Jangan tanyakan mengapa diriku menghawatirkan mu, karena dihatiku hanya terdapat namamu.~~~~
Sudah tiga hari lamanya Diandra dirawat di rumah sakit, Diandra yang terus saja merengek untuk pulang karena ia yang memang tidak suka mencium bau obat obatan apalagi jika ia melihat pasien lain dengan lumpur darah ditubuhnya ia merasa ngeri.
"Bunda Diandra mau pulang Diandra udah sehat kok" ucap Diandra sambil mengangkat tangannya menampilkan otot tangannya yang tidak ada sama sekali.
April ia terdiam memang kondisi anaknya membaik dan ia akan memutuskan untuk memulangkan Diandra hari ini juga, "Ia sayang bentar lagi kamu boleh pulang kok tinggal nunggu Abang kamu pulang soalnya ayah lagi ada meeting dikantornya" ucap April yang diangguki oleh Diandra.
"Horeee....akhirnya aku boleh pulang juga, aku rindu kasur empukku horeee"ucap Diandra senang seperti anak kecil yang di belikan mainan oleh orang tuanya.
April hanya geleng geleng, ia ingin ini terakhir kalinya Diandra mengalami trauma seperti tiga hari yang lalu. Ia akan melindungi dan menjaga Diandra disaat hujan tiba.
"Yaudah Diandra mau tidur dulu ya Bun ngantuk, nanti kalau Abang dateng Diandra bangunin ok?" Ucap Diandra yang dibalas anggukan serta senyuman dari April.
April mengelus puncak kepala Diandra dan menciumnya, "Iya sayang" ucap April kemudian berjalan menuju sofa untuk membereskan semua pakaian anak bungsunya.
Klekk...
Pintu terbuka membuat April menoleh disana terdapat Malvin yang telah datang dengan tas yang di sampirkan di bahu kirinya.
"Assalamualaikum Bun" ucap Malvin sambil mencium tangan bundanya.
"Waalaikumsalam, baru pulang?" Tanya April yang di balas anggukan oleh Malvin.
"Diandra udah boleh pulang Bun ya?" Tanyanya melihat April yang membereskan semua perlengkapan Diandra, April menganggukkan kepalanya.
"Iya Adek kamu boleh pulang sekarang kondisi Diandra juga udah stabil, apalagi Diandra yang terus merengek minta pulang kayak gak tau aja kamu Diandra gak suka sama bau obat obatan, apalagi liat pasien yang kecelakaan" ucap April membuat Malvin manggut manggut mengerti penjelasan dari bundanya itu.
"Kapan boleh pulang?" Tanya Malvin.
"Sekarang, dia tadi minta bunda bangunin kalau kamu Dateng, tapi janganlah bunda kasihan sama Diandra biar dia istirahat dulu. Kamu udah makan?" Tanya April melihat jam yang sudah lewat batas makan mereka.
"Udah tadi kok Bun sama temen Malvin"
"Yaudah kamu mau istirahat apa mau ngerjain sesuatu?" Malvin tampak menimang nimang pertanyaan bundanya dan akhirnya ia memutuskan.
"Malvin mau tidur aja Bun, nanti kalau Diandra bangun bunda bangunin Malvin aja"
"Iya"
Malvin pun menuju ke arah sofa satunya, membagi diruang rawat inap Diandra terdapat dua sofa yang lumayan besar, namun bisa digunakan untuk tidur.
"Errgggg" Diandra terbangun dari tidurnya karena ia merasa tidak mengantuk dari tidurnya.
Diandra mengerjapkan matanya berulang kali menyesuaikan cahaya yang menembus retina matanya. Ia duduk dan melihat abangnya yang tengah tertidur pulas di sofa sana, sedangkan bundanya? Ia tidak tahu dimana bundanya berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreas
De TodoAndreas dan Diandra. Dua manusia yang memiliki pribadi yang sangat bertolak belakang, tapi siapa sangka semuanya berubah ketika mereka dipersatukan. "Lo cewek gue" ucap Andreas pada Diandra yang sedang menatapnya bingung. "Hahh" beo Diandra dengan p...