Matematika

314 90 6
                                    

Sudah hampir dua jam Irena bergelut dengan soal matematika sialannya yang begitu sulit, mana mommynya yang biasa membantu sedang arisan pula.

Sesekali dia menggigit pensilnya dan melihat foto oppa-oppanya yang tertempel di meja belajar, untuk menambah motivasi katanya.

Melihat oppanya dia jadi teringat Sean, ah sedang apa ya Kak Sean-nya?

Seperti tercerahkan, dia lalu mengambil jaketnya dan memasukkan buku serta tempat pensilnya ke dalam tas.

Ia lalu berlari ke lantai bawah dengan penuh semangat, setelah itu ia mengunci pintu rumahnya dan berjalan menuju rumah tetangga, siapa lagi sih kalau bukan Sean?

"Assalamualaikum bundaa, Kak Sean, Joo cantik dateng."

Irena yang memang sudah dekat dengan keluarga Sean berteriak seperti tarzan.

Tak lama kemudian Sean yang masih memasang muka bantal karena tidur sorenya terganggu membukakan pintu dengan kesal.

"Sia-"

Belum selesai bertanya matanya melotot kaget saat dia melihat Irena yang sedang nyengir di depannya.

"Hai Kak Sean!" Irena menyapanya dengan muka polos.

"Hm.Kenapa?" Tanyanya singkat, padat dan jelas.

"Joo ga ngerti soal matematika nih Kak, bantuin dong ya?Pleaseee."

"Ga." Sean lalu memegang gagang pintu, bersiap untuk menutupnya.

"Kak Sean entar aku bilangin bunda nih..."

Ah, emang dasar nyebelin. Disaat kaya gini Sean nyesel karena terlahir sebagai anak yang terlalu penurut sama bundanya.

Bundanya itu emang sudah memutuskan untuk berada di pihak Irena sejak lama, senang liat Sean menderita katanya. Mana bundanya sayang banget lagi sama cewek satu ini.

—🦋—

Ancaman Irena tadi berakhir dengan Sean yang mengajar Irena di teras depan rumahnya.

"Bukan gitu astagfirullah. Merhatiin ga sih kalau guru nerangin? Kan tadi udah dibilang ini dikaliin dulu,"

Teras yang biasanya sepi itu kini dipenuhi oleh suara Sean yang benar-benar sudah tidak tahan dengan kelemotan Irena di dalam pelajaran matematika.

Sumpah. Sean mending nemenin bundanya ke salon aja tadi daripada harus ngajarin cewek ini.

Irena memandang Sean yang sedang menjelaskan, marah-marah aja ganteng, gemesss.

"Kak serius deh, aku rela bego matematika terus kalau Kakak jadi banyak ngomong gini."

Perkataan Irena diakhiri dengan satu jari Sean yang menyentil jidat Irena.

Ah Irena ga mau pulang momm!

—🦋—

CASSÉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang