5.Prasangka

40 20 0
                                    

"Assalamualaikum" Lara membuka pintu rumah. Saat berbalik badan ia melihat kakaknya sedang tersenyum penuh arti.

Marah menyenggol lengan gadis itu dan beberapa kali mencolek dagunya.
"Kakak kenapa sih?" ujarnya. Mengerutkan kening bingung.

Demi apa? Kenapa sifat Kak Hani sangat aneh? Apa mungkin dia ketempelan jurik waktu pulang dari kantor? Beberapa pertanyaan seketika melintas di otak Lara.

1 detik...

2 detik...

3 detik...

4 detik...

Interogasi dimulai

"Kamu dari mana hayo? abis jalan sama cowok ya?" tanyanya intens.

"Kak Hani dijawab dulu salamnya!" Lara menghela berat.

"Astagfirullah, iya lupa. Waalaikumsalam wr.wb." Marah meringis, "nah, sekarang ayo jawab!"

Lara bersuara dengan malas, "Abis dari sekolah kak Hani sayang, tadi aku nelfon gak dijawab. Karena hujan deras satupun angkot gak ada yang lewat. Akhirnya aku mutusin jalan ke perempatan, trus waktu di jalan tiba-tiba dia dateng nawarin tebengan," jelasnya panjang-lebar.

Sabar Lara!! Sabar...

Jika tak diberi penjelasan A-Z Hani tidak akan mudah percaya. Dari dulu hingga saat ini, bagi Lara hal itu sangat menyebalkan.

Pasalnya dulu saat SD ia sering membohongi Hani tentang larangan memakan permen, tetapi gadis itu membangkang. Sampai-sampai kakaknya terkena amukan Gia karena tidak bisa menjaga Sang adik.

Lara nakal sih!

"Oh gitu, yaudah sana ganti baju ntar kamu masuk angin!"

Marah begitu menyayangi adiknya. Ya, walau terkadang seperti kucing dan tikus, bertengkar dan beradu mulut menjadi aksi lama mereka.

Saat berjalan menuju kamar, seketika langkahnya tertahan.

"Dek, jaket siapa yang kamu pakai?" Hani mengangkat kedua alis.

"Yampun, tuh kan lupa gak gue balikin," monolognya. Refleks menabok dahi.

"Jaket temen kamu?" tebak Hani tepat yang mendapat anggukan dari Lara.

"Iya kak"

"Yaudah cuci dulu aja! Gaenak juga kalau kamu balikin dalam keadaan kotor," saran Hani.

Lara melenggang menuju kamar, membersihkan diri dan berganti baju.

Beberapa waktu kemudian, ia mengeringkan rambutnya dengan handuk. Lantas menuruni tangga sembari bersenandung ria menuju dapur.

"BABY, I DON'T UNDERSTAND THIS, YOU'RE CHANGING I CAN'T STAND IT"

"MY HEART CAN'T TAKE THIS DAMAGE"

Lara bernyanyi begitu keras. Hingga
kakaknya yang sedang menonton TV merasa terganggu. Tak ada unsur sengaja, dari atas pun ia sudah tidak jelas seperti itu.

RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang