12

12.3K 496 5
                                    


Mencintai seseorang memang tidak salah yang salah adalah memaksa seseorang untuk mencintaimu.

~~~~


Hari Senin adalah hari dimana setiap sekolah akan melaksanakan yang namanya upacara.

Kini Diandra tengah sarapan dengan keluarganya, ayahnya yang belum berangkat karena tugas yang hanya sedikit dan ia akan pergi ke kantor agak kesiangan.

Diandra memakan sarapannya tenang, ia meneguk susu coklatnya dan membersihkan kotoran yang berada di sudut bibirnya.

"Bang berangkat yuk udah jam setengah tujuh 15 menit lagi upacara dimulai" ucap Diandra yang diangguki abangnya.

"Yah Bun Diandra sama bang Malvin mau berangkat sekolah dulu" pamit Diandra pada kedua orang tuanya sambil mencium tangan mereka.

"Iya kamu Malvin hati hati bawa motornya jangan bawa Adek kamu ngebut" peringat Arsen melihat Malvin yang suka ngebut jika mengendarai motornya.

"Iya ayah Malvin tau kok" ucapnya.

"Yaudah kita berangkat Bun yah assalamualaikum" ucap Malvin kemudian mereka berdua pun berangkat ke sekolah.

~~~~

Setibanya disekolah Malvin memarkirkan motornya ditempat biasa. Sudah banyak murid yang berdatangan karena mereka juga tidak ingin dihukum akibat telat.

"Diandra" teriak Vika yang baru saja memasuki gerbang sekolah, Diandra pun membalikkan badannya mendengar namanya yang dipanggil.

"Ehh vik udah Dateng?"

"Ya iyalah Diandra, yaudah yuk ke kelas bentar lagi mau upacara" ajak Vika yang diangguki oleh Diandra.

"Bang Diandra masuk ke kelas duluan ya" pamit Diandra yang diangguki oleh Malvin.

"Iyaa adek kecilku" ucap Malvin sambil mengacak rambut Diandra.

"Kebiasaan deh" ucap Diandra sambil membenarkan rambutnya yang diacak oleh abangnya. Sedangkan Vika? Ia hanya diam.

"Udah sana masuk"

"Yaudah Babay, yuk vik ke kelas"

Mereka pun berjalan beriringan tak lupa mereka juga membalas sapaan teman seangkatannya yang menyapanya.

Setiba di kelas sudah banyak temannya yang sudah datang, ada juga yang hanya tas saja yang berada di kelas sedangkan orangnya ntah kemana.

"Woiii keluar upacara mau dimulai" ucap ketua kelas, semua murid pun bergegas keluar sambil membawa atribut upacara yaitu topi dan dasi.

"Yuk Diandra" ajak Vika sambil membenarkan letak dasinya.

"Yaallah Vika aku lupa bawa topi gimana dong? Duhh bisa di hukum deh aku" ucap Diandra khawatir pasalnya ia tidak menemukan topinya didalam tasnya.

"Hah masa sih, coba cari pelan pelan siapa tau kejepit sama benda yang lain" ucap Vika terkejut melihat Diandra sahabatnya yang tengah kebingungan.

Diandra mencari topinya kembali namun hasilnya sama tidak ada, ia sampai mengeluarkan semua isi yang berada di dalam tasnya tetapi tidak ada. Rasa cemas dan khawatir pun semakin terasa.

AndreasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang