3rd Dream : A Walker

1.4K 303 58
                                    

Jihoon tidak bisa berkata-kata sama sekali. Semuanya terlalu mengejutkan. Dia tidak pernah mengira jika Soonyoung akan terbangun dan dapat melihatnya. Orang biasa tidak seharusnya bisa melihat sosok Dream Spreader seperti Jihoon.

Tanpa melepaskan genggamannya, Soonyoung menyibak selimutnya dan berdiri di hadapan Jihoon, masih dengan tatapan tajamnya.

"Kau yang berbicara saat aku tidak sadar tadi, 'kan?" tanya Soonyoung.

"Aku..."

Jihoon kembali tergugu, dia tidak tahu harus menjawab apa. Saat dia melihat tatapan Soonyoung, dengan refleks dia melangkah mundur sehingga jarak mereka semakin menjauh. Namun, Soonyoung menariknya untuk kembali mendekat.

"Kau penyebab mimpi burukku?"

Jihoon menggeleng dengan cepat. Dia hanya menyebarkan, dia tidak menciptakan mimpi buruk bagi Soonyoung.

"Tapi kau yang memberikan semua mimpi buruk itu padaku. Membuatku tersiksa selama bertahun-tahun. Aku bahkan tidak pernah bisa terbiasa dengan semua mimpi buruk yang terus berulang itu. Kenapa kau melakukannya?" setiap kata demi kata Soonyoung ucapkan dengan intonasi pelan dan lembut, dia tahu kalau Jihoon takut padanya dan terkejut karena dirinya. Meskipun begitu, genggamannya tetap seerat sebelumnya, dia takut kalau Jihoon akan kabur begitu saja kalau dia melonggarkan genggaman tangannya.

Kepala Jihoon tertunduk dan dia jatuh berlutut ke lantai.

"Maafkan aku...," suaranya begitu pelan, seperti sedang berbisik tetapi Soonyoung masih bisa mendengarnya. "... Aku tidak bermaksud membuatmu menderita tapi, hanya itu satu-satunya cara."

"Cara untuk apa?" tanya Soonyoung lagi.

Jihoon menengadahkan kepalanya agar dia bisa melihat wajah Soonyoung. "Satu-satunya cara agar aku bisa bertemu denganmu."

"Tapi kau berada di sini sekarang dan aku sedang tidak bermimpi," ujar Soonyoung. "Kau bisa bertemu denganku tanpa mimpi-mimpi buruk itu," sambungnya.

Jihoon membalasnya dengan gelengan. Dia menjentikkan jarinya, membuat lampu kamar rawat Soonyoung menyala, lalu menarik lengan sweater tangan kirinya yang tengah digenggam Soonyoung, membuat Soonyoung mau tidak mau harus melepaskan genggamannya karena Jihoon sepertinya ingin menunjukkan sesuatu padanya.

"Satu untuk setiap kunjunganku padamu tanpa mimpi," tukas Jihoon sambil menunjukkan lengannya yang memiliki banyak bekas luka bakar yang melintang panjang, Soonyoung bisa melihat beberapa yang sudah hampir sembuh tak berbekas dan dua di antaranya yang terlihat seperti luka baru.

"Kenapa kau melakukannya? Kau terluka hanya untuk bertemu denganku."

"Kau juga menderita hanya karena aku ingin bertemu denganmu," balas Jihoon.

Sebelum pembicaraan mereka semakin jauh, ponsel Jihoon berdering. Jun memanggilnya lagi.

"Aku harus pergi. Mungkin setelah ini kita tidak akan bertemu lagi. Sampai jumpa Kwon Soonyoung."

Tetapi, lagi-lagi Soonyoung menahannya saat dia berdiri dan hendak pergi.

"Siapa namamu?"

NIGHTMARE FACTORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang