Happy Reading!
Kau boleh melupakanku,
Namun setelah aku melihatmu....
"Kamu ngapain sih Nay, ngajak ketempat bocah gini" celoteh Radit ketika kuajak ke taman bermain.
"Bentar. Kamu main aja sana dulu, beli permen kek, liat mahmud kek atau apalah gitu. Jangan ngikutin aku terus!" Jawabku kesal
"Oke!" Radit pergi meninggalkanku
Aku tak menghiraukannya. Aku masih menatap layar ponselku. Berusaha menyocokan tempat sebagaimana yang ada pada instastory kak Diki.
Mm aku lupa. Sampai hari ini kak Diki tidak tau kalau sebenarnya aku mengikutinya di instagram, menyukai semua postingannya.
Dan mempromosikan podcastnya.
Karna aku melakukannya dengan menggunakan akun temanku.Setelah beberapa menit berjalan, aku menabrak sebuah makhluk kecil yang sangat lucu, hingga aku membuatnya menangis.
Dia meneriakan kata "papa". Akupun panik dan akhirnya mencoba menghiburnya.
Aku membuat ekspresi lucu, tak sangka itu membuatnya tertawa.
Entah kenapa melihatnya tertawa hatiku menjadi sedikit tenang.Aku mengajaknya berkenalan.
"Hai, nama kakak, Naya. Nama kamu siapa?""Na-nama aku Bebi" jawabnya sedikit gugup
"Uututu nama yang indah. Gimana kalau kita pergi beli permen kapas?" ajakku
Ia mengangguk mantap.
Setelah membelikannya permen kapas, aku langsung mengajaknya bermain segala permainan. Aku melamun melihatnya.
Aku bahagia melihatnya bahagia.Hingga akhirnya sebuah pengumuman memecahkan lamunanku.
"Bagi pengunjung yang menemukan anak perempuan, bernama Bebi. umurnya sekitar 4 tahunan, gendut, memakai dres berwarna kuning, sepatu berwarna putih, topi berwarna putih, dan rambut dikepang dua mohon segera melapor ke sumber suara. Ditunggu oleh ayahnya. Skali lagi ...."
Aku melihat ke arah Bebi. Anak ini Bebi, anak yang sedang dicari.
"Bebi, kamu terpisah sama papa kamu ya?" tanyaku halus
"I-iya, Be-Bebi terpisah. Bantu Bebi cari papah ya kak. Papah Bebi ganteng, putih, tinggi, lambutnya luruss pakai kacamata" jelas Bebi.
Akupun segera mengantarnya ke sumber suara.
Sesampainya disumber suara, Bebi berlari menghampiri seorang lekaki yang masih terbilang muda jika disebut ayah.Aku hanya bisa melepas genggamanku dengan Bebi secara perlahan ketika Bebi menghampiri lelaki tersebut.
Aku lebih memilih untuk melihatnya dari jarak sekitar 2 meter.
Aku tersenyum melihatnya."Papaaahhhhhh" teriak Bebi membuat laki-laki itu menoleh kearahnya, sekaligus kearahku.
langsung saja Bebi memeluk lelaki itu. Dan lelaki itu segera menggendong Bebi, sehingga aku bisa melihat dengan jelas wajah lelaki itu.
Ku tatap wajah lelaki itu.
"Kak Diki?!" kataku terkejut. Melihat wajah itu tak asing lagi dimataku.
"Papah?" batinku heran.Lelaki itupun menoleh ke arahku dengan tatapan penuh tanya.
Apa dia mengingatku? Tidak, dia melupakanku.
"Papah, kenalin ini kak Naya" kata Bebi dengan senyum lebarnya.
"Naya?" gumam lelaki itu
"Na--nayaa?!" skrng ia terlihat begitu terkejut.
Apakah ia mengingatku?"I-iya. Kak Diki bukan?" tanyaku ragu
"Iya ini Diki. Diki Satria" jawabnya meyakinkan
Aku tersenyum.
"Senang bertemu kk secara langsung" kataku"Aku juga senang akhirnya bisa ketemu kamu" katanya membalas senyumanku
Namun aku telat, batinku.
"loh papah kenal kak Naya?" tanya Bebi
"Iya syg, papah kenal lama sama kk Naya, tapi baru sekarang ketemunya" jelas kk Diki pada Bebi
Beberapa detik kemudian terlihat seorang wanita datang menghampiri kak Diki kemudian menyentuh pundak kak Diki dengan halus.
Aku sedikit terkejut melihatnya.
Apakah dia istrinya?
Membuat air mataku keluar, namun aku menahannya dan membuat mataku bengap."Eh, kenalin ini Naya, temen aku" jelas kk Diki pada wanita tersebut.
"Oh. Anita" sapanya menjulurkan tangannya
"Nayaka" jawabku sambil menggenggam tangannya.
Tak tahan lagi, rasanya air mataku akan jatuh saat ini.
Akupun langsung berpamitan pada mereka,"Mm. Maaf aku lagi buru buru. Duluan ya. Bebi, kk duluan ya" kataku berpamitan dengan suara gemetar.
"Iya kak, hati-hati" jawab Bebi
"Terimakasih Naya" jawab kak Diki pelan.
Aku membalasnya dengan anggukan kecilAku segera melangkahkan kakiku.
Aku melihat kearah jam tanganku.Hanya 2 menit. Hanya 2 menit kita bertemu, bahkan aku tak sempat menanyakan kabarnya.
Aku mempercepat langkahku.
Semakin cepat langkahku, semakin tak tertahan air mataku.
Akupun berlari sambil menutup wajahku dengan kedua tanganku.
Hingga menabrak sesuatu yang besar.Punggung Radit.
Radit menoleh ke arahku.
Tanpa basa basi aku memeluknya.Aku menyesal telah mengenalnya ..
2 menit yang menyakitkan.
Kataku dalam isak tangis.Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Minutes We Meet
Short Story[ Hanya 06 Chapter!! ] Berawal dari sebuah aplikasi. Diki Satria : "Hi!" Nayaka : "Hi" Diki Satria : "Kelas berapa?" Nayaka : "2 SMA" Diki Satria : "Jauh ya hehe" Nayaka : "Iya. Tak panggil kk atau gimana?" Diki Satria : "Panggil sayang jg boleh wkw...