8

90 5 2
                                    




Sudah tengah malam. Yone dan Naako duduk dipinggir jalan sambil minum sekaleng bir, mereka sudah pulang dari rumah sakit. Oda Nana masih harus menjalani perawatan. Muka Naako sudah memerah, kelihatannya toleransi alkoholnya rendah. Beda dengannya, Yone sehabis pulang kerja selalu minum-minum dengan atasannya, jadi dia sudah kebal dengan pengaruh alkohol

"Maaf karena aku keselamatan kalian jadi terancam... karena aku juga Oda Nana jadi begini... aku terlalu gegabah mengambil keputusan", ujar Yone

"Bukan salahmu, makhluk itu memang harus dihabisi", gumam Naako

"Naako, apa kau mendapat masalah gara-gara kejadian dilembah tadi sore?"

"Ya, Saito memberiku surat peringatan"

"Maaf menyeretmu dalam masalah... besok aku harus kembali pulang"

"Tak apa, Yone... berkat kau aku jadi tahu rasanya tanggung jawab, selama ini aku selalu meremehkan kasus-kasus kecil. Kau memberiku pengalaman baru. Aku yang harusnya berterimakasih"

"Aku pikir kau akan marah padaku"

"Untuk apa aku marah, kau partnerku. Aku bangga bisa bekerja denganmu, selama ini aku hanya bersama Oda... kami berdua kurang tanggung jawab saat bekerja, saat kau dinas kemari kau memberi kami banyak hal positif. Sifatmu patut diacungi jempol, Yone. Mungkin kepolisian meremehkan kita, menyebut kita sok pahlawan. Tapi kita sudah berusaha melakukan yang terbaik, sudah tugas seorang polisi untuk menjaga keamanan masyarakat.", tak disangka gadis datar seperti Naako bisa mengeluarkan kata-kata ajaib seperti itu

"Terimakasih", Yone tersenyum lemah

"Aku ingin makan nabe denganmu dan Oda. Kelihatannya menyenangkan... oh ya nama kita hampir mirip kan?"

"Apanya?"

"Yonetani... Nanami, Nagasawa...Nanako, dan Oda...Nana... Nanachanzu !"

"Apa itu?"

"Itu kita bertiga. Ayo sebut diri kita Nanachanzu", sifat antiknya Naako keluar

"Ayolah jangan konyol. Sempat-sempatnya bercanda saat situasi sedang kac-"

"Ayolah, Yone", Naako mengguncang bahunya

"Iya iya. Sudah dulu, aku mau beres-beres koper"

Baru juga Yone berdiri tiba-tiba terdengar teriakan warga, ia melihat asap membumbung tinggi dilangit. Orang-orang berbondong-bondong turun ke desa, sepertinya kebakaran. Yone dan Naako menghampiri lokasi, tempatnya ada di bengkel Shida Manaka. Yone bisa melihat Shida keluar dari rumah terbatuk-batuk, Yone dan Naako lari menghampirinya

"Shida, kenapa bisa jadi begini?"

"Uoohhoookk... makhluk itu ada disini...", Shida menjelaskan, dia masih menggenggam senapan

"Eh?"

"Dia di dalam rumahku... rumahku terbakar..."

"Dimana dia?", Yone mengeluarkan pistolnya

"Belakang rumahku, ayo Yone-san. Kita habisi"

"Tunggu. Naako, kau tunggu disini", Yone mencegah Naako

"Aku mau ikut"

"Berjaga saja"

Benar kata Shida, harimau itu berada ditengah kobaran api. Shida langsung menembakinya, tepat mengenai punggungnya. Dia mengaum dan lari kearah Shida, Shida mengeluarkan pedang katana yang dipasang dipinggangnya. Saat harimau itu mendekat, Shida menebaskan pedangnya ke muka makhluk itu, harimau itu mengaum kesakitan dan sedikit menjaga jarak

"Yone-san, tembak dia selagi dia fokus menatapku"

DOORRR

Peluru itu mengenai sisi tubuh harimau, dia mengaum dan lari kearah Yone, Yone menembakinya tapi sepertinya tidak mempan. Sialnya lagi pelurunya habis, harimau itu melompat kearahnya dan jatuh tepat diatas tubuhnya, membuka mulutnya lebar-lebar hendak mencaploknya. Yone menahan kepala makhluk itu dengan kedua tangan, kekuatan makhluk itu luar biasa. Naako muncul dari samping rumah dan melempari harimau itu dengan bata

"Lihat sini, kucing sialan !"

Harimau tersebut mengalihkan pandangannya ke Naako, mengaum keras. Kesempatan untuk Yone, dia mengambil pisau lipat disaku celananya, dan menusukannya kebawah lengan harimau. Makhluk itu meraung kesakitan, Yone lari kearah Naako dan memeluknya erat-erat, mereka jatuh ketanah. Harimau itu menggeram lalu lari dan melompat kearah mereka. Mereka berdua menutup mata, Yone berusaha melindungi Naako dengan mendekapnya ke dadanya.

Tiba-tiba Shida sudah berdiri didepan mereka, menengahi jarak. Dia menekankan moncong senapannya ke leher harimau dan menembaknya berkali-kali. Peluru menembus leher makhluk itu, disertai cipratan darah. Makhluk itu langsung ambruk diatas tubuhnya, Shida mendorongnya dan berdiri. Menatap makhluk itu. Harimau itu tergeletak tak bergerak diatas tanah, darahnya mengalir

"Yone-san, Nagasawa-san... sudah selesai"

"Eh?"

Polisi beserta pemadam kebakaran datang ke lokasi, Inspektur Kobayashi dan Kepala Saito berlari kearah mereka


"Yonetani, sudah kubilang un-... eh?"

"Apa ini? Makhluk itu...", Kepala Saito terdiam

"Sudah kami bunuh", sambung Shida berusaha mengatur nafas

"Jadi selama ini pelakunya adalah seekor harimau?", tanya Inspektur Kobayashi mendekati makhluk tak bernyawa itu

"Yeah, dia yang menewaskan warga"

Setelah rumah berhasil dipadamkan, Yone dan Naako duduk ditepian kebun kol. Pakaian mereka lusuh terkena tanah, tangan Yone sedikit berdarah terkena taring harimau itu. Ternyata warga desa sudah tahu kalau mereka berempat pergi ke lembah untuk memburu binatang tersebut. Seorang anak kecil berambut pendek datang menghampiri mereka berdua

"Kakak polisi, terimakasih sudah menyelamatkan kampung kami", anak itu berkata

"Ya sama-sama, nak", Yone dan Naako tersenyum kearahnya

"Kakak, aku punya gambar untuk kalian sebagai ucapan terimakasih. Itu gambar Nagasawa-san, Yone-san, dan Oda-san. Aku yang membuatnya. Kalau aku besar nanti aku mau jadi polisi seperti kalian"

 Kalau aku besar nanti aku mau jadi polisi seperti kalian"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Oh ya terimakasih banyak. Gambarnya indah"

"Techi, ayo kemari", seru seorang wanita paruh baya

"Iya ibu"

Si anak kecil bernama Techi lari menghampiri ibunya. Sehari berlalu...
Kepolisian Prefektur Yamagata menganugrahi Yone, Naako dan Oda sebuah bintang, serta beberapa uang dan pangkat mereka dinaikan, semua berkat aksi heroik ketiganya dalam mengamankan keselamatan warga. Shida Manaka dibelikan sebuah rumah gratis dan uang sebesar 1 juta Yen karena berhasil membunuh harimau tersebut. Dan mereka merayakan keberhasilan dengan makan nabe bersama di warung Suzumoto

THE END

BEAST IN THE VALLEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang