Awas!! MANTAN (ups)Typo,typo,typo
____________Happy reading__________
____________________________________
"assalamualaikum anak anak." sapa gadis cantik yang baru memasuki panti asuhan yang biasa ia gunakan untuk mengajar para anak yatim-piatu disana."Waalaikum salam bunda,"jawab anak anak serempak tak lupa dengan semangat 45 nya.
"Bunda tantik!,"panggil anak kecil perempuan dengan badan yang gemuk tak lupa dengan pipi chubby nya yang tampak menggemaskan yang usianya sekitar 4 tahun. Anak ini baru sekitar satu bulan berada dipanti ini. Karena ayah dan ibunya yang meninggal akibat kecelakaan mobil dan tidak ada satupun dari keluarga mereka yang ingin merawat anak malang tersebut. Alhasil keluarga mereka menitipkan nya di panti asuhan "kasih Bunda"ini. Anak sekecil alhifa tentu tidak terlalu mengerti tentang yang menimpanya sekarang, meski selama sebulan disini kadang ia menanyakan dimana keberadaan ayah bunda nya- Zahra hanya bisa meyakinkan alhifa bahwa ayah dan bunda nya bahagia di surga.
Gadis dengar kerudung Khimar panjangnya yang berwarna biru langit serta gamis panjang dengan warna senada itu, berjalan kearah anak yang memanggil nya tadi dengan senyum mengembang,"ya alhifa?" Tanya nya setelah sampai di depan gadis kecil itu. Ia sedikit membungkuk untuk mensejajarkan tingginya dengan anak kecil tersebut,"alhifa mau ikut belajar hari ini?" Tanya nya lagi sambil mengulurkan kan tangan untuk mengusap Surai hitam milik gadis kecil tersebut.
"Iya bunda Al mau belajal,"jawab nya dengan cadel serta suara khas anak kecil,"boleh Al ikut belajal?"tanya nya.
"Boleh dong cantik,"ujar Zahra dengan senyuman yang tak luntur dari bibirnya, membuatnya semakin memancarkan aura kecantikan yang alami. Bukan kaleng-kaleng:v. Zahra menuntun alhifa menuju tempat dimana anak-anak yang lain belajar. Ia mendudukkan alhifa dibarisan paling depan karna alhifa paling kecil diantara anak lain yang juga ikut belajar. Tangan Zahra terulur untuk mengusap pelan pucuk kepala alhifa.
"Nah alhifa duduk yang anteng ya.. jangan bercanda belajarnya, Biar cepat pinter."ucap Zahra yang mendapat anggukan kepala oleh alhifa.Zahra berjalan kedepan guna memulai pelajarannya hari ini. Ia mengedarkan pandangannya ke arah depan, Nampak wajah anak-anak itu yang terlihat sangat antusias menunggu Zahra mengajar. Wajah mereka inilah yang menjadi penyemangat nya dikala sedang merasa sedih atau sedang terpuruk. Zahra mengajar anak disini tanpa dibayar, Zahra cukup tau diri bahwa ia juga dibesarkan dipanti ini tak sepatutnya menuntut bayaran. Meski begitu, ia tidak pernah mengeluh karena baginya mereka semua keluarga nya.
Biasanya Zahra mulai mengajar sesudah Zuhur dan selesai setelah asar dilanjutkan dengan pergi bekerja disalah satu restauran sebagai kasir dan kadang ia mencari uang tambahan dengan cara mencuci piring kotor di restauran itu pula.
Dari pagi sampai sebelum Zuhur Zahra tidak ada kegiatan hanya membereskan kontrakan kecil yang ditempatinya. Sebenarnya Zahra ingin mencari pekerjaan untuk mengisi waktu luang tersebut supaya bermanfaat. Dan lagi Zahra memerlukan biaya untuk bisa membeli rumah kecil untuk nya sendiri.
Salah satu anak laki-laki berusia sekitar tujuh tahun mengangkat tangannya. Zahra tersenyum hangat kearahnya. Kemudian berucap," ya Danis."
"Hari ini mau belajar apa bunda?"ujar Danis yang tampak antusias.
Zahra mengetuk pelan dagunya dengan jari telunjuk nya, seperti orang yang sedang berpikir," Danis maunya belajar apa?" Bukannya me jawab Zahra justru balik bertanya kepada Danis. Membuat Danis terpekik senang.
"Mau belajar berhitung bunda, kemarin kan baru sampai dua puluh. Itu juga Danis ga terlalu lancar,"tutur Danis.
"Hmm... Kalau gitu hari ini kita belajar berhitung ya! Untuk alhifa kan baru belajar, jadi nanti bunda yang ngajarin dari awal."kata Zahra sambil melirik kearah alhifa yang tampak sangat bahagia dari hari hari sebelumnya. Zahra bersyukur sekarang alhifa sudah tidak terlihat rapuh lagi setidaknya gadis kecil itu masih tau bagaimana caranya tersenyum.
Zahra terus mengajari seluruh anak panti. Sampai adzan asar berkumandang, Zahra menghentikan kegiatannya mengajar dan langsung bergegas untuk melaksanaka kewajibannya sebagai seorang muslim yang taat.
Setelah selesai shalat, Zahra langsung menuju restauran tempat ia bekerja sebagai kasir atau jika ada pekerjaan lebih ia akan mencuci piring kotor. Zahra terpaksa mengambil jam kerja sesudah asar sampai sekitar jam 9 malam jika ada tambahan pekerjaan Zahra pulang sekitar jam 10 malam. Bukan tanpa alasan,tapi karena jika Zahra mengambil jam kerja pagi pulangnya sore dan itu tidak mungkin karena Zahra harus mengajar anak-anak panti.
Zahra berjalan menuju halte untuk menaiki angkutan umum. Jarak restauran tempat Zahra bekerja dengan panti memang lebih jauh, jika dari kontrakan nya memerlukan waktu sekitar lima belas menit,maka dari panti memerlukan waktu sekitar tiga puluh menit.
•••
Setelah sampai di restauran, Zahra langsung menggantikan tugas Bella yang menjadi kasir. Zahra mulai bekerja, tapi pikiran nya berkelana jauh.Flashback on
Saat ini Zahra sedang duduk bersama pak Erwin yang notabenenya adalah bos tempat ia bekerja serta donatur terbesar dipanti asuhan tempat ia dibesarkan.
Zahra cukup kenal dengan pak Erwin begitu pula dengan pak Erwin yang sudah menganggap Zahra seperti putrinya sendiri."Begini nak,bapak ngajak kamu kesini sebenarnya ada hal penting yang ingin bapak bicarakan dengan kamu," kata pak Erwin memecah keheningan yang sempat menyelimuti keduanya.
"Bapak mau bicara apa,"jawab Zahra kala itu.
" Bapak ingin melamar kamu untuk anak bapak,"Ujar pak Erwin to the poin. Membuat Zahra tersentak kaget, Zahra yang semula menunduk kini menatap pak Erwin dengan tampang terkejut.
Zahra tak bergeming,ia masih mencerna perkataan yang diucapkan oleh pak Erwin.
Kemudian pak Erwin bertanya,"bagaimana nak?""Saya ga bisa jawab sekarang pak. Saya butuh waktu,"jawab Zahra.
"Bapak mengerti." Setelah mengatakan itu pak Erwin berdiri dari duduknya memandang Zahra dengan senyum hangat khas seorang ayah. Zahra tertekun melihat senyuman itu yang sangat membuat hatinya menghangat. Setelah itu pak Erwin pergi dari hadapan Zahra.
Flashback off
Zahra belum memberikan jawaban nya kepada pak Erwin soal lamaran untuk anaknya. Zahra bingung kenapa pak Erwin memilihnya sebagai calon menantu sedangkan masih banyak gadis yang lebih dari Zahra. Zahra hanya seorang gadis miskin yang hidup sebatang kara. Zahra bingung harus menerima nya atau tidak, disisi lain pak Erwin sungguh telah sangat berjasa bagi hidupnya. Kerja disini saja berkat pak Erwin
"Za,tolong antarkan makanan ini ke meja no 10,"ucap wanita dengan rambut panjang yang dikuncir sambil membawa nampan berisi makanan.
Zahra tak bergeming masih asik dengan dunianya. Wanita itu menepuk bahu Zahra dengan satu tangannya membuat siempu tersentak.
"Ya Allah mbak, ngagetin aja."ucap Zahra sambil mengelus dadanya karna kaget.
"Lagian kamu dari tadi mbak panggil ga nyahut,lagi mikirin apa sih?"kata Mbak-dewi teman kerja Zahra.
"Nggak,"sahut Zahra cepat tak lupa dengan senyum manisnya.
Dewi hanya ber'oh'ria kemudian menyodorkan nampan berisi makanan tersebut kepada Zahra.
"Tolong antar ke meja no 10 ya,"
Zahra mengangguk kemudian mengambil alih nampan tersebut dan beranjak untuk mengantarkan nya.
👻
Assalamualaikum 😊
Gimana part ini? Gaje ya😟kayak hubungan kita ga jelas mau dibawa kemana wkwk🙃
Auah yang penting update 🤣
Dipart ini ga ada ditdit ya😁
Votment jangan lupa ya sayang 😍
Hargai karya orang lain!Salam manis dari aku yang manis🤣
Tapi, masih Manisan yang baca+vote+coment cerita aku kemana mana😍03-07-2019 Bati-Bati
KAMU SEDANG MEMBACA
Setulus Cinta Zahra
Sonstiges✓12-07-2019 #134 aku #174 kamu #180 kecewa #65 hijab #65 wanita #74 kita #120 Allah Sebuah takdir yang tidak pernah ia duga membawanya menuju sebuah jalan yang begitu sulit bagi hidupnya. Dimana hanya ada kesengsaraan dan kepedihan hati yang ia dapa...