Prologue

62 6 11
                                    

Bukan aku yang minta, tapi Tuhan yang berikan.

Aku tak pernah meminta yang aneh-aneh. Aku hanya ingin bisa hidup lebih layak. Sudah itu saja.

Aku suka berkhayal, tapi kadang khayalanku itu melampaui batas. Jadi jatuhnya lebih ke halu. Khayalanku itu kadang di luar realita hidupku.

Aku pernah berkhayal, kalau seandainya aku ini, adalah anak orang kaya yang tertukar dengan anak orang lain.

Lalu ditemukan oleh sepasang suami istri (ayah dan ibuku) lalu dirawat dan dibesarkan oleh mereka.

Kemudian setelah aku dewasa ada orang yang mencariku mengatakan bahwa aku adalah anak seorang pengusaha kaya yang tak sengaja tertukar dengan anak orang lain.

Kayak di sinetron televisi kan jadinya? Penuh drama dan sandiwara. Padahal aku anti keduanya. Karena aku membenci dua hal itu.

Ibuku bilang kalau aku harus pandai-pandai mensyukuri nikmat Tuhan.

"Ibu, kenapa kita hidup miskin?" Kataku sambil memungut sampah.

Ibu lalu menghampiriku dan memelukku.

Erat sekali pelukannya. Hingga aku kesulitan bernafas.

"Ibu, jangan erat-erat dong meluk akunya, nggak bisa nafas nih."

Ibuku mengendurkan pelukannya dan menatapku lekat.

"Sayang, perlu kamu ketahui, bahwa sejatinya di dunia ini tak ada orang yang miskin. Semuanya kaya. Tapi, belum tentu kaya itu berwujud materi sayang"

Ibuku membenarkan posisinya.

"Materi itu apa Ibu?" Tanyaku dengan polos.

"Ya gampangannya kalau materi itu berwujud uang. Karena kita semua membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan kita."

"Walaupun kita tak memiliki banyak uang, kita harus tetap bersyukur. Karena Tuhan itu memberikan banyak nikmat yang tak bisa kita hitung-hitung jumlahnya."

"Gakpapa sayang kita miskin harta, yang penting kita kaya syukur."

Nasehat Ibu ketika aku masih kecil selalu terngiang-ngiang dibenakku.

Aku selalu bersyukur untuk segalanya. Termasuk cinta dan kasih sayang orangtuaku yang sangat melimpah.

Tapi cinta dari orang lain??

Ngomong-ngomong soal cinta, aku belum pernah merasakan jatuh cinta.

Sebenarnya, aku hanya gadis polos, lugu yang tak tahu menahu soal cinta.

Tapi, sekalinya aku tahu apa itu cinta, aku terjebak pada cinta yang tak seharusnya.

Semesta membiarkanku bertemu seseorang yang tak seharusnya kuberikan rasa cintaku kepadanya.

***
Hay readers

Kembali berjumpa dengan author amatiran ini.. Yuhuuuu

Alhamdulillah...

Selamat membaca readers

Semoga kalian menikmati ceritanya

Love

Ela ♡

Atmosfer RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang