Jealous

421 107 29
                                    

Minggu ini Irena kembali ke Jakarta. Sean mendengarnya dari Kai saat sedang di sekolah, padahal Sean ga nanya. Tapi seneng dikit sih pas tau perempuan itu bakalan kembali mengisi hari-hari datarnya.

Sepulang sekolah Sean langsung duduk di teras sambil membaca buku. Sesekali matanya melihat ke arah rumah sebelah, menanti tetangga cantiknya.

Tak lama kemudian sebuah mobil hitam terparkir di rumah Irena, Sean dengan semangat mengikuti pergerakan dari mobil tersebut.

Saat netranya menangkap tubuh kecil Irena yang turun dari mobil, tanpa sadar sudut bibirnya melengkung. Kayanya bener deh, Sean kangen.

Sean baru saja ingin menghampiri Irena yang terlihat kesusahan dengan tasnya namun tak lama kemudian seorang lelaki mengambil alih tas tersebut dan membuat Irena tersenyum.

Sean baru saja ingin menghampiri Irena yang terlihat kesusahan dengan tasnya namun tak lama kemudian seorang lelaki mengambil alih tas tersebut dan membuat Irena tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean menyipitkan matanya saat melihat kejadian itu, sial masa iya Irena ke luar kota cuman buat cari jodoh?

Dengan mata tajamnya dia memperhatikan penampilan lelaki itu dari atas sampai bawah, lalu entah karena alasan apa ia masuk ke dalam rumah sambil membanting pintu.

Irena yang sedang bercengkrama dengan Varo-nama lelaki itu- terkesiap saat mendengar suara bantingan pintu, eh itu barusan Kak Sean?

-🦋-

Besok paginya Sean sengaja menunggu Irena menghampirinya untuk mengajaknya pergi bersama, namun gadis itu tak kunjung datang.

Dilihatnya jam yang sudah menunjukkan hampir pukul tujuh, ah Sean bisa telat. Tapi Sean memutuskan untuk menunggu Irena karena dia sudah kangen ocehannya dan juga sedikit penasaran dengan lelaki yang kemarin sore ia lihat.

Beberapa menit kemudian Irena keluar dari rumahnya, lagi lagi tidak sendiri. Ia keluar dengan lelaki yang kemarin.

Saat Irena melihat Sean sedang menatapnya dengan semangat Irena menghampiri Sean.

"Kakkk, Joo kangenn!"

Sean berdeham pelan dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Lalu ia kembali memperhatikan lelaki yang berada di belakang Irena.

"Siapa?" tanya Sean pelan.

"Oh ini namanya Varo Kak, temennya Joo dari Bandung, dia mulai hari ini bakal tinggal di Jakarta dan bakal sekolah di SMA kita."

Lelaki bernama Varo tersebut kemudian mengulurkan tangannya, "Varo."

Sean hanya mengacuhkan uluran tangan tersebut dan berbalik pergi, pokoknya Sean tidak tertarik untuk berteman dengan lelaki tersebut.

-🦋-

Di sekolah rumor tentang murid baru dari Bandung sudah menyebar luas, ditambah murid barunya itu super tampan, kan lumayan buat bahan cuci mata.

Sean mencoba mengabaikan obrolan teman-temannya, entah kenapa Sean sedikit sensi mendengar tentang lelaki itu apalagi mengingat senyum Irena padanya.

Tak lama kemudian Kai memasuki kelas dan berteriak, "Yan dicariin Joo di depan."

Sean pun bergegas menemui perempuan tersebut.

"Hai Kakk, ini aku bawain roti coklat buat Kakak." Joo tersenyum sambil menyerahkan roti tersebut.

"Gue bosen roti coklat. Besok-besok gue bisa request ga?"

Joo mengangguk antusias, "bisa banget! apa sih yang engga buat Kakak hehe."

Sean menunduk pelan, mendekatkan wajahnya ke telinga Irena lalu dengan pelan dia berbisik. "Mulai besok gue bakalan minta supaya lo jaga jarak sama Varo."

Tepat setelah Sean mengatakan itu bel tanda masuk kelas berbunyi, Sean lalu menepuk pelan kepala Irena, "Pulang bareng gue."

Irena ambyar.

CASSÉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang