanya sean tidak pernah mengangap jika dirinya ada.

***

Pagi ini elle sudah bersiap-siap ingin pergi kesekolah tetapi ia sangat malu ingin keluar dari kamarnya. Sepertinya ia belum siap jika harus betemu langsung dengan sean mengingat kejadian semalam.

Elle berjalan membuka pintu kaca didalam kamarnya yang langsung terhubung dengan balkon dan ia melihat mobil sean yang masih ada terparkir rapi disana "kenapa dia belum pergi?" gumam elle bingung.

Elle kembali menutup pintu kaca yang berada dikamarnya. lama ia termenung duduk diatas tempat tidurnya memikirkan bagaiman cara agar ia kelur dari kamarnya tapi tidak bertemu dengan kakaknya.

Tokk,, tokk,, tokk! Suara ketukan pintu memecahkan lamunan elle.

" Nona sudah waktunya untuk sarapan dan tuan menunggu anda dibawah" seru merry dari balik pintu kamar elle.

"Yaaaa,, aku akan turun" jawab elle ragu.

Elle berdiri mengambil tas sekolahnya dan segera berjalan. Sebelum membuka pintu kaamrnya elle menarik nafas panjang untuk menenangkan dirinya.

"ayolah elle jangan gugup seperti ini!!" Gumamnya dan segera memutar gagang pintu kamarnya.

Setelah sampai diruang makan elle melihat sean yang sedang menyantap sarapanya. Dengan gugup elle memberanikan diri untuk duduk dikursi yang berada disebelah sean.

"Apakah kau tidak punya seragam sekolah yang lain elle?" Tanpa mengalihkan pandanganya sean berkata dengan suara datar dan penuh penekanan.

Elle hanya diam ia bingung ingin menjawab apa. "Apa ada yang salah denagn seragam ini?" pikir elle.

Pertanyaan yang ditanyakan sean barusan membingungkan elle untuk menjawabnya karena elle tidak mengerti apa maksud dari pertanyaan sean. Apakah sean bertanya seperti itu karena sean pikir seragam sekolahmya tidak pernah diganti atau disekolahnya hanya memiliki satu seragam atau apa ia tidak mengerti dengan pertanyaan sean.

"Apa kau bermaksud ingin mengoda semua lelaki dengan seragamu yang seperti ini elle???? Kaus sangat murahan!!" desis sean yang segera bangkit dari duduknya dan ingin pergi meninggalkan elle.

Sebelum ia benar-benar pergi sean melemparkan sesuatu keatas meja "minum ini dengan teratur!! Aku tidak ingin jika sesuatu yang tidakku inginkan terjadi!!" Setelahnya sean pergi meninggalkan ruang makan.

Elle yang dari tadi ingin memakan sarapanya kembali menaruh makanan yang ada ditanganya. Ucapan sean barusan menghilangkan selara makannya dan kembali melukai hatinya ia segera mengadahkan kepalanya keatas untuk meanahan laju air matanya yang ingin mengalir kelaur.

Tbc..

ELLENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang