Part 2

5.6K 265 25
                                    


"Seohyun-ah..." panggil Suli pada Seohyun yang sedang melakukan make up untuk pemotretan iklan minuman alkohol yang sedang naik daun di Korea Selatan.

Seohyun yang sedang memainkan ponselnya hanya membalas dengan deheman pada Suli.

"3 hari lagi kau akan melakukan pemotretan majalah playboy dengan pria pembisnis terkenal." Ucap Suli dengan wajah takut.

"Siapa yang menyetujui kontrak itu?! Apakah aku menyetujuinya Suli-ssi?" tanya Seohyun sembari menatap Suli dari pantulan cermin yang berada dihadapannya.

Tangan Seohyun mengepal menahan emosi. Untuk saat ini rasanya ia ingin memukul siapa pun yang menyuruhnya dengan seenak jidat menerima tawaran berfoto pada majalah dewasa itu.

Suli memejamkan matanya dan membukanya kembali, "Eomma mu yang menanda tanganinya."

Seohyun berdecak, tidak habis fikir jika eommanya kembali menjual dirinya tanpa sepengetahuannya. Sudah berapa kali Seohyun mengalah dengan kedua orang tuanya. Hingga Seohyun selalu menuruti apa kata mereka. Padahal ia tidak ingin menjadi model, tetapi karena keinginan eommanya ia terpaksa keluar dari kuliah ekonominya hanya untuk menuruti keinginan tidak berguna mereka.

Dengan emosi yang melingkupinnya Seohyun pergi dari ruangan itu tanpa menggubris teriakan Suli yang menyuruhnya kembali.

"Persetanan dengan semuanya!" ucap Seohyun dan membanting pintu ruang make up dengan kencang.

***

Seohyun Pov

Dengan perasaan penuh emosi aku berjalan masuk kedalam toilet wanita yang berada di gedung itu, ku basuh tangan ku sembari menatap pantulan wajahku pada cermin.

Hanya tatapan sinis yang ku berikan pada wajah yang menahan tangis itu. Keluarga bajingan! Mereka sangat egois hingga tidak pernah memfikirkan perasaanku. Tidak ada gunanya orang tua yang selalu bermuka dua dihadapan kamera.

Tanganku kembali mengepal, jatung ku memburu. Rasanya ingin sekali melampiaskan semuanya pada seseorang.

Hingga suara itu mengalihkan fikiranku. Terdengar suara desahan dibalik bilik toilet, dengan tawa sinis tidak bersuara aku mengumpat seseorang yang bercinta didalam toilet.

Memalukan sekali! Apakah mereka tidak mempunyai uang untuk menyewa hotel. Tanganku terlipat didepan dada menatap bilik sialan itu. Hingga pintu itu terbuka dan menampilkan sosok jalang dengan keringat murahannya itu.

Jalang itu terlihat terkejut dengan keberadaanku, namun mataku hanya menatapnya rendah dengan dingin.

"Menjijikan." ucapku padanya dengan frontal tanpa memikirkan perasaannya.

Masa bodoh dengan perasaannya!

Kemudian terlihatlah sosok pemeran utama dalam bercinta itu, pria menjijikan yang melakukan hal tidak berguna didalam toilet.

Tangannya bergerak kebelakang menyentuh poni depannya, pakaian yang ia kenakan sangat lusuh.

Aku bertepuk tangan, "Apa aku harus mencari produser untuk merekam adegan menjijikan kalian?"

Pria yang sedari tadi menunduk saat ini menatapku dengan senyuman mengerikannya. Kemudian ia mengambil beberapa uang dan melemparkannya pada jalang disampingnya.

Jalang itu dengan wajah senang memungut uang yang telah terjatuh dilantai. Mata pria itu menatap ku dari bawah hingga atas. Aku yang seakan tau dengan tatapannya mulai menegakkan tubuhku.

"Aku bukan jalang yang bisa kau cicipi." Ucapku padanya.

Jalang itu pun seakan berencana untuk keluar namun ku tahan, "Tunggu!" pinta ku.

Aku mendekatinnya dan menampar pipinya dengan kencang hingga ujung bibirnya mengeluarkan darah. Ekspresinya terkejut dan tidak bisa membalasku karena sepertinya ia tau jika aku adalah seorang artis.

Kemudian ku tampar pipi sebelahnya yang belum terjamah oleh tanganku, hirupan udara lega kulakukan setelah menamparnya.

"Enyah dari hadapanku!" ucapku kepada jalang itu yang menahan tangis karena perbuatanku.

Mataku hanya menatap pria itu dengan sinis dan berniat meninggalkannya. Namun tangannya menahan ku dan menarikku untuk mendekat. Deru nafas nya menerpa wajahku.

"Kau tadi terlihat seperti memergoki pacarmu yang sedang berselingkuh sayang." Godanya kepadaku.

Tangannya berjalan naik turun pada punggung terbukaku. Namun wajahku seakan tidak takut sama sekali padanya, hingga ku putuskan mengikuti permainannya. Tanganku menyentuh dadanya dan merambat untuk membenarkan dasi miliknya.

"Kau tau? Membayangkan wajahmu saja membuatku jijik" ucapku dengan menarik kerah kemejanya. "Jadi jangan sekali-kali bermimpi untuk mendapatkanku." Jelasku kepadanya.

Kemudian aku berjalan mundur menjauhinya yang hanya tersenyum miring kepadaku.

***

Kyuhyun Pov

Well, sepertinya memang kau sangat cocok denganku Nona Seohyun. Tetapi aku tidak bisa menjamin kau dapat hidup atau tidak jika sudah menjadi mainanku.

Kau akan memohon kepadaku untuk tidak menyakitimu, kau akan tergila – gila dengan permainan ku saat bercinta denganmu, dan intinya kau tidak akan bisa kabur dari pandanganku.

Karena jika aku sudah menetapkan seseorang. Seumur hidup aku tidak akan melepaskannya. oh! Kecuali jika aku memutuskan untuk membunuhmu. Mungkin kau bisa pergi, tetapi ke neraka.

Aku pun meninggalkan toilet itu dengan senandung yang ku gumamkan.

Oh sial, aku benar benar sangat senang jika membahas tentangnya. Aku tidak sabar untuk bisa memilikinnya dan membuatnya menangis.

***

Ravi menatapku dengan curiga saat baru saja masuk kedalam mobil. Matanya memincing menulusuri dari bawah keatas.

"Aku tidak membunuh siapa pun." Ucapku memberikan penjelasan kepadannya.

"Jangan terlalu sering membunuh orang Kyuhyun! Jika orang tua mu tau jika kau belum sembuh dari penyakit psikopatmu itu, aku yang akan dibunuh oleh mereka"

Ravi kembali mengomel dan membuat diriku semakin malas untuk menatapnya. Padahal aku hanya membunuh 5 orang saja. Itu karena mereka yang membuatku tidak punya pilihan selain membunuh. Kupejamkan mataku untuk mengistirahatkan sebentar fikiranku.

Namun suara Ravi membuatku dengan terpaksa membuka mata, "Aku sudah berhasil membujuk eomma Seohyun. Pemotretan nya akan dilakukan 3 hari lagi." Jelasnya.

Senyuman ku kembali tertarik dan membayangkan wajahnya, "Pilihan dan perintahku adalah mutlak. Karena aku memiliki semuanya. Itu hal yang sangat mudah untuk aku dapatkan" ucapku.

.

.

.

To Be Continue.


ena - ena nya masih lama. sabar ya....

[•1•] Fucking Hell  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang