[1] Dialog Dua Layar

6.8K 293 21
                                    

Ray menatap layar laptopnya. Tangannya bergetar. Matanya pun ragu berkedip. Apa yang dia lihat di depan matanya seperti mimpi. Ia bahkan ragu jika ini nyata.

Pukul 12.05 AM.

Harusnya ia sudah berbaring di sprei bermotif bunga tulip. Harusnya ia sudah merasakan detak lembut jantung Prisil saat ini. Namun beranda Facebook mengunciya di depan meja rias sang istri. Tampilan di layar laptop sang istri bercerita lain. Ada satu cerita yang tak usai dari beberapa tahun silam.

"Life, laugh, and love."

Caption ini yang mengganggunya selama beberapa puluh detik. Foto yang terpampang di layar yang mengikat dirinya dan membuka kembali pintu hatinya untuk melihat sosok di dalam gambar itu.

Ray menatap sosok itu tanpa berkedip. Dia tidak berubah. Dia masih sama. Bahkan usia pun tidak mengubah wajahnya lebih tua. Tapi Ray tahu, dia sudah lebih dewasa dan bijaksana.

Ayumi Rheyzia.

Izzy.

Dia kembali. Bukan hanya di jagat Facebook. Malam ini, dia mengacaukan hatinya. Mencuci otak Ray sebagai lelaki beristri dari dua orang bocah lucu.

Izzy.

Nama itu kembali menawannya. Seperti tidak pernah memberi udara kebebasan dari jantungnya yang berdetak.

🌆🌆🌆

"Izzy, don't you go to sleep?" Amjad bersuara serak ketika menyadari Izzy masih berada di meja kerjanya.

"Aku masih bekerja," Izzy mengganti layar kerja dari Facebook ke Words. Dia melanjutkan mengetik beberapa kalimat panjang analisa tentang Modest Wear in Indonesia.

Izzy tahu, Amjad memilih melanjutkan tidur. Dengkurnya yang keras mengganggu konsentrasi Izzy berpikir. Akan tetapi dia mengalami insomnia akut. Tidak bisa berpikir untuk esainya. Facebook menemaninya malam ini. Lagipula sudah lama dia tidak mengepos apapun di akun sosial temuan Mark Zuckerberg ini.

Glug!

Sebuah notifikasi muncul. Detak jantung Izzy menghentak cepat. Tangannya gemetar. Dingin. Berkeringat.

Rayhan Hammadi Jamal: "Apa kabar, dek Izzy? Kayaknya makin segan saja kita ngomong dengan dek Izzy. Bukan saja nambah titelnya, kehebatannya juga."

Izzy ingin membalas, tapi, apa?

Dia sama sekali tidak siap menemukan komentar pertama dari Ray. Foto yang dia bagikan di halaman Facebook tidak disangka akan memancing kehadiran lelaki ini.

Izzy sadar. Dia harus segera membalas.

Izzy Ayumi: "Hei, bang. Lama tidak bertemu. Aku baik. Abang apa kabar? Hmm, nampaknya ada yang makin sukses. Sudah jadi kepala dinas sekarang, ya?!"

Fiuh!

Basa basi macam apa ini? Dia ingin menghapus balasannya, tapi Ray sudah terlanjur membaca. Terbukti dari notif yang muncul di layar jika Ray sedang mengetik balasan komentar.

Detak yang Tak Pernah Berhenti (T.A.M.A.T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang