Jikalau aku harus sendiri…
Relakan asa ini menyandangku pergi…
Karena aku bayi yang tak berarti…
Di naungan rahim yang tak peduli…Dalam dinginnya palungan tubuhku merenung…
Dan dalam sepi jalanan mudaku ditenun…
Tiada rumah untukku berteduh…
Dan tiada punggung untukku bergantung…Dua puluh tiga tahun lamanya…
Oleh bajingan-bajingan aku dibelai…
Juga oleh kata-kata manis egoku dioyak…
Demi sekeping receh tubuhku didera…
Dan Mulut-mulut berbisa terus saja menghina…Aku sudah terbiasa…
Juga ingin mati aku karenanya….Ibu...
Mengapa engkau melahirkan aku?
Mengapa engkau menelantarkanku?Pekak ibu…
Sudah pekak aku hidup!Mengapa tidak kau sudahi saja,
Bawa aku pergi ke liang kuburku!Cabut saja nafasku...
Detik ini,
Bunuh saja aku!Semudah tangan busukmu menelantarkanku...
Segamblang pinta harap yang menyelimuti hidupku...
Secepat cinta hadiahkan harap palsu untukku...
Dan sepahit kenyataan hidup yang enggan bersandar di sampingku...Kumohon... Sungguh aku mohon...
Tuhan...
Sekarang,
Bunuh saja aku!

KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta
PuisiHuruf membentuk rangkaian kata... Kata menjalin sepenggal kalimat... Kalimat disusun perlahan menghasilkan puisi... Bebas dan tidak bercela... Kutanya... Seberapa luas samudera dunia... Untuk terus engkau jelajahi? Seberapa pekat aksara semesta... U...