4.SCZ: keputusan

1.3K 52 19
                                    

____________Happy reading________
________________________________

Tak terasa malam telah menyapa, terangnya cahaya matahari Kini telah digantikan dengan indahnya cahaya bulan. angin yang berhembus kencang seolah menyapa seluruh penghuni bumi yang mulai terlelap, tak terkecuali dengan gadis cantik berhijab yang sekarang sedang menyusuri jalanan yang mulai sepi.

Jam telah menunjukkan pukul setengah sepuluh. Zahra baru pulang karena mendapat pekerjaan tambahan. Zahra sudah sering pulang malam seperti ini, tapi malam ini terasa berbeda. Hembusan angin yang kencang membuat suasana menjadi sunyi membuat Zahra kembali merasakan kesepian yang selama ini menemaninya.

Dari dulu memang Zahra hanya berteman dengan sepi. Sendirian, tanpa ada orang yang tau bagaimana rapuhnya Zahra kecil yang selalu haus akan kasih sayang seorang ibu dan haus akan pengorbanan seorang ayah untuk mencari nafkah.

Zahra berjalan dipinggir trotoar yang sepi. Jarak antara kontrakan dengan restauran memakan waktu sekitar lima belas menit itupun jika menaiki angkutan umum. Karena hari sudah larut jadi tidak akan ada lagi angkutan umum dan Zahra sudah terbiasa olahraga malam untuk sampai ke kontrakan nya.

Zahra berjalan dengan pikiran yang berkecamuk. Tadi sebelum Zahra pulang bekerja, pak Erwin kembali menanyakan perihal keputusan Zahra menerima atau tidak. Sebelum nya Zahra memang sudah melakukan solat istikharah untuk meyakinkan hatinya, dan sepertinya hatinya lebih condong kearah menerima nya tapi rasanya masih ada sedikit rasa ragu.

Bagaimana nasibnya kedepannya? Apakah Zahra sudah pantas menjadi seorang istri? Bagaimana suaminya? Apakah dia akan menerima Zahra? Dan apakah nanti nya mereka akan saling mencintai?

Banyak sekali pertanyaan seperti itu yang memenuhi kepalanya. Tak terasa perjalanan yang panjang sudah dilewati Zahra sekarang Zahra sudah sampai didepan kontrakan kecil miliknya.

Zahra membuka tas nya mencari kunci. Setelah menemukan nya Zahra mulai membuka pintu didorongnya pintu itu agar terbuka.

•••
Pukul 3 dinihari Radit baru sampai ke apartemen nya. Radit dan Aldi tadi pergi ke klub,hanya nongkrong dan minum sedikit.

Radit menghempaskan tubuhnya di atas ranjang king size. Seperkian menit Radit mulai terlelap dengan damai.
•••

Zahra terbangun dari tidurnya dilihatnya jam yang telah menunjuk kearah jam 3. Zahra berjalan kearah dapur untuk menuju kamar mandi di sana Zahra mengambil air wudhu untuk melakukan solat tahajud serta solat istikharah untuk lebih yakin lagi dengan keputusan nya.

Zahra memakai mukena serta menggelar sajadah nya dan mulai mengerjakan solat tahajud disusul dengan solat istikharah.

"Ya Allah jika ini adalah keputusan yang engkau berikan kepada hamba, buatlah keraguan yang ada di hati hamba sekarang hilang. Hamba ikhlas ya Allah, dan jangan biarkan hati hamba kelak mencintai calon suami hamba melebihi cinta hamba kepada mu tapi buatlah hamba mencintai nya karnamu yaallah."

Setelah selesai solat Zahra mulai beraktivitas seperti membersihkan kamar, kemudian menyapu rumah dan dilanjutkan dengan mencuci pakaian. Kebiasaan Zahra ia tidak akan tidur setelah solat.
•••
Pagi sekitar jam tujuh pak Erwin menelpon Zahra dan akan mengunjungi nya untuk meminta jawaban Zahra. Dan Zahra sudah mantap dengan jawabannya, semoga ini adalah awal dari kebahagiaan–batin Zahra.

Suara ketukan pintu membuat Zahra menghentikan kegiatan memasaknya. Zahra yakin itu pasti pak Erwin, dan benar saja setelah Zahra membuka pintu terlihat lah pak Erwin memakai celana bahan dengan setelan kemeja maroon yang dilapisi dengan jas.

"Assalamualaikum nak,"salam pak Erwin.

"Waalaikum salam pak," jawab Zahra dengan senyum mengembang,"silahkan duduk dulu pak." Zahra mempersilahkan pak Erwin duduk di kursi yang terletak diteras kontrakan nya.

Setulus Cinta ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang