Hari ini kadar kekesalan Sean terhadap Irena berada di angka maksimal.
Tadi pagi saat di dalam bus Irena yang petakilan itu tidak sengaja menumpahkan susu coklatnya di seragam Sean.
Alhasil Sean datang dengan keadaan lengket dan kucel tentunya, ya walaupun tetap ganteng.
Lalu saat istirahat Irena menghampirinya yang sedang olahraga sambil membawa sebotol minuman segar sebagai permintaan maaf.
Namun Sean tentu saja belum memaafkannya dan malah membentak gadis itu di tengah keramaian.
Sebenarnya Sean sedikit tidak tega saat melihat Irena yang matanya sudah berkaca-kaca, tapi dia sudah terlanjur kesal, jadi ya biarkan saja.
—🦋—
Jam sudah menunjukkan pukul 16.00 saat Sean berlari kecil menuju bus yang bertujuan ke arah perumahannya.
Dia lalu memasuki bus itu dan mulai mencari tempat duduk yang masih kosong.
Tatapannya terhenti saat melihat kursi paling pojok yang masih kosong. Ia lalu menghampiri kursi tersebut dan duduk.
Seorang gadis di sebelahnya sedang memakai earphone dan menundukkan kepalanya, membuat wajahnua tertupi oleh rambut hitam panjangnya.
Eh?Ini Joo? Sean membatin.
Tumben banget ini anak. Biasanya dia nungguin Sean di depan kelas buat ngajak pulang bareng. Hm bodo amat lah.
Sean pun mengendikkan bahunya dan berusaha untuk tidak bersuara, takut gadis di sebelahnya menyadari keberadaannya.
Bus berhenti mendadak, menyebabkan kepala Irena menyentuh bahu Sean. Oh, Joo lagi tidur, pantes diem.
Sean yang bahunya dijadikan bantal itu mencoba menyingkirkan kepala Irena, namun saat tangannya tanpa sengaja menyentuh jidat Irena ia tersentak kaget.
Suhu badannya tinggi!
Jadi ini penyebab Joo bertingkah kaya orang normal? - Sean
Lelaki itu lalu memandang wajah Irena yang terlihat pucat. Mau berlaga tidak peduli namun ada sedikit perasaan khawatir di benaknya.
Ah biarin aja deh, kapan lagi coba Sean bebas tanpa Irena?
—🦋—
"Assalamualaikum tante,"
Tari yang sedang menunggu Irena pulang bergegas menuju pintu saat sebuah ketukan di pintunya terdengar.
"Eh nak Sean?Loh ini Irena kenapa astagfirullah!"
Wanita paruh baya itu menutup mulutnya kaget saat melihat Sean yang sedang menggendong Irena di punggungnya.
"Tadi pas pulang Irena badannya panas banget tante." Sean menjawab pertanyaan Tari dengan muka yang sedikit khawatir, eh?
"Ya udah tolong bawa masuk dulu ya nak." Ucap Tari sambil memandu Sean arah ke kamar Irena.
Setelah menaruh Irena di atas kasurnya Tari meminta Sean untuk menjaga Irena sebentar karena dia akan menyiapkan kompresan.
Ya, lelaki itu memutuskan untuk tidak jadi meninggalkan Irena mengingat dia adalah tetangganya, ingat ya cuman saling tolong menolong sesama tetangga!
Sean memperhatikan kamar gadis mungil ini. Gila, rame banget sama poster poster Korea yang sama sekali ga dia ngerti. Di sudut kamar ada lemari kecil yang isinya puluhan album.
Sean lalu memusatkan perhatiannya kepada pemilik kamar tersebut. Lalu selanjutnya terdengar gumaman kecil.
"Kak Sean, jangan marah lagi sama Joo ya..."
Untuk pertama kalinya Sean merasa jantungnya berdetak lebih kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CASSÉ
FanfictionSelain fangirling-an ada empat hal lainnya yang Irena Jovanka cintai : 1. Keluarganya 2. Coklat 3. Traveling, dan 4. Sean Mahardika Tapi permasalahnnya, Sean Mahardika tidak suka perempuan yang berisik. Well, it's mean that Sean Mahardika already pu...